part 11

300 20 0
                                    

Instagram|| @pintarskiii


Dewa menuruni tangga rumahnya dengan tas ransel yang sudah menggantung di punggungnya
Ia sudah memakai seragam putih abu-abu nya sekarang ia akan sarapan sebelum berangkat ke sekolah.

Dewa cukup terkejut ketika melihat kedua orangtuanya ada di meja makan.

Kapan mereka pulang?, Batin dewa.

Dewa mengurungkan niatnya untuk sarapan. Karna ia sedang malas untuk berdebat dengan Papanya.

"Dewa sini sarapan dulu sayang" ucap Marina mamanya Dewa.

"Iya ma" ucap Dewa, Dewa langsung duduk di kursi depan mamanya.

"Ini makan dulu sayang" ucap Marina lembut sambil menyerahkan roti yang sudah berisi selai coklat kepada Dewa.

"Makasih ma" ucap Dewa.

"Bagaimana dengan sekolahmu?" ucap Adi papanya Dewa dengan datar.

Ya memang begitulah hubungan Dewa dengan Adi tidak terlalu baik. mereka sama-sama mempunyai sifat yang dingin membuat mereka tidak begitu dekat bahkan mereka seringkali berdebat karna Adi yang selalu ingin Dewa untuk menjadi penerus perusahaan nya.

"Baik pa" Jawab Dewa singkat. Adi hanya menganggukkan kepalanya.

"Bagaimana dengan kafe kamu, papa harap kamu sudah siap untuk menutup kafe kamu nanti karna sebentar lagi kamu akan lulus SMA dan kamu harus melanjutkan kuliah di universitas terbaik dan kamu juga harus fokus sama perusahaan papa yang ada disini, karna papa akan mengurus cabang yang ada di Amerika" Ucap Adi dengan tegas.

"Kalau masalah perusahaan sama Kuliah di universitas terbaik Dewa akan mengusahakan yang terbaik dan masalah Kafe Dewa tidak akan menutup nya sampai kapanpun karna itu hasil jerih payah Dewa sendiri" Ucap Dewa tak kalah serius.

"Bagus yang penting kamu bisa menghandle semuanya" ucap Adi.

Dewa hanya menganggukkan kepalanya.

"Satu lagi masalah perempuan kamu jangan terlalu memikirkannya karna papa akan menjodohkan mu dengan anak rekan bisnis papa" ucap Adi dengan serius.

"Saya gak punya alasan untuk menerima perjodohan itu" ucap Dewa dingin.

"Tapi dia adalah perempuan baik-baik sayang, selain papanya rekan bisnis papa kamu mamanya juga teman dekat Mama semasa SMA dulu" ucap Marina memberikan pengertian supaya Dewa menerima perjodohan tersebut.

"Apapun alasannya Dewa gak akan menerima perjodohan ini" ucap Dewa dingin.

Prang

Adi membanting garpu dengan kasar diatas piringnya.

"Saya membesarkan kamu bukan untuk menjadi pembangkang Dewa" Bentak Adi dengan penuh emosi. Pria itu sudah berdiri sambil menunjuk-nunjuk Dewa.

"Pa jangan emosi" Marina berusaha untuk menenangkan istrinya.

"Hentikan perjodohan ini sebelum saya menjadi anak yang durhaka" Ucap Dewa datar.

Dewa langsung pergi meninggalkan ruangan tersebut. Ia benar-benar muak dengan Papanya, papanya selalu memaksa nya dalam hal apapun, mulai dari pendidikan, perusahaan dan sekarang masalah calon istrinya juga papanya akan mengatur.

Mohon maaf tapi Dewa tidak akan menuruti permintaan papanya yang ini karna Dewa sudah jatuh cinta kepada Baby. Ya sekarang Dewa telah mengakui kalau ia sudah jatuh dalam pesona Baby.

*****

"Gue senang deh Lo udah masuk lagi beb, kemarin-kemarin itu gue boring banget tau" pekik Dita ketika melihat Baby udah masuk sekolah lagi.

Sekarang mereka udah berada didalam kelas. Baby sengaja datang pagi karna ia sangat bersemangat untuk masuk sekolah hari ini.

"Gue juga senang udah bisa masuk sekolah lagi" ucap Baby dengan senang.

"Eh Cici gimana? Lo masih dendam sama dia?" tanya Dita penasaran.

"Selagi dia gak nyari masalah gue juga gak bakal macam-macam kok"ucap Baby dengan tenang.

"Tapi Lo jangan terpancing emosi deh beb kalau sama cici, emang lo gak takut apa di skors lagi" ucap Dita serius.

"Iya Dita ku sayang, udah deh Lo gak usah bahas Cici gue males tau dengerin nama dia" ucap Baby.

"Iya deh" ucap Dita.

*****

Baby dan Dita sekarang lagi duduk di meja pojok kantin karna sudah jam istirahat.

"Beb itu mie ayam mau di aduk sampe kapan?" kesal Dita pasalnya dari tadi hanya melamun sambil mengaduk mie ayamnya.

"Eh" Baby tersentak.

"Lo lagi mikirin apa sih beb" tanya Dita serius.

"Gak papa kok" jawab Baby.

"Lo kenapa gak angkat telpon gue semalam?"

Tiba-tiba Dewa datang berdiri di samping Baby yang tengah memakan mie ayamnya.

"Males" ucap Baby tanpa mengalihkan pandangannya kepada Dewa.

Sebenarnya ia sangat senang waktu Dewa menghampiri nya tapi ia harus tetap cuek kepada cowok menyebalkan ini.

Ia masih kesal kepada Dewa tentang masalah kemarin, masalah Dewa yang tidak membalas pesannya dan tidak mau menjemputnya.

"Lo kenapa sih by?" tanya Tanya Dewa lembut.

"Aduh kenapa Dewa ngomong nya lembut banget sih kan gue gak tahan kalau udah kek gini, tapi gue gak boleh luluh gitu aja" batin Baby.

"Gapapa" jawab Baby singkat.

"Gue tau lo lagi marah sama gue" Ucap Dewa.

Baby berdiri dari duduknya dan menatap Dewa dengan kesal.
"IYA GUE EMANG LAGI MARAH SAMA LO,GUE KESAL SAMA LO, GUE BENCI SAMA LO" Teriak Baby.

Seisi kantin sontak menatap ke arah meja Baby. Cici juga melihat kejadian itu, tapi ia lebih memilih untuk menutup mulut untuk sekarang ini.

"Beb pelan-pelan dong kalo ngomong tuh kita udah diliatin orang" ucap Dita berbisik.

Baby melihat ke arah lain kantin dan benar saja semua orang sudah menatap nya dengan berbisik-bisik.

Baby langsung saja berjalan cepat keluar dari kantin yang langsung dikejar Dewa.

"By gue mau ngomong sama lo" Dewa langsung menarik tangan Baby.

"Gue nggak mau, gue lagi kesal sama Lo" cetus Baby.

"Sebentar aja by" Ucap Dewa sabar.

"Ya udah Lo mau ngomong apa?"

"Gue bakal ngomong tapi gak disini" Dewa langsung menarik tangan Baby menuju taman sekolah.

"Apa yang mau Lo jelasin?" tanya Baby to the point.

"Baby gue mau lo jadi pacar gue, gue gak bakal nanya ini dua kali jadi keputusan ada di lo sekarang" Ucap Dewa serius.

"Lo serius wa?" tanya Baby memastikan.

Runtuh sudah pertahanan Baby yang dari tadi marah-marah sekarang ia malah cengengesan gak jelas.

"Gue nggak pernah main-main sama omongan gue" ucap Dewa dengan serius.

Baby sudah tidak bisa berkata apa-apa lagi, ia langsung mengangguk kan kepalanya pertanda ia mau menjadi pacar nya Dewa.

Detik berikutnya Baby sudah menubruk Dewa memeluk cowok itu dengan erat. Dan menyembunyikan senyum nya di dada bidang milik Dewa.

Dewa hanya tersenyum membalas pelukan Baby dan mengelus puncak kepala Baby dengan lembut.

Tanpa mereka sadari, bahwa ada orang yang sedari tadi mengikuti mereka dari kantin, seorang cewek tengah tersenyum licik kepada mereka.

"Lo boleh bahagia sekarang Baby, tapi gak nanti karna Dewa akan menjadi milik gue bukan Lo" ucap cewek itu sambil tersenyum licik.

BABYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang