Happy reading:*
Langkah kaki Leo terlihat santai menyusuri koridor pagi ini, ia memakai Hoodie hitam dengan kepala nya tertutup tudung. Hujan membasahi bumi sejak dari subuh tadi, tak heran suasana menjadi dingin menusuk tulang.
"Huft..." Leo menggigil dan menggosokkan kedua telapak tangan nya agar terasa lebih hangat. Ia cukup basah karena hintikan hujan jatuh di atas tubuhnya, untung saja ia berangkat menggunakan mantol tadi, jadi hanya motor nya saja yang basah kuyup.
"Le?"
Panggilan itu sontak membuat gadis itu menoleh.
"Loh Nic? Lo sekolah emang udah sembuh?"
Yang ditanya hanya cengengesan sambil menyamakan langkahnya dengan Leo. Ia memasukan tangan nya ke saku celana dan menatap lurus ke depan.
"Yeh ni anak di tanya malah diem."
"Gue udah sembuh kok, langsung sembuh malah gara-gara lo jenguk gue. Oh iya kita kan udah pacaran kan ya? Boleh dong panggilan nya aku-kamu." Nicho merangkul kan tangan nya di bahu Leo. Dan kini semua mata tertuju pada mereka berdua.
"Dih najis." Leo melepaskan tangan Nicho yang mengganggunya. "Inget ya Nic, kita cuma pura-pura pacaran. Dan itu pun cuma di depan orang tua lo, jangan ngelunjak deh."
"Ck, iya iya gue tau." Nicho menggerutu sebal karena Leo lagi-lagi menolaknya. "Nanti kita ke kantin bareng yuk?"
"Gue bareng sama temen-temen gue."
Nicho memutar matanya malas. "Yaudah gue ikut gabung."
"Terserah."
Langkah Nicho berhenti di depan pintu berwarna coklat tua itu. Sedangkan Leo terus lanjut berjalan karena belum sampai di kelasnya. Walaupun kelas nya dan Nicho hanya bersebelahan.
"Semangat belajar ya Le!" Teriak Nicho dengan senyuman kecil kemudian lari masuk ke dalam kelas yang belum ramai penduduk.
Leo tak menoleh sedikit pun bahkan tak bereaksi apa-apa. Ia malah memikirkan seseorang yang Leo takutkan mendengar teriak dari Nicho tadi. Namun begitu masuk hanya terdengar beberapa orang yang sedang mengobrol, termasuk dua orang laki-laki di pojok kelas.
"Eh Leo udah dateng." Ujar Bima yang sedang duduk santai di kursinya. Sedangkan Aga langsung menyambut Leo dengan senyuman cerianya.
"Minggir Bim gue mau duduk."
"Ya elah Le, gue lagi asik ghibah sama Aga nih ganggu aja lo."
"Ghibah aja sama Fero." Ujar Leo sambil melirik samping kanan nya.
"Apaan sih Le, gue kan lagi mesra-mesraan sama Jeni, keburu si Arin dateng udah ga bisa gue berduaan di hari yang tepat ini. Kan romantis lagi hujan terus berduaan. Kalo si Arin dateng ke tikung lagi ntar gue." Ujar Fero yang tak mau diganggu saat sedang memadu kasih dengan Jeni, begini lah jika jiwa bucin sedang mode on.
"Hehe iya Le, bentar ya." Jeni hanya cengengesan menyetujui perkataan Fero.
Aga yang tak tega membiarkan Leo berdiri kemudian mendorong Bima untuk pindah ke tempatnya sendiri. "Awas Bim minggir sana, tuan putri gue mau duduk."
"Eh anjir kita kan belum selesai ghibah Nicho. Katanya lo pengen tau banyak tentang dia."
Aga melotot dan reflek menoleh ke arah Leo yang masih memasang muka datar seperti biasanya. "Eh hehe, anu kita lanjutin nanti lagi aja ya Bim."
"Ah gak asik lo!" Ujar Bima dengan wajah kesalnya karena terusir saat sedang nyaman-nyaman nya.
Leo yang melihat itu hanya tersenyum kecil dan duduk di kursi nya yang terasa hangat karena sebelumnya di duduki oleh pria berkulit putih yang menjadi sahabat nya itu.
![](https://img.wattpad.com/cover/218231065-288-k243152.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
GERHANA
Teen FictionCowok tampan dengan perawakan tinggi tapi pikiran nya ketuker sama anak TK, itu Aga. Kadang bisa jadi balita kadang bisa jadi monster.- Leo Cewek sengklekan berwajah bidadari itu namanya Leo, tapi gue lebih suka panggil Ona. Tomboy dan urakan, untun...