Brakkk..
Pintu itu terbuka dengan kencang. Seseorang terlihat terengah-engah sambil memperhatikan sekelilingnya. Ia berjalan menuju salah satu sudut dengan pandangan yang mulai memburam. Air matanya siap jatuh saat ini juga. Namun ia segera menepisnya agar air mata itu tak membasahi pipinya.
"Ona." Panggilnya pelan.
Gadis itu tak bergerak, masih mempertahankan posisi yang sama. Ia tertidur dengan pulas ya di salah satu ranjang ruangan bernuansa putih itu. Bibirnya yang tadi terlihat pucat kini sudah hilang. Tapi itu tak membuat seseorang di samping ranjangnya berhenti untuk khawatir.
"Maafin gue Na. Maafin Aga."
Aga terduduk lesu di lantai. Ia panik bukan main saat tiba-tiba terbangun sendirian. Tidak ada Leo di sampingnya. Di tambah Bima mengatakan bahwa Leo berada di uks. Pikiran Aga semakin kalang kabut. Kenapa Aga harus tertidur! Ia jadi tidak bisa menjaga Leo, yang ia tahu akhirnya bahwa Leo sudah berada di uks.
"Kenapa gue nggak becus banget sih jadi cowok!"
"Kenapa gue harus tidur sampai nggak tau apa yang terjadi sama Ona!"
"Aga bodoh! Aga bodoh!"
"Sekarang Ona sakit, gue emang nggak becus jaga dia. Gue payah!"
Pria itu memukul dadanya sendiri dengan kencang. Ia sampai tak sadar bahwa gadis berambut pendek itu sudah membuka matanya. Mendengar semua kata penyesalan Aga, walaupun ia merasa bahwa ini bukan salah lelaki itu.
Leo tersenyum kecil melihat tingkah Aga. Ia menarik rambut Aga pelan. "Hey?"
"Ona?" Aga segera bangkit dan menggenggam tangan Leo. Leo sempat kaget tapi ia juga tidak ada masalah dengan itu.
"Lo nangis lagi?" Tanyanya sembari mengganti posisinya menjadi duduk. Ia rasa sudah cukup acara tidur nya, badan nya juga sudah terasa sehat. Perut nya sudah tak lagi melilit, walaupun masih terasa tidak enak kerena faktor bulanan.
"Habis nya gue khawatir sama lo. Lo kenapa?"
"Gue nggak papa kok."
"Lo kenapa?!" Aga mengguncang bahu Leo pelan, membuat Leo hanya bisa menghela nafas.
"Cuma sakit perut Ga, lagian ini juga udah nggak sakit."
"Kok bisa sakit perut? Lo habis makan apa?" Tanya Aga dengan tatapan nya tak lepas dari wajah Leo.
"Enggak makan apa-apa, punya maag sih gue. Sama lagi dapat tamu bulanan aja."
Mata Aga membelalak. "Lo punya maag? Harusnya lo nggak boleh telat makan, lo nggak boleh makan yang pedas-pedas, lo nggak boleh minum kopi. Tapi lo malah ngelakuin itu semua. Lo-" Aga menghentikan bicaranya. Ia memukul-mukul kepalanya sendiri membuat Leo langsung menghentikan nya. Kenapa Aga suka sekali menyakiti dirinya sendiri.
"Kopi!! Kenapa gue kasih lo kopi tadi pagi sih Na! Kenapa gue bodoh banget."
"Maaf Na, maaf udah buat perut lo sakit." Aga tertunduk sambil kembali menggenggam tangan Leo.
"Apaan sih Ga, nggak usah lebay deh. Gue nggak papa."
Tapi terlambat, bahu Aga sudah terguncang. Walaupun tak bersuara tapi Leo tau lelaki di hadapannya ini sedang menangis. Kadang Leo berpikir bagaimana bisa seorang Aga yang memiliki postur tinggi dan gagah ternyata sangat mudah menangis. Bahkan kelakuannya lebih mirip anak TK.
"Hem bayi besar nangis lagi nih." Leo mengelus-elus rambut Aga membuat nya menjadi berantakan.
"Cup cup cup."
KAMU SEDANG MEMBACA
GERHANA
Teen FictionCowok tampan dengan perawakan tinggi tapi pikiran nya ketuker sama anak TK, itu Aga. Kadang bisa jadi balita kadang bisa jadi monster.- Leo Cewek sengklekan berwajah bidadari itu namanya Leo, tapi gue lebih suka panggil Ona. Tomboy dan urakan, untun...