"Semua orang memiliki cara tersendiri untuk mendapatkan apa yang ia inginkan"
*******************
Jung Hoseok mengepalkan tangannya tanpa sadar setelah mendengar identitas pemburu yang kemarin datang ke tempat Seokjin.
Pendar mata Namjoon juga terlihat sedikit gelisah, ia tahu kalau pemburu yang Hyunwoo maksud adalah sosok yang sangat pintar dan juga licik. Memperdaya bukanlah sesuatu yang sulit untuknya, bahkan pemburu itu pernah menyebabkan perpecahan yang cukup besar di dalam para bangtan dan juga guard.
"Kita tak bisa memandang remeh pemburu itu. Pertama kita harus mencari tahu bagaimana dia bisa lolos dan tetap hidup sementara yang lain tewas. Berapa orang pemburu yang menjdi kawanannya, dan apa yang tengah ia rencanakan."
Jieun menatap Wonho dan Changkyun yang berdiri di sisinya sembari mengangguk dua kali.
"Aku ingin melihat kenangan yang mungkin tidak kalian sadari saat perang terjadi 20 tahun yang lalu," ujar Jieun lagi.
"Tunggu dulu, kenangan yang tidak kami sadari? Maksudmu kenangan yang tidak kami ingat?"
Jieun mengangguk untuk jawaban dari pertanyaan Seokjin.
"Bagaimana caranya melihat kenangan yang bahkan tak kami ingat?" Jungkook memasang wajah kebingungan yang anehnya membuat Jieun tersenyum.
"Kami sudah memikirkan semua itu. Dan mereka sudah menemukan jawabannya."
Sekali lagi Jieun menatap Wonho dan Changkyun yang tengah mengambil keranjang entah berisi apa.
"Ada dua benda yang harus kalian bawa pulang hari ini. Yang pertama lilin aroma terapi, dan yang kedua cairan dari larksapur."
Dahi Namjoon mengerut setelah memperhatikan lilin yang baru saja diberikan oleh Changkyun. "Ini lavender?"
Changkyun mengangguk. Namjoon selalu menebak dengan sangat baik.
"Aroma lavender bisa membantu menguatkan dan mengembalikan ingatan. Sementara cairan larksapur akan menghadirkan ingatan yang tidak kalian sadari itu, dalam bentuk mimpi," ujar Changkyun sembari tersenyum.
"Malam ini kalian harus meminum cairan ini, dan tidur dengan lilin yang dinyalakan. Selanjutnya kalian bisa menghubungiku jika melihat sesuatu yang berhubungan dengan pemburu itu di masa lalu."
Penjelasan Jieun membuat semua bangtan bungkam. Bukan tanpa alasan. Tapi karena perang 20 tahun yang lalu adalah kenangan terburuk yang ingin mereka lupakan. Terlalu menyakitkan untuk diingat.
Ada sendu yang Jungkook dapati dari netra semua kakak-kakaknya. 20 tahun tak pernah cukup untuk menghapus semua kenangan buruk yang pernah mereka hadapi. Dan sekarang, disaat mereka berpikir semuanya akan baik-baik saja, keadaan justru semakin memburuk.
"Aku tahu semua ini tidak mudah. Tapu kita juga tak memiliki cara lain," ujar Jieun lagi.
Kedua tangan wanita itu bertaut erat seakan berharap 6 Ayah di hadapannya itu bisa menyetujui. Mereka harus segera mencari tahu, harus segera bertindak dan mencegah semuanya semakin memburuk.
KAMU SEDANG MEMBACA
We're The Last
Fiksi PenggemarKetika melindungi anak-anak mereka terasa jauh lebih sulit dan menyakitkan daripada melindungi diri mereka sendiri. Cerita ini hanya tentang Kehidupan generasi Bangtan yang selanjutnya, dengan ke 7 Bangtan generasi sebelumnya yang berhasil bertahan...