25. Resmi

69 6 0
                                    

Langkah kaki itu semakin cepat berlari menjauh. Ia benar-benar kewalahan melawan serangan mereka. Tidak sempat untuk melarikan diri dengan motor kesayangannya. Badan nya sedang kehabisan tenaga sore tadi, sial sekali malamnya mendapatkan serangan mendadak yang tidak terduga.

"Brengsek!" Umpatnya saat melihat didepannya terdapat segerombolan orang yang siap menyerang nya lagi.

Ia melihat ke belakang, dan sialnya rombongan Aga dan yang lain masih terus mengejarnya.

"Gimana nih Ron?" Dito celingukan dan terlihat cemas, mereka terkepung. Perbandingan nya saja sudah kalah telak, 6 :12 ? Bagaimana Baron bisa mengalahkan lawannya yang berjumlah 2 kali lipat dari kekuatan yang ia miliki.

"Ck, jadi gini cara main kalian? Berani nya keroyokan hahaha, LOSER!!"

"Ya gimana ya Ron, lo duluan yang nyenggol gue." Nicho berjalan santai mendekati Baron menyisakan jarak 3 meter diantara mereka.

Aga terlihat menyeringai dari belakang, nafasnya masih terengah-engah dengan wajahnya sudah terdapat luka lebam. Fero dan lainnya pun sama kondisinya, hanya tersisa Bintang yang masih mulus dan terus merapalkan doa entah apa. Mungkin hanya Aga yang berani mengajak anak ustad tawuran. Dan entah jin apa yang merasuki Bintang sehingga terhipnotis dengan rayuan maut Aga.

Baron masih terdiam, memutar otak bagaimana caranya lepas dari kepungan maut mereka. Ia bahkan sudah tidak perduli dengan anak buahnya yang lain. Persetan dengan mereka, kekuatan nya saja ia yakin tidak mungkin menang kali ini.

"Gue gak masalah lo mau ganggu siapapun, tapi kali ini lo ganggu cewek kesayangan gue. Jadi gue harus turun tangan."

"Leo? Jadi bener kalau lo putusin Bella buat cewek liar kaya dia?"

Aga sempat ingin maju memukul mulut busuk Baron saat itu juga, namun tangan Bima lebih dulu mencegahnya.

"Ini giliran Nicho." Peringat nya pada Aga.

Fero berbisik pelan pada Bima. "Tapi gue belum sempet nendang selangkangan nya Dito! Gue gak terima bisa-bisa nya dia mukul my baby Jeni."

"Yaudah tendang aja sekarang."

Tangan Fero mengepal kuat, ia melangkah maju dan bertekad mantap menendang selangkangan Dito. Kesempatan emas karena Dito tidak menyadari langkah nya dari belakang.

Seringaian Fero terpahat sempurna. Ia berhitung dalam hati. Mengambil ancang-ancang, 1..2..3.. dan

Bughh...

"AAKKHHHH...!!! ROBERTO GUEE..!!"

Jeritan memilukan dari Dito seakan bagai tabuhan genderang perang. Nicho dan yang lain mulai maju dan menghajar satu-satu lawan di depannya.

Fero kembali kebelakang sambil terkekeh melihat Dito seperti cacing kepanasan di aspal jalan. Salah siapa menganggu gadis gemoy miliknya. Sedangkan Aga dan Bima hanya bisa geleng-geleng kepala melihat tingkah Fero barusan.

"Tega banget lo Fer ngerusakin benda pusaka Dito." Ujar Kevin yang merangkul kan lengan nya pada bahu Fero.

"Ya mau gimana. Gue kesel banget sama tuh orang."

"Btw nama 'adek' nya Roberto ya? Punya lo apa Fer?" Tanya Reno yang kepalanya nyebul diantara Fero dan Kevin.

"Punya gue namanya Vincenzo Cassano. Emang punya lo apa?" Tanya Fero balik.

"Punya gue lokal aja sih." Ujar Reno sambil terkekeh kecil. Melihat bergantian antara Kevin dan Fero yang sudah penasaran. "Gani."

"Gani?" Kevin mengerutkan keningnya.

GERHANATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang