"Saat kau tubuh dewasa, terkadang kau mulai mengamati hal-hal rumit dan melewatkan hal-hal sederhana yang mudah terlihat "
*****************
Soobin berlari terlebih dulu di susul oleh lima bangtan yang lainnya. Begitu masuk ke dalam ruangan Jieun, perempuan itu sudah berdiri dengan layar besar menayangkan pembunuhan 10 keluarga yang baru saja para bangtan itu lihat sebelumnya.
"Duduk," titah Jieun.
Ke enam remaja itu menurut, mendudukkan diri dan saling berpandangan dengan raut khawatir.
"Aku sudah memutuskan, tentang kita yang harus kembali ke pusat perkotaan."
Layar besar itu menunjukkan tujuh titik utama Korea Selatan, tepatnya di bagian kota-kota besar dimana tingkat kepadatan penduduk tercatat paling tinggi.
"Aku akan menjelaskan pada kalian Bangtan muda, kalau sebelumnya Guard house memiliki tempat di pusat kota untuk memantau pergerakan pemburu di tengah-tengah manusia, dan juga mempermudah untuk menjaga para Bangtan."
Jieun memperluas peta di layar menjadinpeta dunia. "Dahulu setiap benua memiliki Bangtan tersendiri untuk menjaga daerah benua tersebut. Tapi mereka semua tewas, dan generasi yang tersisa hanyalah Bangtan dari Asia. Itu sebabnya aku sengaja memulangkan semua Bangtan yang saat itu berpencar untuk melatih kekuatan mereka, dan yang pasti menjaga mereka dari para pemburu."
"Berpencar adalah ide yang baik dan juga buruk. Baik, karena kita bisa mengawasi dan menjaga para manusia di setiap daerah. Buruk karena kalian bisa lebih mudah diburu kemudian dibunuh."
Setelah menghela nafas, Jieun menatap wajah anak-anak itu dengan sedikit cemas. "Tapi untuk situasi kita saat ini, berpencar adalah pilihan terbaik. Sementara berkumpul adalah pilihan terburuk. Dengan berkumpul dan bersembunyi, kita hanya melindungi diri sendiri dan membiarkan lebih banyak manusia menjadi korban. Semakin para pemburu itu kuat, mereka bisa datang ke guard house kapan saja dan membunuh semua bangtan tanpa peduli status kalian sebagai The First."
Netra Jieun menatap Hyuka. Sebelum beralih pada Hyunjin. "Atau The Sixth."
Yeonjun mengangkat tangannya. "Jadi, kita akan berpisah?"
"Benar." Jieun mengembalikan peta dunia itu terfokus pada negara Korea Selatan.
"Aku akan menempatkan kalian di tujuh kota. Pertama Seoul, Incheon, Gwangju, Daegu, Busan, Jeju, dan Gyeongnam. Sementara guard house akan kembali ke pusat kota di Seoul."
"Dengan siapa kami akan pergi?" tanya Soobin sembari mengangkat tangannya.
"Kedua guard dan orang tua kalian tentu saja. Tapi sebelum itu, aku harus memastikan kalian bisa melindungi diri tanpa perlindungan guard house."
Jieun mengalihkan pandangan pada Hyunwoo dan Jaebum yang otomatis mengangguk. "Ada dua minggu pelatihan eksklusif, ditambah patroli setiap malam sebelum kepindahan. Aku dan Jaebum akan bertanggung jawab untuk pelatihan kalian, baik secara fisik, kemampuan menggunakan senjata, maupun mental," ujar Hyunwoo.
"Tidak ada Bangtan yang boleh merengek. Sesulit apapun keadaan, jika kalian lemah. Kalian bisa mati dengan mudah," imbuh Jaebum.
"Untuk masalah strategi, dan juga kerjasama team, Namjoon dan Hoseok akan bertanggung jawab untuk itu."
Yeonjun bisa merasakan bagaimana jantungnya berdegup dengan kencang. Benar-benar seperti akan meledak. Setelah kelumit panjang yang terjadi selama ini, pada akhirnya mereka berpisah dan maju untuk menghadapi.
KAMU SEDANG MEMBACA
We're The Last
Fiksi PenggemarKetika melindungi anak-anak mereka terasa jauh lebih sulit dan menyakitkan daripada melindungi diri mereka sendiri. Cerita ini hanya tentang Kehidupan generasi Bangtan yang selanjutnya, dengan ke 7 Bangtan generasi sebelumnya yang berhasil bertahan...