Now playing-Natalie Taylor-Surrender
👸💆
Aku harap seiring waktu
Perasaanmu membaik
Dan menerima diriku dengan baik
Perihal paras dan fisik
Aku minta maaf namun..
Soal hati mungkin aku yang terbaik..Tiara menghela nafasnya saat melihat sang suami pulang dengan membawa tas jingjing di sambut senyuman hangatnya.
"Kamu udah cari Pandu mas?"Rizal menghela nafas gusar
"Kamu tau dong Ra anak kita itu keras kepala"Tiara menggeleng
"Apa Pandu baik baik aja? Mas ngertiin aku! mas aku kangen sama dia"pinta Tiara membuat Rizal berdecak
"Mas capek Ra"Tiara bungkam dengan kata kata yang Rizal lontarkan
"Tapi Mas, Pandu!"tegas Tiara memberikan tatapan tajamnya
"Ra..kamu harus sabar"Rizal menarik tangan Tiara menyuruh duduk di sebelahnya
Tiara duduk dengan raut wajah sebalnya kemudian menyenderkan kepala lelahnya di bahu Rizal. Rizal tersenyum singkat memberikan kecupan singkat di puncak kepala Tiara. Tiara mendengus kesal namun kembali menahan rasa sakitnya mendengar dimana keberadaan putra semata wayangnya.
Dering telpon rumah memecah keheningan Rizal dengan sigap berdiri mengangkat telpon tersebut menempelkanya di telinga.Tiara memperhatikan saat beberapa detik setelah sambungan itu terputus. Raut wajah Rizal tampak lesu matanya sedikit berair. Tiara cemas melihat keadaan itu. Tiara berdiri memghampiri Rizal yang masih menatap nyalang telpon itu. Tiara memberanikan diri menepuk bahu Rizal pelan. Membuat Rizal berbalik dan memeluk tubuh Tiara tanpa sepatah apapun
Bingung dengan keadaan ini
"Mas kenapa??"tanya sang istri dengan cemas"Pandu pingsan Ra"Tiara membelakan mata tak percaya
"Teruss??"tanyanya tak sabaran
"Apanya yang terus?"
"Kita kesana Zal, cepet!!"perintahnya dengan mata berair
"Iya"
🐼
Pandu mengubah posisi rebahanya menyamping tidur di UKS membuat dirinya merasa tidak nyaman. Selain panas brisik ranjangnya pun tidak seperti di rumahnya. Dengan perasaan kesal dirinya duduk menyenderkan bahu tegapnya di dingding seraya mengatur nafas, detak jantungnya berirama cepat melebihi nafasnya.Tubuhnya terasa nyeri apalagi punggungnya. Pandu tersenyum mengusap dahinya dengan punggung tangan. Rasa bersalah menghantui dirinya saat mengatakan kata kata yang tak pantas untuk Disa. Wajar, rasa cemburu telah menguasai jiwanya membuat Pandu enggan berfikir
"Kenapa sebegitu rumitnya hidup gue"gumamnya hendak melayangkan pukulan pada digding namun terhenti karena pintu UKS terbuka. Dirinya terkejut melihat Ririn datang
Pandu mendongak menatap penuh malas ke arah gadis itu
"Kenapa?"tanya si gadis berbando merah ituPandu mengehbuskan nafas perlahan
"Nggak"jawabnya tak acuh"Kalo ada masalah bilang. Lo kan yang kena gue tau Ndu gu-"
"Lo bisa diem?"potongnya menatap penuh tajam ke arah gadis itu
KAMU SEDANG MEMBACA
TENTANG RINDU
Teen FictionHidupnya kelam tak beraturan satu sisi yang menimbulkan kekacauan dan kehancuran. Jatuh, membuat seluruh isi hatinya mati rasa hingga tak ada yang berani hanya untuk sekedar berkunjung. Bahkan ia pun sudah bertekad untuk menutupnya Namun tekadnya hi...