Part 13

304 17 0
                                    

Happy Reading 💜

"Dewa Lo tu nggak peka banget sih, gue tu nggak suka sama barista Lo yang tadi. Dia sok cantik banget didepan Lo padahal mah jelek cantikan juga gue" Dewa hanya melongo melihat Baby yang berbicara dalam satu tarikan nafas.

"Lo cemburu" tanya Dewa.

"Gue cemburu? Gak mungkin banget gue cemburu sama dia" sinis Baby sambil mengibaskan tangannya.

"Terus kenapa lo berlebihan banget sama dia"

"Gue nggak berlebihan ya. Gue cuma ngomong fakta doang. Dia emang sok cantik didepan Lo" ucap Baby kesal.

"Astaga ini otak isinya apaan sih? Dari tadi pikirannya negatif Mulu" ucap Dewa gemas sendiri melihat Baby. Ia menaruh tangan di puncak kepala Baby lalu ia mengacak-acak rambut Baby sambil terkekeh.

"Ih rambut gue jadi rusak" Kesal Baby gadis itu menarik tangan Dewa untuk ia singkirkan dari kepalanya.

Tok tok tok

Seseorang dari luar mengetuk pintu ruangan Dewa.

"Masuk" ujar Dewa ketika mendengar suara ketukan tersebut.

Tak lama muncullah Wina yang membawa kantong yang berlogo sebuah restoran. Wina datang untuk mengantarkan makanan delivery milik Dewa seperti yang dipesankan Dewa tadi, untuk mengantarkannya.

"Ini makanan pesanan bos tadi" ucap Wina dengan sopan. Ia meletakkan kantong yang ia bawa di meja yang ada dihadapan Dewa dan juga Baby tentunya.

"Terimakasih Wina" ucap Dewa.

"Sama-sama pak, kalau begitu saya permisi dulu" ucap Wina dengan sopan. Dewa hanya menganggukkan kepalanya.

"Tunggu dulu, gue mau ngomong sama Lo" ucap Baby menghentikan langkah Wina yang baru saja melangkah.

Dewa menatap Baby heran. Firasat Dewa mendadak tidak enak.

"Mau ngomong apa ya mbak" ucap Wina sambil tersenyum sopan. Ia kembali menghadap kan badannya menghadap Baby.

"Gue cuma mau bilang Lo gak usah sok cantik didepan Dewa. Lo tau kan kalau Dewa itu udah punya pacar" ucap Baby sarkastik. Gadis itu menatap tajam mata Wina.

Wina menelan ludahnya susah payah mendengar ucapan sarkastik dari Baby pacar dari bosnya tersebut. Wina memang menyukai Dewa sejak lama. Awalnya ia kagum pada sosok Dewa yang sangat mandiri dan baik terhadap karyawannya. Ditambah dengan wajah tampan Dewa. Membuat Wina suka pada bosnya itu. Namun Wina tak pernah mengungkapkan perasaannya. Ia cukup sadar diri akan posisinya yang hanya sebagai karyawan biasa di kafe tersebut.

"Wina omongan Baby gak usah diambil hati. Lo boleh kembali" ucap Dewa merasa tidak enak pada Wina.

"Baik pak" ucap Wina menundukkan kepalanya. Ia langsung keluar tanpa berani menatap Dewa maupun Baby.

"Lo nggak seharusnya ngomong gitu ke Wina by. Kasian dia ketakutan gitu sama Lo tadi" ucap Dewa memperingati Baby.

"Gue cuma jaga-jaga aja" ucap Baby datar. Dewa menghembuskan nafasnya pelan. Berdebat dengan Baby tidak ada gunanya sama sekali hanya akan membuang-buang tenaganya saja.

"Ini makan dulu. Udah lapar kan dari tadi belum makan" ucap Dewa mengeluarkan makanan dari kantong plastik tersebut.

"Gak laper" ketus Baby.

"Baby udah dong marahnya. Kalopun Wina suka sama gue itu haknya dia. Tapi yang penting gue nggak suka sama dia. Gue udah punya Lo By" ujar Dewa.

"Tapi tadi Lo belain dia" cetus Baby.

"Gue nggak bela siapapun. Gue cuma nyuruh dia keluar" terang Dewa dengan sabar.

"Tetap aja"

Dewa menarik Baby kepelukannya. Ia tidak mau lagi menjawab ocehan Baby. Ia tidak mau Baby semakin salah paham padanya.

Baby hanya diam dipelukan Dewa. Tidak membalas ataupun berusaha melepaskan pelukan Dewa.

Dewa menenggelamkan kepala Baby didada bidang miliknya. Ia menaruh dagunya diatas kepala Baby.

"Apapun pikiran negatif yang Lo pikirin tentang gue itu semua nggak benar. Gue bukan tipe cowok yang gak puas sama satu wanita. Gue cuma butuh Lo Baby. Cuma Lo. Bukan yang lain" ucap Dewa pelan diatas kepala Baby.

Baby terharu mendengar ucapan tulus dari Dewa. Baby mengangkat kepalanya untuk melihat Dewa.

"Gue cuma takut kehilangan lo. Gue nggak bisa liat orang ngusik apa yang udah jadi milik gue" ucap Baby jujur.
Dewa tersenyum mendengar ucapan Baby.

"Iya gue ngerti. Makasih buat semuanya" ucap Dewa dengan tulus. Ia mengusap kepala Baby dengan lembut.

"Gue juga makasih. Karna lo udah setia sama gue" ucap Baby. Ia kembali memeluk Dewa dengan erat.

"Udah pelukannya sekarang makan dulu" ucap Dewa melonggarkan pelukannya.

Baby sudah tidak membantah lagi. Ia langsung menuruti Dewa karna ia juga sudah lapar sedari tadi.

*****
Baby memasuki rumahnya dengan santai. Sekarang sudah menunjukkan pukul lima sore. Ia tadi diantarkan Dewa pulang.

Cowok itu tidak mampir. Karna Dewa harus kembali ke Kafenya. Ada urusan yang belum ia selesaikan. Dikarenakan tadi ia tidak sempat mengerjakannya. Jangan ditanya alasannya. Kalian sudah pasti tau.

"Daddy udah pulang" Tanya Baby ketika melihat Daddy nya sudah duduk di ruang tamu sambil menonton televisi.

Arlan tersenyum melihat putrinya. Ia menepuk-nepuk sofa disampingnya untuk mengisyaratkan agar Baby duduk disana.

Dengan senang hati Baby langsung duduk disamping Daddy nya. Bahkan ia langsung memeluk lengan Daddy nya. Arlan hanya tersenyum melihat tingkah manja putrinya.

"Kok Daddy pulang cepat? Biasanya kan jam segini belum pulang" ucap Baby sambil melepaskan pelukannya pada lengan Arlan.

"Kerjaan Daddy tadi nggak banyak sayang, makanya cepet selesai dan Daddy langsung pulang" jelas Arlan. Baby hanya menganggukkan kepalanya.

"Kamu sendiri abis darimana?" Tanya Arlan.

"Baby tady main ke Kafenya Dewa dad. Soalnya Baby bosan kalau dirumah sendirian" ucap Baby.

"Maafin Daddy karna nggak bisa nemenin kamu dirumah" ucap Arlan dengan rasa bersalah.

"Baby paham kok dad. Daddy gak usah minta maaf seperti itu. Justru Baby sangat mengagumi Daddy. Daddy udah kerja mati-matian tapi Daddy selalu luangin waktu buat Baby." Tukas Baby.

"Makasih sayang" ucap Arlan dengan lembut terhadap putrinya.

"Daddy boleh nanya sama kamu" tanya Arlan hati-hati.

"Tanya apa dad" jawab Baby pemasaran.

"Apa kamu mau punya mommy?" tanya Arlan.

Baby mengerutkan keningnya mendengar pertanyaan dari Daddy nya. Apa Daddy nya mau menikah?. Tapi seingat Baby, Arlan pernah bilang jika ia tidak akan menikah sebelum Baby menikah. Apa Daddy nya berubah pikiran.

"Daddy mau nikah?" Baby menjawab pertanyaan Arlan dengan pertanyaan kembali.

"Begini sayang. Bagaimana kalau tiba-tiba ada orang yang mengaku kalau dia adalah Mommy mu. Apa kamu bakal percaya?"

"Baby gak ngerti sama omongan Daddy. Bukannya Daddy sendiri yang bilang kalau mommy udah meninggal saat ngelahirin Baby. Mana mungkin Baby percaya" jawab Baby.

Meskipun ia merasa heran tujuan pertanyaan Arlan tersebut. Kenapa Daddy nya tiba-tiba bertanya seperti itu.

"Kenapa Daddy tiba-tiba nanya gitu ke Baby" tanya Baby.

"Gakpapa kok sayang, Daddy cuma berandai-andai aja" ucap Arlan asal.

Baby mengerutkan keningnya. Daddy nya tidak biasa seperti ini. Ia sangat tau sifat Daddy nya. Daddy nya bukan tipe orang yang suka omong kosong alias berandai-andai.

"Apa Daddy nyembunyiin sesuatu dari Baby" tanya Baby.

Vote dan coment 💜

BABYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang