Sebelum baca tolong kasih bintang dulu dong... Tengkyu...
"Rud, tolong biarkan aku hamil, aku akan menjaganya sendiri, kamu tidak perlu bertanggung jawab apapun, biarkan aku, please..." Sasi sudah hamil 6 minggu, bayi yang dikandungnya adalah hasil dari berhubungan badan dengan Rudi Subagyo. Mereka masih mahasiswa di Cambridge, UK.
"NO SASI!" Rudi berteriak kasar. "Kamu tahu aku mencintai Tania, aku tidak bisa membiarkan kamu melahirkan anakku, akan jadi skandal besar di masa depan." Sasi sangat mencintai Rudi, walaupun Sasi tahu kalau Rudi tidak mencintainya, dia hanya tempat pelampiasan Rudi, karena Rudi sedang berusaha mendekati Tania, tapi Tania menyukai orang lain.
"Aku janji Rud, kami tidak akan mengganggu mu. Aku berani bersumpah." Sambil menangis dan memohon, Sasi tidak ingin aborsi, dia siap menanggung semua resikonya.
"No way Sas, aku bawa obat ini, kamu harus minum sekarang!"
"Tidak Rudi, please..."
Rudi memaksa Sasi meminumnya, ada sekitar 5 pil diberikan secara paksa. Sasi meronta tapi dia kalah tenaga, Rudi memiliki perawakan yang bagus, dia sering olahraga sehingga otot-ototnya terbentuk sempurna.
"Uhuk uhuk... Huekk.." Sasi merasa ingin muntah karena diberikan obat secara paksa.
"Sasi, dengarkan, aku tidak menginginkan bayi itu, aku juga tidak mencintai kamu. Semua ini karena aku mabuk waktu itu, maaf Sasi, tapi ini yang terbaik." Rudi menatap Sasi dengan penuh harapan kalau Sasi akan mengerti apa yang dia rasakan.
"Aku pergi Sas, Tania memintaku menemaninya ke perpustakaan. Tenang, obatnya tidak berbahaya untuk kamu." Rudi pergi tanpa beban meninggalkan Sasi menangis tersedu-sedu.
Kenapa Sas, kenapa kamu mencintai bajingan seperti itu? Kamu memberikan kesucian mu padanya, kamu berikan hatimu, kamu berikan segalanya, bahkan kamu tidak bisa membencinya.
***
"Sasi!"
"Sasi, kamu kenapa? Kenapa banyak darah? Oh God, what should I do?" Ningsih sepupu Sasi yang juga berkuliah di Cambridge datang ke apartemen nya dan menemukan Sasi pingsan dan mengalami pendarahan hebat. Ningsih menghubungi ambulans dan membawa nya ke Rumah sakit.Kebetulan dokter yang menangani Sasi orang Indonesia juga yang sedang bertugas disana. Dokter menjelaskan segala sesuatunya pada Ningsih.
"Sasi kamu sudah sadar? Apa terasa sakit?" Ningsih senang Sasi tersadar.
"Aku dimana Ning?"
"Rumah sakit. Kamu pendarahan hebat."
"Aku? Lalu apa yang terjadi padaku Ning?"
"Well... Kamu harus cerita padaku Sasi, apa yang sebenarnya terjadi? Kenapa kamu minum obat untuk aborsi?"
"Hik hik..." Sasi menangis tidak dapat menahan air matanya, dia menangis sekencang-kencangnya di pelukan Ningsih. Dia ceritakan segala hal yang terjadi padanya.
"Bajingan itu!"
"Ning, tolong jangan kamu jangan kasih tahu apapun padanya."
"Sasi! Dia harus tanggung jawab. Rahim mu rusak karena minum obat aborsi itu, kamu tidak mungkin punya anak lagi!"
"Ning! Tolong jangan beritahu dia, aku tidak mau dikasihani."
"Sasi, gadis bodoh." Ningsih memeluk Sasi dan mereka menangis bersama.
"Sasi, aku akan menyimpan rahasia ini."
"Ning, kamu sepupu dan sahabat terbaikku."
Sasi yatim piatu, sedari remaja dia dirawat oleh kakek dan neneknya. Ningsih adalah anak dari Pak De nya Sasi, mereka dekat sejak kecil. Beruntung ada Ningsih disisi Sasi, dia menemani Sasi sampai Sasi mampu melewati situasi ini.
***
Enam bulan setelah kejadian itu, Sasi menyelesaikan studinya, dia kembali ke Indonesia untuk menemani Kakeknya yang sekarang tinggal sendirian karena neneknya baru saja di panggil Yang Maha Kuasa.
"Sas, kamu langsung pulang? Kamu ga nunggu wisuda dulu?"
"Ngga Ning, wisudakan hanya sebatas formalitas, yang penting aku sudah mendapatkan gelarku, kakek juga kasihan sendirian, aku akan fokus untuk membantu Pak De."
"Okey, take care ya sis, aku akan tinggal disini."
"Yes, I know Sis, Jason Mana mungkin kamu tinggal, ntar di gondol kucing girang lagi."
"Eh, udah bisa godain aku ya sekarang kamu! Kalo sampe Jason di gondol kucing girang, aku lempar ke kandang anjing mereka berdua."

KAMU SEDANG MEMBACA
Second Chance
Romance"aku hamil Rud." "Buang anak itu Sasi, aku tidak menginginkan nya, aku tidak menginginkan kalian!" Cinta memang tanpa logika. Sasi yang selalu disakiti, tetap mencintai Rudy. Sampai saat itu, ketika dia dipaksa aborsi. Itu terlalu menyakitkan.