22. Licik

99 6 5
                                    

Aga berlari kecil memutari mobil untuk membukakan pintu tuan putri nya. Hari ini Leo sudah mulai kembali ke sekolah setelah satu Minggu ia terpaksa izin karena kondisinya. Dan itu membuat Leo benci karena orang-orang disekitarnya memperlakukan Leo seperti balita. Contohnya sekarang.

"Ona Ona hati-hati turun dari mobilnya."

"Gue gendong ke kelas ya Na."

"Apa kita balik aja ke rumah Na? Gue takut kaki lo masih sakit."

"Ona Ona.."

"Loh kok malah gue ditinggal sih."

Aga berjalan dengan menghentak-hentakkan kakinya karena kesal, padahal kan niatnya baik. Ia hanya tak mau Leo sampai kenapa-kenapa lagi. Dan sekarang gadis itu malah meninggalkan nya tanpa sepatah kata. Walaupun kakinya cidera dan masih menggunakan tongkat elbow untuk membantunya berjalan, tetapi Aga kewalahan menyeimbangkan langkah Leo. Apakah Leo sesemangat itu bersekolah?

Sampai langkah Leo terhenti dan Aga hanya tersenyum miring. "Nah gimana sekarang? Makanya jangan songong."

Leo melirik Aga tajam. Sial. Kenapa kelasnya harus berada di lantai 2. Ia jadi harus melewati tangga. Memang sebenarnya bisa saja Leo melewatinya. Tapi pasti Aga akan menertawakan nya karena berjalan pelan.

"Udah sini gue gendong." Aga jongkok membelakangi Leo sambil tersenyum kecil.

"Gak ah."

"Alah gak ada orang yang liat juga. Masih sepi nih."

Leo melihat sekeliling dan benar. Sepi, karena ini baru jam 6 pagi. Memang sengaja ia meminta Aga untuk menjemputnya pagi. Alasannya? Agar ia tidak menjadi pusat perhatian. Pasti semua orang akan membicarakan Leo. Ah Leo menyesal, kenapa ia harus jatuh seminggu yang lalu. Bahkan beritanya sudah tersebar ke penjuru sekolah.

"Gue bisa sendiri." Ujar Leo melewati Aga dan melangkah pelan menaiki tangga.

"Ini nih anak nya bunda Jihan, gengsian!" Aga tersenyum dan bangkit dari jongkoknya. Mengikuti langkah pelan Leo dari belakang. Menjaganya jika sewaktu-waktu hal yang tidak diinginkan terjadi.

"Oh iya Ga, tadi gue buatin bekal buat lo."

"Hah beneran? Kenapa repot-repot sih Na?" Tanya Aga sembari menyeimbangi langkah Leo yang sudah selesai melewati tangga.

"Minggu kemarin kan gue udah janji Ga." Leo tersenyum ke arah Aga. "Maaf waktu itu gue lupa."

"Asal lo gak lupa sama gue itu nggak masalah sih Na hehe."

Leo hanya menggeleng pelan mendengar ucapan Aga. Sebenarnya bukan sepenuhnya Leo yang membuat bekal. Bundanya lah yang membuat nasi goreng dengan telur dadar di atasnya. Leo hanya bertugas mengisi kotak bekal dengan masakan bundanya.

"Kak Leo! Kak Aga!" Teriak seseorang dari ujung koridor. Seorang gadis yang berlari ke arah Leo dan Aga berdiri. Wajahnya begitu berseri-seri menandakan dia sedang gembira.

"Kak Leo udah sembuh?" Tanya gadis itu sambil mengatur nafasnya yang tidak beraturan, pasalnya ia berlari dari lantai satu ke lantai dua untuk mengejar Leo dan Aga.

"Lo kok kesini Sya? Bukannya kelas lo lantai satu?"

"Tadi aku liat kak Aga sama kak Leo masuk ke sekolah waktu aku baru sampai. Ya aku kejar lah kak, aku mau tanya keadaan kakak. Aku khawatir banget waktu tau kalau kak Leo jatuh dari tangga."

"Lo tau?" Tanya Leo heran.

"Iya lah kak, beritanya aja udah kesebar. Apalagi di liliput, rame banget. Tapi sayang nya adminnya ga update tentang kak Leo lagi. Mau ke rumah kak Leo ga tau rumahnya. Aku dm kak Aga di ig malah di blok. Mau dm temen kakak yang lain gak berani. Mau dm kakak sendiri takut ganggu istirahat kakak. Hem.." Jelas Rasya panjang lebar dengan suara imutnya.

GERHANATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang