Part 21

79 1 0
                                    

Mau curhat dikit boleh gak?

Jadi gess alasan saya unpublish cerita Baby yaitu gara-gara part 21 yang gak pernah berhasil saya selesai in. Udah coba berkali-kali buat nyambung tapi gak pernah berhasil. Otak saya selalu aja nge stuck ditengah jalan yang akhirnya buat saya menyerah 🥲

Moga kali ini berhasil do'ain ya wkwk

Dewa terus melajukan motornya nya dengan kecepatan tinggi. Pikirannya benar-benar kacau sekarang. Pikirannya hanya satu, ingin menemukan Baby secepat mungkin. Ia benar-benar khawatir dengan gadis yang telah mewarnai hidupnya itu.

"By kamu dimana?" gumam Dewa, yang terus membelah jalanan ibu kota.

Hampir 3 jam Dewa terus mencari Baby. Berbagai tempat yang sering Baby kunjungin ia datangin. Namun hasilnya tetap nihil.

Hari semakin sore dan rintik-rintik hujan mulai membasahi bumi. Namun keberadaan Baby masih belum diketahui.

Dewa menepikan motor nya di trotoar, mengambil handphone nya dari saku untuk mencoba menghubungi Baby. Namun untuk kesekian kalinya panggilannya tak mendapatkan jawaban.

Drrrttt

Panggilan dari Wina mengurung kan niat Dewa yang hendak melajukan kembali motornya.

"Kenapa?" tanya Dewa begitu panggilan sudah tersambung.

"Bos lagi nyari mbak Baby ya?" Tanya Wina diseberang sana.

"Dari mana kamu tau?"

"Ini mbak Baby nya ada di kafe sekarang"

"Tunggu gue bakal kesana. Kalo Baby mau pergi tolong tahan sampai saya nyampe" ucap Dewa menggebu-gebu.

Tut

Tanpa pikir panjang Dewa langsung menerobos gerimis membelah jalanan. Yang ada di pikiran nya hanya bisa bertemu dengan Baby secepatnya.

Sesampainya di kafe Dewa langsung berlari memasuki kafe. Dengan napas masih ngos-ngosan ia berhenti ketika melihat Wina yang baru saja mengantarkan pesanan.

"Mana?" Tanya Dewa tidak sabaran pada Wina.

"Diatas bos"

Tanpa bilang apapun lagi Dewa kembali berlari menuju ruangan pribadi nya.

Dengan jantung masih berdetak kencang Dewa membuka pintu ruangan itu secara perlahan.

Hatinya berdenyut ngilu kala pandangan nya bertemu dengan Baby.

Gadis itu menatap nya dengan tatapan kosong.

Bahkan kondisi gadisnya jauh dari kata baik. Masih menggunakan seragam sekolah yang setengah lepek. Rambut gadisnya juga terlihat acak-acakan ditambah wajah itu yang hanya menunjukkan wajah sayu.

Dengan perlahan Dewa menghampiri Baby yang duduk di sofa ruang kerjanya.

"Hei" panggil Dewa pelan.

Dewa mengusap pipi Baby pelan, bisa Dewa rasakan jika pipi Baby sangat dingin.

"Are you okay baby?" 

Baby menggeleng lemah.

Dengan penuh kehati-hatian Dewa membawa sang gadis ke pelukannya. Memeluk gadis itu dengan lembut mencoba memberi kehangatan pada tubuh dingin Baby.

"Hiks hiks hiks"

Tangis Baby pecah di pelukan Dewa. Ia menumpahkan semua emosi yang ia tahan sedari tadi di pelukan yang selalu membuatnya nyaman selain pelukan sang daddy.

BABYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang