Rombongan kelas 12 pun sudah sampai di Candi Borobudur sekitar jam 10 pagi. Mereka semua menikmati salah satu warisan dunia itu dengan berfoto bersama. Setelah berfoto dan waktu pun kian berjalan. Kini jam sudah menunjukkan pukul 11.30.
Naya dan ketiga sahabatnya pun sudah tak berada di kawasan candi, atau lebih tepatnya sudah berada di belakang candi yang di sana banyak sekali tempat istirahat, penjual cendera mata, dan kuliner.
Karena waktu sudah siang, Naya dan sahabatnya pun mencari tempat untuk menunaikan ibadah sholat zuhur.
"Tuh ada Musholah!" kata Naya.
"Ya udah, yuk!" sahut Mira.Mereka berempat pun langsung menuju ke musholah itu, manaruh tasnya dan langsung menuju ke toilet untuk mengambil wudhu dan membuang air kecil.
Setelah menunaikan sholat, mereka berempat pun memutuskan untuk berkeliling di sekitar kawasan belakang Borobudur.
"Kita mau ke mana?" tanya Naya.
"Gue sama Lili mau liat-liat aksesoris sih," jawab Mira.Naya hanya menganggukkan kepalanya.
"Ya udah gue ikut!"
Naya, Mira, Lili, dan Santi pun berkeliling untuk melihat-lihat cendera mata yang ada di sana.
"Nay, San mau masuk gak?" tanya Lili yang sudah ada di depan toko aksesoris.
"Gak deh, Beb aku sama Santi mau cari makan dulu nih!" jawab Naya.
"Oh ya udah, Beb nanti aku sama Mira nyusul deh!" kata Lili.
"Oke, paling aku dekat-dekat sini aja!" sahut Naya.
"Oke"Akhirnya Naya dan Santi pun pergi meninggalkan Mira dan Lili.
"Di situ aja yuk, San! Enak juga dekat sama jalur bus kita," kata Naya.
"Ya udah,"Mereka pun memasuki rumah makan.
"Mari, Mba silahkan duduk! Mau pesan apa?" tanya sang empunya warung makan itu.
"Liat menunya dulu ya, Mba!" kata Naya.
"Oh, mari-mari, boleh-boleh," sang empunya warung makan pun memberikan daftar menu itu kepada Naya dan Santi.Naya dan Santi pun memilih-milih menu yang tertera di buku menu itu.
"Mau apa, San?" tanya Naya.
"Bakso aja gimana?" kata Santi.
"Boleh, terus apa lagi? Masa bakso doang!" kata Naya.
"Ya udah boleh, sama... Ini deh, gado-gado," kata Santi.
"Oke!"Naya pun menutup menu itu dan memberikan kepada sang empunya warung.
"Jadi kita pesan bakso 2, sama gado-gadonya satu komplit, Mba!" kata Naya.
"Oke, terus minumnya apa?" tanya sang empunya warung.
"Es teh manis aja, Mba"
"Kamu apa, San?"
"Sama," jawab Santi.
"Ya udah, ditunggu ya!" akhirnya mereka pun selesai memesan tinggal menunggu pesanannya datang.Tak lama pesanan pun datang, mereka langsung menyantap makanan itu sampai habis.
****
"Abis ini ke mana, San?" tanya Naya.
"Langsung ke jalur bus aja deh," sahut Santi.
"Oke,"Mereka pun bangkit dari duduknya dan langsung membayar makanan yang tadi mereka makan.
"Dah, yuk!" kata Naya.
Mereka pun langsung pergi meninggalkan warung makan itu.
"Si Mira sama Lili mana ya?" tanya Naya ditengah perjalanan mereka menuju jalur bus.
"Tau deh, mungkin udah ke jalur bus duluan kali," sahut Santi.
"Iya kali ya,"Sampailah mereka di jalur bus, di sana banyak sekali bus yang terparkir. Naya dan Santi pun mencari tempat yang nyaman untuk bisa mereka duduki sambil menunggu teman dan guru mereka.
Saat Naya sedang duduk di samping Santi dengan santainya sambil mata Naya melihat sekitar yang banyak sekali para penjual dari cendera mata sampai tukan baju keliling yang membawa dan menawarkan dagangan mereka.
Tapi, mata Naya langsung melotot saat menagkap sosok yang tadi pagi membuatnya bete. Ya, Akbar. Saat ini Akbar dan temannya berjalan menuju bus yang memang sangat dekat dengan tempat Naya dan Santi duduk.
"Akbar tuh, Nay!" goda Santi.
"Saaan?!!"
"Kemari tuh dia," kata Santi.Naya pun melihat Akbar begitupun Akbar. Akbar mendatangi Naya dan langsung mengambil posisi di depan Naya.
"Gue ke sana dulu, ya?!" kata temannya Akbar.
Kini tinggallah Akbar, Naya dan Santi.
"Pergi yuk, San!" kata Naya.
"Duduk lo sini!" kata Akbar.Akhirnya Naya pun duduk kembali.
Apalah daya Naya, dia tak bisa menolak dengan apa yang Akbar ucapkan, maklum lagi jadi bucin.
Saat Naya, Santi, dan Akbar sedang duduk tiba-tiba ada tukang baju keliling yang lewat sepintas. Akbar yang melihat tukang baju itu langsung memanggilnya.
"Mas?!" panggil Akbar.
Mas tukan baju itu pun menghampiri Akbar."Lo mau beli baju?" tanya Naya dengan wajah bingung.
"Nggak, beliin buat lo!" sahut Akbar.Naya terpelongo mendengarnya, Naya berfikir, karena dia bukanlah cewek bodoh. Naya berfikir pasti si Akbar ingin mengerjainya.
"Mas, jadi ndak?" tanya sang tukang baju.
"Eh eh, gak Mas, gak jadi, maaf ya?" kata Naya.
"Oh iya, Mba gapapa," sahut sang tukang baju.
"Maaf ya, Mas?" kaya Naya dan sang tukang baju pun pergi meninggalkan tempat itu."Gila lo ya?!" perkataan itu keluar saja dari mulut Naya.
"Wkwk, gue 'kan cuma nawarin kali aja lo mau lagipula gue juga gak tau ukuran baju lo apa," kata Akbar sambil tertawa.
"Ogah, palingan juga ujung-ujungnya lo mau mengerjain gue, iya 'kan?" kata Naya yang berhasil mengundang tawa Akbar.Dengan sebal dan bete Naya pun pergi bersama Santi. Sedangkan Akbar masih dengan tawanya.
"Menyebelin banget sih!"
****
Naya pov's
"Entahlah, tapi jika tak ada kau aku sepi".
Salam manis NayyPtr💛
KAMU SEDANG MEMBACA
Cerita Kita Berhenti di Sini? [SELESAI]
Non-Fiction[T R U E S T O R Y] Kata orang, masa-masa SMA adalah masa paling indah. Dan benar, itu memang masa paling indah. Ini adalah kisahku, kisah masa SMA-ku. Tentang dia dan sifat jahilnya, tapi berhasil membuatku bahagia, dan bisa membuat hari-hari berb...