29. Paginya di Penginapan

26 10 0
                                    

Pagi terlalu cepat datang dan mentari terlalu bersemangat untuk memamerkan cahaya terangnya.

Saat sudah memasuki pukul 04.30 waktu Jogja. Naya yang sedari malam selalu terbangun dari tidurnya bergegas untuk segera ke kamar mandi untuk mandi dan mengambil wudhu untuk sekalian menunaikan ibadah sholat Subuh. Sedangkan ketiga sahabatnya masih terlelap tidur.

Naya langsung ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya.

Setelah beberapa menit di kamar mandi Naya pun keluar dan mendapati ketiga sahabatnya yang sudah terbangun dari tidurnya.

"Udah pada bangun?"

Kata Naya yang sudah rapih dengan bajunya.

"Lo, udah mandi?" tanya Mira.
"Udah dong!" jawab Naya sambil menggelar sajadahnya.
"Udah sana mandi lo!" kata Naya lagi.
"San, mandi gih! Abis itu sholat, terus kita sarapan," kata Naya.
"Iya, ini mau mandi kok," jawab Santi.

****

Naya dan ketiga sahabatnya pun sudah selesai dari bebersihnya.

"San, mau sarapan gak?" tanya Naya.
"Yuk, aku bawa Buryam nih. Tapi harus pake air panas untuk buatnya," kata Santi sambil mengambil dua bungkus Buryam yang ada di dalam tasnya.

"Gampang, kita ambil aja ke dapur kali aja ada," kata Naya.
"Ya udah, yuk!" ajak Santi.

Santi dan Naya pun pergi ke dapur yang letaknya di lantai satu atau lebih tepatnya di dekat kamar anak laki-laki.

"Nay, lo mau ke mana?" tanya Mira.
"Dapur!" jawab Naya sambil menutup pintu kamar.

Mereka berdua pun menuruni anak tangga untuk menuju ke lantai bawah.

Setelah sampai di dapur betapa terkejutnya Naya saat kedua matanya menangkap sosok yang memang untuk hari itu ia tak ingin melihatnya apalagi berurusan dengannya.

"Naaah ini nih bocahnya, yang semalam cari masalah sama gue!" kata Akbar yang semakin dekat ke tubuh Naya seakan-akan dihimpit olehnya.
"Akbar, gue bisa jelasin kok, serius," kaya Naya sambil membentuk huruf V pada jarinya. Akbar hanya menganggukkan kepalanya.
"Ya udah minggir dulu!", Akbar langsung minggir untuk memberikan Naya ruang.
"Sebentar, gue mau ambil air panas dulu," kata Naya sambil melangkahkan kakinya untuk mengambil air panas.
"Air panasnya abis!" kata Akbar.
"Ya udah masak dulu, sambil gue jelasin," kata Naya sambil mengambil tempat wadah untuk memasak air.

Naya menyalakan kompor itu dengan api besar. Sambil nunggu air mendidih Naya menyiapkan Buryamnya.

"Mana, San punya Naya?" tanya Naya.
"Nih!" kaya Santi sambil menyodorkan Buryam tersebut.

Akbar yang sudah berdiri di samping Naya sambil melihat Naya membuka bungkus Buryam itu.

Naya melirik Akbar sesekali.

"Jadi tuh, Bar semalam itu gue pinjam sendal Iqbal karena sendal gue tiba-tiba gak ada. Nah, pas gue mau balikin waktunya gak keburu karena udah malam juga. Jadi, gue niat buat hubungi dia, gue minta kan nomornya sama Lili. Tapi, pas gue minta nomornya Iqbal, si Mira ngerjain gue. Dia malah kasih nomor lo, gitu," jelas Naya sambil membuka bumbu-bumbu Buryam tersebut.

"Gak, percaya!" Akbat malah melontarkan pernyataan itu.
"Tau ah!" Naya pun kesal dengannya.

Naya mrngambil air yang sidah mendidih dan menuangkan air panas itu ke wadah yang sudah berisi Buryam itu.

Tanpa menunggu Santi, Naya langsung pergi gitu saja meninggalkan Santi di dapur. Entah kenapa, pagi ini Naya Bete dengan Akbar.

****

Naya pov's

"Hari itu aku sangat kesal dengan Akbar. Bagaimana tidak, aku sudah menjelaskan hal yang sebernarnya tapi dia tetap tak percaya. Sungguh hal itu membuat aku kesal."

"Aku cuma ingin kau percaya, Bar dengan apa yang keluar dari mulutkuTermasuk juga jika nanti aku mengungkapkan rasa ini yang entah itu kapan."












Salam manis NayyPtr💛

Cerita Kita Berhenti di Sini? [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang