"Terkadang lebih baik membiarkan diri sendiri terluka dibandingkan harus melukai orang lain."
**************
Buruk
Kata itulah yang sedari tadi menyelimuti area guard house, pasalnya fakta bahwa Jeon Jungkook menghilang dengan kutukan yang ada di tubuhnya adalah sebuah situasi paling buruk yang seharusnya tidak pernah terjadi.
Karena pemburu yang ada di dalam diri Jungkook, anak itu rapuh. Sekali saja Jungkook lengah, bukan tidak mungkin jika sang pimpinan iblis kembali dan akan menguasai sosoknya.
Yugyeom berlarian bersama Eunwoo dan Yoongi, mencari ke area hutan sebelah Selatan.
Hyunwoo, Jaebum, dan Bam-Bam menyisir hutan bagian Utara.
Minhyuk, Hyungwon, dan Jinyoung pergi ke hutan bagian timur.
Sementara team hutan terakhir, Taehyung, Namjoon, dan Jackson pergi ke bagian timur.
Jimin, Jooheon, dan Hoseok pergi ke daerah pemukiman. Sekedar berjaga-jaga jika Jungkook pergi ke pedesaan terdekat maupun kota.
Ya, Jieun sengaja mengirim bangtan dan juga guard terdahulu. Karena dari segi pengalaman mereka jauh lebih baik. Lebih bisa mengerti situasi, dan unggul dalam hal pertahanan dan juga peperangan. Guard tidak bisa mengambil resiko lebih buruk lagi.
Jieun mendudukkan dirinya, menatap layar besar yang berisi gambaran keadaan lima team yang ia kirim saat ini. Wanita itu menekan alat komunikasi di telinganya.
"Kabarkan jika kalian melihat sesuatu yang janggal. Sekecil apapun itu."
Sang pimpinan guard menggigit bibir bawahnya. Netra itu menatap kamera pengaman yang menunjukkan keadaan sekeliling guard house untuk memastikan bahwa keadaan benar-benar aman selama guard terkuat tengah pergi untuk mencari Jungkook.
Sekali lagi, ia tak boleh mengambil resiko. Ada yang pertama sampai yang keenam di tempat ini. Guard house adalah sasaran empuk bagi para pemburu itu jika ingin membunuh para bangtan dengan satu kali serangan.
"Jieun! Ada yang aneh. Kita melewatkan sesuatu."
Dahi Jieun mengerut. "Apa yang kita lewatkan?"
"Kita terlalu fokus pada diri kita, sampai melupakan para manusia."
Pandangan Jimin mengedar tak nyaman pada bagaimana kompleks perumahan kecil di dekat hutan itu luluh lantah.
Selebaran orang hilang bertebaran di setiap tembok dan bahkan jatuh mengotori jalanan yang sepi oleh lalu lalang kendaraan.
Beberapa pintu rumah di kompleks itu tampak dibiarkan terbuka, begitupula dengan jendela-jendelanya. Seperti ditinggalkan secara paksa oleh para pemiliknya. Tapi kenapa? Apakah ada serangan? Atau yang lainnya?
"Aku akan memeriksa rumah di sekitar." Jooheon berlari cepat, masuk ke rumah-rumah penduduk dan memeriksa isinya satu persatu.
Hoseok mengikuti langkah Jimin menuju sebuah rumah terdekat dari posisi mereka. Keduanya masuk dengan mudah karena pintunya memang terbuka lebar.
KAMU SEDANG MEMBACA
We're The Last
FanficKetika melindungi anak-anak mereka terasa jauh lebih sulit dan menyakitkan daripada melindungi diri mereka sendiri. Cerita ini hanya tentang Kehidupan generasi Bangtan yang selanjutnya, dengan ke 7 Bangtan generasi sebelumnya yang berhasil bertahan...