||CHAPTER 14 HADIRNYA ORANG BARU||

72 15 5
                                    

Membuatmu mengerti
Membuatmu paham
Bukanlah perkara yang mudah

Pandu memperhatikan Ragil dengan seksama, mengotak atik mesin motor

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pandu memperhatikan Ragil dengan seksama, mengotak atik mesin motor. Pemuda itu tampak sangat lelah. Pandu menggelengkan kepalanya. Ragil adalah pemuda yang sangat mandiri

"Gil duduk dulu sini minum!"titah Pandu

"Hah?"Ragil mendongak

"Nih! Gue beliin cendol dawet di depan tadi"ucap Pandu. Ragil seketika berhenti dan mendongak tersenyum sumringgah

"Okey"Ragil mendekat dan tanpa permisi mengambil sebungkus es cendol dawet dan meminumnya tanpa jeda.

"Gue haus banget anying"kata Ragil

"Di bilangin duduk dulu"cibir Pandu

"Iye. Lu kenape lagi?"

"Biasa konflik kecil"Pandu mengusap wajahnya frsutasi

"Kenapa sampe bawa tas. Terus napa tadi boncengan sama si Ririn, pingin di hajar Bima lo? Tunggu lo nggak bawa motor atau mobil?"heboh Ragil kini berdiri meloncat gelisah

"Duduk anjing. Gue mau ngomong serius"decak Pandu

"Mulutnya! Kenapa sih mau ngomong kaya gimana? Mau ngomong versi apa??"celetuk Ragil

"Duduk anjing duduk!"perintah Pandu kesal sangat kesal

Dengan kesal Ragil duduk di sebelahnya kini matanya mengarah ke Pandu.
"Apaan?"Ragil mulai serius

"Gue nginep di rumah lo boleh?"pinta Pandu. Namun Ragil malah memincingkan matanya, menatap Pandu penuh selidik

"Coba ceritain ada apa?"gusar Ragil mulai terganggu

"Mamah Papah"lirih Pandu menunduk

"Kenapa lagi sih?!"Ragil memaksa Pandu agar menatapnya

"Entahlah. Gue nggak mau tinggal di situ lagi"ujar Pandu tatapanya redup

"Wajah lo juga kenapa? Nggak biasanya banyak luka kaya gitu"curiga Ragil peduli

"Gue bakal bayar setiap bulanya Gil, tapi gue mohon untuk kali ini. Izinin gue tinggal di rumah lo"pinta Pandu

"Siapa yang minta bayaran Ndu? Gue sama sekali nggak minta bayaran sepersenpun"Ragil tersenyum begitu tulus mengusap punggung Pandu

TENTANG RINDUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang