2. Tatapan mata

200 93 19
                                    

Naya pov's

"Satu minggu berlalu, aku dan Akbar makin mengenal. Dia anak yang baik, tapi kebaikannya tertutup dengan sifat rese dan nyebelinnya.
Sebenarnya aku tak keberatan dengan sifatnya, karena menurutku, tak ada pengaruhnya bagiku. Sampai satu hari dia.. Membuat semuanya berubah."

****

Satu minggu sudah berlalu, kini KBM sekolah sudah normal kembali. Semua murid sudah mengikuti pelajaran secara hikmat dan serius.

Seperti kelas-kelas yang lain, kelas 11 pun sudah mengikuti mata pelajaran. Seperti siang ini tepatnya jam 11.00, kelas 11 sedang mengikuti pelajaran B.inggris.

"Hadeeehh, panas pala gue," kata Naya sambil memegang kepalanya.
"Udah selesai lo?" tanya Mira.
"Belum", jawab Naya.
"Aahh lo, gimana sih?" kata Mira kesal
"Lo liat noh yang nyontek sama si Santi banyak bgt," sahut Naya.
"Ya juga ya," kata Mira.

"Ya udah bentar, gua ke sana lagi,"

Naya pun langsung menghampiri Santi lagi.

"San, udah belom?" tanya Naya.
"Udah nih, Nay," jawab Santi dan langsung memberikan buku latihan B.inggrisnya ke Naya. Karena ya, di antara Naya, Mira, Lili, dan Ratu cuma Santi yang pandai bahasa inggris.
"Oke, gue bawa ya?"
"Oke,"

Naya pun langsung kembali dari tempat duduknya. Tapi, saat ingin duduk Naya melihat bangkunya itu diduduki oleh seorang cowok.

"Permisi, gue mau duduk nih!" kata Naya. Cowok itu pun langsung menghadap Naya.
"Lo mau duduk di sini?" tanya cowok itu.
"Iyalah, itukan bangku gue!" sahut Naya.

Cowok itu pun langsung berdiri dari bangku Naya dan menghadapkan tubuhnya ke arah Naya. Cowok itu pun menatap mata Naya dan Naya pun sebaliknya, tak lama Naya membuang tatapannya.

"Makanya lain kalo mau duduk tuh permisi dulu!" kata Naya sambil menempelkan bokongnya di bangku.
Sedangkan cowok itu, hanya menatap Naya dan pergi.
"Ih dasar, anak baru aja belagu!" sahut Naya pelan.
                                   

****

Naya pov's

"Itu obrolanku dengan Akbar, sungguh tak berbobot memang. Sebenarnya sih bukan sebuah obrolannya yang membuat terkesan. Tapi, tatapan mata Akbar itu membuatku terpikirkan di kepala. Tatapan lumayan lama, bahkan lebih dari 3 detik. Sungguh, aku tak bisa membohongi diriku, kalau sebenarnya hatiku begitu bergetar, rasanya hati ini ingin melompat keluar. Tatapan yang tajam, yang mampu membuatku terpejam."

Salam manis NayyPtr 💛

Cerita Kita Berhenti di Sini? [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang