||CHAPTER 9 ARTI SAHABAT||

104 24 21
                                    

Bagaimana kalau kosa kata
Itu menghilang dan menggantikan
Tatapan yang sulit diartikan

Ririn memejamkan mata saat air dingin mengguyur membuat rambutnya basah. Dia menelan ludahnya susah payah. Ada apakah ini? Ririn perlahan membuka mata mendapati Sela dengan tatapan tajamnya menatap dirinya. Munafik jika Ririn mengatakan bahwa dia tidak takut dengan Sela. Sela si ratu bully kini tengah mempermalukan dirinya dengan mengguyur kan air es teh milik Sela di depan banyak siswa, benar dia mengguyurnya di kantin semua bungkam itu artinya mereka akan fokus melihat perdebatan yang akan terjadi nanti. Semua murid berhamburan menaruh minat besar untuk melihat kejadian itu bahkan banyak yang dadakan datang di kantin hanya untuk melihat hal yang unfaedah itu

"LO HARUSNYA TAU! LO CUMAN CEWEK MURAHAN!! SEMUA ORANG JUGA TAU GUE SUKA SAMA PANDU LO!! DENGAN MUDAHNYA NGEBET PANDU DI DEPAN GUE!! BANGSAT LO NGGAK SETENGAH SETENGAH TERNYATA!"Sela mengangkat dagu Ririn agar Ririn mau menatap manik mata abu abu yang berlapis soflents dengan tatapan menyeramkan seperti mak lampir

"Aku sama sekali nggak suka sama kak Pandu kak..."jawab Ririn dengan suara bergetar membuat Sela berdecih gadis itu salah memilih saingan untuk memperebutkan sang tuan tampan.

"NGGAK SUKA LO BILANG?! LO DIANTERIN PULANG SAMA MOBIL NYA PANDU! LO GANJEN MASUK KE KELAS PANDU CUMAN MAU NGAMBIL PULPEN SAMPAH LO ITU! MANA ADA MALING NGAKU HEH!! DENGERIN! PANDU CUMAN MILIK GUE! LO TUH CUMAN BUTIRAN DEBU ASAL LO TAU"Sela langsung merebut pulpen pink Ririn yang tengah ia genggam

Ririn menahan sekuat tenaga namun Sela lebih kuat darinya. Sela merampas pulpenya dan langsung saja dia menginjak pulpen itu alhasil pulpen milik Ririn pecah terbelah karena injakan kaki Sela yang begitu kuat. Ririn tak dapat lagi untuk menahan isakanya dia langsung tertunduk lemas menyaksikan dengan kepala matanya sendiri saat Sela menginjak pulpenya itu. Hatinya mencelos tubuhnya terjatuh dia menagis bersendu sendu membuat para penonton lebih fokus untuk menontonya

"Lo bukan lawan gue!"ujar Sela menunjuk Ririn

"Aku mohon kak..aku salah apa kak? Aku sama sekali nggak suka sama kak Pandu kak"ujar Ririn menangis bersendu sendu di tambah lagi Meira dan Sera-teman Sela mengumpulkan kepingan pecahan pulpen itu dan menginjaknya hingga hasilnya seperti pasir lembut

"Gue nggak percaya!"hardik Sela kasar mencengkram lengan Ririn kuat hingga gadis itu beberapa kali meringis minta di lepaskan. Sela adalah Sela dia tidak akan melepaskan musuhnya dengan sangat mudah.

"Tapi kak itu nyata"Ririn menggigit bibir bawahnya agar tidak meringis kesakitan dan terlihat lemah

"Halah! Emang lo pikir gue peduli?"tanya Sela sinis

"Kak kakak yang harusnya sadar bahwa kak Pandu sama sekali nggak suka sama kakak"Ririn memberanikan diri mengucapkan kalimat barusan Sela yang tadi tertawa meremehkan Ririn kini terdiam dan sorot matannya berubah tajam

"Lo bilang apa lo tadi?!"Sela menjambak kuat rambut Ririn. Tubuh Ririn serasa mati rasa semua anggota tubuhnya sulit digerakan hanya karena jambakan kuat yang bersarang di kepalanya

"Jawab anjing!"hardik Sela marah

"Lo punya mulut kan?! Dasar cewek murahan! Bisa bisanya lo nagatain gue kayak gitu lo sendiri ngaca sampe kapan pun lo nggak bakalan di sukai Pandu!!"Sela semangkin kuat menjambak rambut Ririn. Tapi itu tak berlangsung lama, tanganya terlepas tapi yang lebih parah tanganya hendak mendarat di pipi Ririn yang masih berlinang air mata

TENTANG RINDUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang