||CHAPTER 23 NINJA MERAH SAKSINYA||

25 9 2
                                    

Susah payahku melepasmu
Terlihat ku palsu
Tanpa rasamu menjelmaku
Tanpa ragamu disisiku
Tanpa eratmu menggenggam ku
Tanpa arahmu menuntun ku lagi

4.20

(Btw ini aku lagi fokus ujian ya, jadi banyak belajar. Ini part dan part lain yang bakal aku up itu udah di tulis lama jadi tinggal publish aja)

Ririn mengacak rambutnya frustasi melemparkan bantal hingga bantalnya terjatuh mengenai deretan skincare yang ia pakai. Bahkan beberapa skincare terjatuh menimbulkan suara gaduh.

Ririn terdiam menatap beberapa skincare yang terjatuh dengan diam dan nyalang

Suara getaran dari ponselnya membuat dirinya langsung mencari keberadaan ponselnya

Ririn mengerutkan kening bingung

Aura is calling

Gadis itu buru buru menyikap selimutnya dan berdiri menguncir rambutnya dan berjalan santai ke arah balkon

Ririn menggeser tombol hijau dan menempelkan benda pipih itu ke telinganya

Kenapa Ra?

Kenapa lo nggak bilang anjing?!

Hah? Kenapa??

Mely pergi kan??

Iya

Kenapa lo nggak bilang sih? Kenapa seakan akan cuma gue yang nggak tau

Maksud gue bukan gitu Ra tapi ini masalah pribadi

Tapi kan lo bisa ngomong kalo Mely pamit gue berasa orang asing yang dengan bodoh mengira semua baik baik aja, sebenernya ada apa? Lo ada masalah sama dia? Kenapa sih?? Kenapa? Gue mo nangis ini anjing

Ra, dengerin gue kalo lo minta gue cerita semua masalah ini lo kesini aja

Oke gue otw sekarang bye

Gue tunggu.

Ririn menghela nafas lelah, tanganya terulur membenarkan helaian rambut yang menutupi mata sipitnya.

Gadis itu menatap sendu langit. Sembari menunggu Aura.

Suara decitan pintu yang terbuka membuat perhatianya teralih gadis itu menoleh dengan cepat melihat Bima dengan wajah sangarnya berdiri dengan tangan yang terlipat di dada.

Ririn berdecak pelan.
"Apaan?"

Bima menggeleng pelan kemudian ia menunjuk ke bawah

"Ada temen lo"

Setelah itu Bima langsung keluar, entah kemana perginya pemuda itu

Ririn memasuki kamar, mengambil sisir dan meletakan ponsel nya di meja belajar

Gadis itu merasa sudah cukup rapi kemudian pergi untuk menemui Aura di depan rumah.

Ririn menuruni tangga, matanya tak tinggal diam. Menelusuri sudut rumah. Berharap menemukan Aura nyatanya tidak.

"Kemana si"gerutunya kesal

Ririn dengan gerakan cepat menuju taman belakang rumah.

Ia mendapati Aura yang tengah berjalan menuju pintu depan. Aura melambaikan tangan, Ririn berteriak pelan

"Ra! Sini!!"teriaknya keras

Aura berdecak kesal, menyahut kesal
"Tadi ojolnya lama. Soalnya macet"

TENTANG RINDUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang