"Semua orang pasti pernah memiliki keinginan untuk mengubah takdir, walaupun hanya satu kali"
***************
Jungkook mundur beberapa meter setelah berhasil memutuskan lengan salah satu pemburu yang menyerangnya.
Lagi, tanda bangtan itu berdenyut mengerikan seakan memberi tanda bahwa anak-anak itu tengah tak baik-baik saja.
"Aku harus memastikan sesuatu," ujar Jungkook pada Eunwoo dan Yugyeom yang ada di kedua sisinya.
"Biar aku yang menghalangi mereka, Yugyeom temanilah Jungkook."
Guard dari clan 7 itu mengangguk kemudian masuk ke dalam rumah bersama dengan Yugyeom. Di lantai satu mereka bertemu Minho dan Jisung yang sama-sama mengirim sinyal bahwa Yeonjun pergi ke lantai dua.
Di lantai dua mereka bertemu Yoongi dan mengisyaratkan mereka untuk pergi ke lantai tiga. Yugyeom mengeluarkan pedangnya kemudian menghunus punggung laki-laki berjubah yang menjadi lawan Yoongi.
"Terimakasih."
Ketiganya naik ke lantai paling atas dan melihat salah satu pintu terbuka lebar. Ada mayat pemburu dan juga bekas darah berceceran di lantai.
Darahnya berwarna merah dengan bau manis khas milik para bangtan. Sekali lagi Jungkook meringis dan melihat bagaimana tanda bangtan di pergelangan tangannya itu sedikit terbuka.
"Ada yang terluka. Kita harus cepat keluar, kurasa mereka sudah berhasil pergi dari titik kegelapan."
Yugyeom terlihat menatap kekacauan yang belum juga reda sembari menghela nafas. "Kalian berdua pergilah terlebih dulu. Kami akan menyelesaikan semua ini dan melarikan diri."
Jungkook bahkan belum sempat menjawab, tapi sosok Yugyeom sudah menghilang dari pandangnya. Meninggalkan ia bersama Yoongi yang kini menggenggam pergelangan tangannya dengan erat.
"Kita pergi."
Keduanya sampai pada spring curse hanya dalam hitungan detik. Netra Yoongi dan Jungkook sama-sama tertuju ke arah Taehyun yang tengah menangisi Yeonjun yang berbaring dalam diamnya.
Yoongi berlari dengan cepat, kemudian menarik Taehyun ke dalam pelukannya. Bocah itu terkejut untuk seperkian detik, dan saat menyadari bahwa hangat yang mendekapnya adalah sang Ayah, tangisan Taehyun kembali terdengar.
"Ayah," ucapan lirih Taehyun membuat Yoongi menganggukkan kepalanya, "Ayah disini."
Ada air mata yang cukup untuk menggambarkan seberapa besar ketakutan keduanya. Yoongi menangkup wajah Taehyun dengan jemarinya. "Putra Ayah, baik-baik saja?"
Taehyun mengangguk. "Tapi, Yeonjun hyung...."
Jungkook bersimpuh di dekat Yeonjun, membuka jaket berwarna abu-abu yang kini sudah dipenuhi merah darah dari luka di perut anak itu.
Jungkook memejamkan matanya, kemudian menekan luka itu dengan kedua tangannya. Netra Jungkook terpejam kuat, tak lama buliran keringat membasahi wajah sang bangtan terakhir. Perutnya terasa seperti di aduk, rasa mengerikan darahnya sendiri bisa Jungkook rasakan memenuhi mulutnya sekarang.

KAMU SEDANG MEMBACA
We're The Last
Hayran KurguKetika melindungi anak-anak mereka terasa jauh lebih sulit dan menyakitkan daripada melindungi diri mereka sendiri. Cerita ini hanya tentang Kehidupan generasi Bangtan yang selanjutnya, dengan ke 7 Bangtan generasi sebelumnya yang berhasil bertahan...