21. Masih tetap sama

128 8 4
                                    

Kasih bintangnya dong biar semangat, atau komen juga lebih baik hihi ~ author ngarep!

Happy reading:)

Lelaki itu duduk di balkon apartemen nya, memandang sebuah foto hasil jepretan dua tahun lalu. Seorang lelaki tampan yang sedang tersenyum ceria dengan menggandeng gadis yang berekspresi datar ke arah kamera.

Sore itu angin berdesir cukup kencang membuat rambut hitam nya bergerak kesana-kemari. Ia berjalan menuju kursi kecil yang ada disana, mendudukkan tubuhnya pelan sambil meraih secangkir capuccino hangat kesukaannya. Ia menghirup dalam aroma khas capuccino agar hatinya sedikit lebih tenang, namun gagal.

"Es ist zu lange her!" (Sudah terlalu lama!)

"Aakkhh!!" Cangkir ditangan nya terpelanting ke lantai hingga hancur. Ia menarik rambutnya sambil berteriak-teriak seperti orang gila.

"Ich vermisse ihn! Ich vermisse ihn!" (Aku merindukan nya! Aku merindukan nya!)

"Bodoh! Bodoh! Bodoh!" Ia memukuli kepalanya sendiri karena marah, marah pada dirinya sendiri dengan bodohnya meninggalkan orang yang ia cintai dan mencintainya. Orang yang selalu menjadi tempat ia berkeluh kesah.

"I have to go back! Yes, it seems like a good idea hahaha.." Ia tertawa kecil sambil mencium foto yang ia pegang, air matanya turun karena siksaan berat yang diberikan kepadanya ini.

"Warte auf mich, Schatz." (Tunggu aku sayang.)

"Bist du verrückt, Raka?!!" (Apa kamu gila Raka?!!)

Seorang pria setengah baya datang dan memandang ke arah lelaki berusia 19 tahun itu dengan marah.

"Ja! Dein Sohn ist verrückt papa." ( Iya! Anak mu ini gila papa.)

"Sudah berapa kali papa bilang! Lupakan Indonesia, lupakan masa lalu mu disana, dan lupakan gadis bodoh itu. Kamu boleh pergi dari Jerman, kemana pun kamu mau, tapi jangan ke Indonesia. Atau.."

"Atau apa? Papa mengancam ku lagi?" Lelaki itu tersenyum miring sambil berjalan pelan menuju sang ayah. "Apa aku tidak boleh merindukan tanah air ku sendiri? Apa aku tidak boleh merindukan orang yang kucintai?"

"Cukup Raka! Kamu tidak akan kemana-mana. Disinilah tempat mu."

"Disini tempat papa! Bukan tempat ku, disini neraka! Dan papa penyiksanya. Aku akan kembali ke Indonesia, dan papa tidak bisa melarang ku."

Plakk!!

"Jangan gila kamu! Ini semua demi masa depan mu juga. Bagaimana jika keluarga Wijaya sampai tau jika kamu kembali? Bisa saja kamu di bunuh Raka!! Mereka pasti juga akan memecat papa dan menghancurkan karir keluarga kita. Apa kamu mau itu terjadi?! Kamu mau papa dan mama mu menderita?"

"Lagipula bulan depan kamu akan bertunangan dengan Liesel, jadi papa mohon jangan pergi."

"Liesel! Liesel! Liesel! Aku tidak cinta sama dia pa!!"

"Bagaimana bisa kamu tidak mencintainya? Liesel gadis yang cantik, baik, dan tentu nya dari keluarga terhormat. Bukan seperti gadis Indonesia itu, gadis itu hanya membawa masalah bagi keluarga kita, kamu paham Raka!"

"Sama sekali tidak paham! Tidak paham dengan jalan pikiran papa!"

Lelaki itu berjalan cepat meninggalkan tempat itu, ia sudah muak dengan drama menjijikkan ini.

"Raka, wohin gehst du?" (Raka, pergi kemana kamu?)

Tak ada jawaban, Raka dengan cepat mengambil kunci mobil nya dan segera keluar dari ruangan itu. Kenapa hari ini papa nya harus ke apartemen nya, itu membuat Raka tak bisa menahan emosi saat ada titik terlemah nya.

GERHANATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang