10. Nicho si menyebalkan

186 6 0
                                    

Tin..tin.. suara klakson mobil Aga seperti peluit lomba lari bagi Leo. Ini sudah hampir jam 8 malam, tapi Aga baru datang alhasil ia dengan buru-buru keluar dari rumah.

Kepala Aga menyembul keluar dari mobilnya. "Bunda..." Aga melambai ke arah Jihan yang berdiri di depan pintu, memastikan anaknya benar-benar berangkat dengan Aga.

"Naga..." Lambai Jihan kembali. Tapi raut wajah Aga langsung berubah, senyuman nya hilang. Kenapa calon mertuanya ini selalu melupakan namanya.

"Aga bunda..!" Teriak Aga lagi. Dan Jihan hanya menepuk jidatnya seolah meminta maaf karena lupa. Lagi!

"Assalamualaikum bunda..."Aga kemudian menjalankan mobil nya karena Leo sudah mulai menjelma menjadi singa betina sekarang, ia sengaja tak turun karena memang ia tau, ia terlambat.

"Waallaikumsalam...jagain anak bunda yang nggak tau masih perawan atau nggak itu!" Teriak Jihan yang masih bisa di dengar oleh mereka berdua walaupun sudah mulai berjalan menjauh dari rumah.

"Dasar bunda." Leo mendengus kesal.

"Hehe emang bener Na?"

Leo mengangkat satu alisnya. "Maksud lo?"

"Yang di bilang bunda tadi."

"Ya enggak lah gila! Gue masih 100% perawan, orang nggak pernah pacaran mau gituan sama siapa? Masak iya sama pak Suratno!"

"Oh..jadi lo masih suci dong."

"Lo pikir? Ya iyalah masih suci, mau liat?"

Aga seakan mendapat sambaran petir, ia tak menyangka Leo akan mengatakan itu, ia kan hanya bercanda. Ia meneguk saliva nya sendiri dan mengalihkan perhatian.

"Em..masak iya sih Na lo nggak pernah pacaran?"

"Enggak."

"Wahh..rugi lo, masa SMA tapi nggak punya cerita kaya Dilan sama Milea, nggak pernah merasakan indahnya cinta."

"Gue belum pernah pacaran bukan berarti gue nggak pernah jatuh cinta, paham?"

Aga tersentak, jadi Leo pernah jatuh cinta? Dengan siapa? Kapan? Sekarang bagaimana? Apa dia juga masih mencintai orang itu? Apa orang itu akan menjadi penghalang nya?

"Iya ya." Jawab Aga dengan tersenyum palsu. Namun pikiran nya masih banyak yang dipertanyakan. Tapi ia takut jika mengetahui jawaban yang ia dapat akan membuatnya sakit.

Leo hanya melirik Aga, ia jadi teringat pada orang itu. Orang yang menjadi first love nya untuk perasaan yang berbeda, bukan cinta sebagai keluarga atau teman, tapi cinta bak Dilan dan Milea. Tapi mungkin takdir mempermainkannya, mereka harus terpisah jauh, bahkan lost contact.

"Aduh." Leo melirik Aga yang sedang memegangi kepalanya.

"Kenapa?"

"Pusing." Jawab Aga singkat. Leo sedikit khawatir, pasalnya memang sejak awal mereka berangkat Leo menyadari bahkan wajah pria itu sedikit pucat tapi ia abaikan. Sekarang Aga mengeluh pusing?

"Are you okay Ga?"

"Iya Na gue nggak papa."

"Muka lo pucet gitu." Ujar Leo memperhatikan wajah Aga. Aga meliriknya dan tersenyum.

"Nggak papa kok Ona nggak usah khawatir."

"Gue aja deh yang nyetir, kayanya lo kecapean."

"Udah gue aja."

"Aga! Berhenti nggak! Gue aja yang nyetir."

"Iya iya oke." Aga meminggirkan mobil nya di tepi jalan yang sepi. Mereka lalu berganti posisi. Leo mengemudikan mobil dan Aga berada di samping Leo. Ia terlihat memijat pelipisnya pelan.

GERHANATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang