"Sebuah kepalsuan yang hanya bisa dilihat oleh sebagian orang"
***************
Taehyung masih mengerjapkan netranya tak mengerti, beberapa kali. Netrany menatap Yoongi dan juga Yeonjun secara bergantian seakan-akan memastikan sesutu.
"Hyung?"
Yoongi mengangguk. "Aku pasti akan membawa Yeonjun kembali dengan selamat. Tolong izinkan aku, Taehyung."
Perlahan Yeonjun menelan potongan pisang terakhir yang memenuhi mulutnya kemudian bangkit. Diusapnya bahu Taehyung beberapa kali seakan menenangkan dan juga meyakinkan pada Ayahnya bahwa ia akan baik-baik saja.
"Baiklah, ganti bajumu."
Ada senyum tipis yang terpatri di paras tampan putra tunggal Taehyung itu. Sebelum langkahnya dibawa bergegas masuk ke dalam kamar.
"Ini pasti berat untukmu, Tae. Tapi aku benar-benar berterimakasih."
Yoongi menggenggam erat kedua tangan Taehyung, membuat laki-laki bermarga Kim itu bisa ikut merasakan sakitnya. Taehyung melepaskan tautan tangan mereka dan menarik Yoongi ke dalam sebuah pelukan hangat. "Kau adalah kakaku, kenapa harus berterimakasih seperti ini."
Yeonjun memperlangkah lambatnya untuk menghampiri dua Ayah itu. Sebuah takdir mengubah mereka menjadi saudara, dan Yeonjun berharap ia dan yang lainnya juga bisa seeprti itu. Sebagai yang tertua ia ingin bisa melindungi adik-adiknya selagi ia bisa.
"Yeonjun?"
Anak itu mengangguk. "Aku sudah siap."
Taehyung tersenyum, ia masih ingat bagaimana putra kecilnya itu terlahir ke dunia. Dan sekarang Taehyung harus menghadapi kenyataan bahwa Yeonjun sudah menjadi seorang bangtan yang diintai oleh kematian setiap harinya. Melindungi, dan dilindungi. Itu adalah bagaimana cara bangtan bekerja.
"Minho hyung, dan Jisung akan ikut denganku?"
Taehyung mengangguk. "Tentu saja, mereka adalah pelindungmu. Tugas mereka memastikan kau baik-baik saja."
"Harusnya mereka disini saja, menemani Ayah." ada senyuman yang tak bisa Taehyung tahan terpatri di parasnya.
Ayah satu anak itu, memeluk putra tunggalnya dengan erat. Selama hampir 19 tahun, Yeonjun tak pernah sekalipun jauh dengannya. Mereka selalu bersama kecuali saat Yeonjun harus pergi ke sekolah atau bermain dengan teman-temannya. Mereka banyak bertengkar, tapi Yeonjun maupun Taehyung tahu. Begitulah cara mereka saling perduli pada satu sama lain.
"Ada Yeontan, hyungmu. Kau lupa?"
Yeonjun mendengus. "Benar juga, silahkan menikmati hari yang indah dengan anjing kesayangan Ayah itu."
Setelah berpamitan, jemari Yoongi meraih lengan Yeonjun dan menggenggamnya dengan erat. "Paman mau melakukan apa?"
"Minho, Jisung. Kalian bisa memegang tubuhku."
Kedua guard itu menurut dan memegang lengan Yoongi yang lain. "Pergi dengan cara yang cepat."
Yeonjun merasa lampu di sekitarnya padam untuk waktu yang sangat singkat. Tak lebih dari 5 detik. Dan saat terang kembali menayapa, mereka sudah berada di sebuah tempat yang cukup asing di mata Yeonjun.
Ada Jungkook dan kedua guard nya berdiri disana seakan menanti. Dan Yeonjun hanya mengikuti langkah Yoongi yang menghampiri ketiganya.
"Apa kalian sudah meminta Jungmo dan Wonjin berjaga di pintu masuk Spring curse?"

KAMU SEDANG MEMBACA
We're The Last
Hayran KurguKetika melindungi anak-anak mereka terasa jauh lebih sulit dan menyakitkan daripada melindungi diri mereka sendiri. Cerita ini hanya tentang Kehidupan generasi Bangtan yang selanjutnya, dengan ke 7 Bangtan generasi sebelumnya yang berhasil bertahan...