||CHAPTER 11 MINIMARKET||

59 15 5
                                    

Jangan Rubah Takdirku-Andmesh
Jangan lupa vote ya sahabat

Pernah kah setiap pribadi merasa iri? Merasa tak percaya diri. Selalu saja insecure? Jelas terbayang saat mata teduh itu menatap manik mata elang nya. Bola mata hitam itu menatap dalam, tatapan itu mengisyaratkan banyak kosa kata yang tak dapat di ucapkan.
Pandu menghela nafasnya lelah, dia bingung akan berbuat seperti apa. Pesan gadis itu terus ternyang nyang dalam benaknya. Tapi tak apalah, Pandu memilih diam dan menghargai setiap pnedapat dan permintaan Ririn. Bagaimana kalau Bima tau tentang ini semua?! Pandu hanya menolongnya, dari pertemuan pertamanya, gadis cantik itu sepertinya perlu bantuan darinya. Entah mengapa kadang setiap Ririn kesusahan Pandu selalu datang.

Niat Pandu hanya ingin membantu ada alasan tersendiri, Pandu selalu di buat gila oleh dirinya.

Ririn, gadis jangkung dengan rambut hitam, hidung sedikit mancung, kulit putih bersihnya dan bibir merah mudanya yang selalu tampil sempurna apalagi saat tersenyum. Cukup mengundang perhatian kaum adam, dia cantik senyumnya seperti senyuman nya Arghh jangan di terusin!

"Enggak enggak! nggak mungkin itu kamu Feb"Pandu mengusap rambutnya frustasi

"Nggak mungkin!"Pandu membuang bantal ke sembarang arah

Tatapan mata itu kosong, Pandu melamum cukup lama hingga akhirnya dia tersadar dan menegakan tubuh. Tubuh tegap pemuda itu bergerak kesana kemari merasa cemas sekaligus bingung.

Saat pintu kamar hotel nya di buka. Pandu tersadar menemukan Ragil yang tersenyum lebar bersama dengan Iqbaal, sepertinya pemuda berdarah dingin itu sudah sembuh dari sakitnya. Ragil berjalan ke arah Pandu tanganya bersiap untuk memeluk Pandu. Pandu begidik ngeri dia segera lari

"Jangan gila lah Gil!"pesan Iqbaal suaranya masih terdengar serak

"Kaga iye kaga"Ragil akhirnya mengalah. Dia berjalan kemudian mendaratkan tubuhnya di ranjang.

"Dih. Orang gila mah beda"sahut Pandu jijik

"Lo kenapa?"pertanyaan Iqbaal sangat menyebalkan. Selain nadanya yang ketus tatapanya juga remeh

"Nggak papa"Pandu tersenyum singkat

"Halah kaya cewek lo. Di tanya kenapa jawabnya kaga papa. Kaga di tanya ngomongnya dasar cowok nggak peka"Arif tiba tiba nongol cowok itu menyerobot air putih yang ada di meja lalu meneguknya habis.

"Apansi lo! Kurma! nongol tiba tiba!"kesal Ragil memutar bola matanya sejenak

"Wah si bangsat ngajak ribut! Yang kurma itu Iqbaal!"balas Arif setengah berteriak sembari menggulung kemeja merah marunya dan berjalan ke arah Ragil yang sedang rebahan

"Kenapa gue sih!"Iqbaal merasa tak terima namanya di ganti dengan sebutan kurma

"Oh iya si Iqbaal"Ragil tertawa pelan sambil menepuk dahinya

"Sialan"kata Pandu tertawa singkat

"Lo manusia?"tanya Iqbaal dingin

"Bukan, Ragil adalah seorang mahluk angkasa. Namanya juga Ragil angkasa!"Ragil bersorak ria. Menepuk dada nya dengan bangga dan senyum sumringahnya

"Mati sekarang bisa kali?"tanya Pandu sabar

"Bisa!"bentak Iqbaal kehilangan kesabaran

"Bangsat!"maki Ragil kesal

"Astahfirullah!"ucap Arif dramatis

"Kebayang nggak? Ada si Yuda?"tanya Pandu tiba tiba

"Gila, parah tuh pasti!"seru Arif tertawa pelan

TENTANG RINDUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang