6. Masa lalunya Naya

90 60 3
                                    

Hari ini kelas 11 freeclass, seperti biasa semua murid ada yang tidur, ada yang ngegosip, nyanyi-nyanyi tak jelas, dan lain sebagainya.

Sedangkan Naya dan sahabatnya memilih untuk mengobrol santai, ingat ya mengobrol bukan ngegosip.

Saat asyiknya mengobrol, lagi-lagi Akbar datang mengganggu Naya.

"Haah tuh orang pasti ke sini,"
"Tuhkan, tuhkan ke sini," kata Naya pelan

Akbar datang dan langsung duduk di depan Naya.

"Apa?" tanya Naya.
"Laah ngapa? Gue mau duduk, gak boleh?" tanya balik Akbar
"Dasar rese!" sahut Naya dengan penuh penekanan.
"Ngobrolin apa sih?" tanya Akbar.
"Mau tau aja lo," sahut Naya.
"Dih, ikut-ikutan aja lo," balas Akbar.
"Nyebelin banget sih!" sahut Naya.

Akbar diam dan langsung menatap Naya. Ya, kebiasaan Akbar yang selalu menatap Naya tanpa Naya tahu alasannya kenapa. Kenapa Akbar selalu menatap Naya?

"Jangan mulai deh! Kata Naya.

Akbar hanya menatapnya saja.

"Eh, Nay gue mau nanya deh," kata Akbar.
"Nanya apa?"
"Lu pernah pacaran?" tanya Akbar yang ditanggapi gelengan kepala oleh Naya.
"Ditembak sama cowok?" Naya pun menggelengkan kepalanya lagi.
"Kalo suka sama seseorang?" Naya langsung tersentak.
"Kenapa nanya gitu?" tanya Naya.
"Jawab aja kali,"

Naya begitu ragu untuk menjawab pertanyaan Akbar yang satu itu.

"Iya, pernah," jawab Naya.
"Siapa?" tanya Akbar dengan antusias.
"Ih, kepo ah," sahut Naya.
"Yaelah, jawab aja kali,"

Naya ragu untuk menjawabnya, bagaimana tidak Naya tak ingin masa lalu itu teringat lagi. Masa di mana hatinya penuh dengan sesak, patah, sakit yang berkali-kali, sungguh Naya tak ingin mengingatnya.

"Heh, siapa?" tanya Akbar lagi.
"Ada deh, masa lalu gue. Gue males ingat-ingat lagi," jawab Naya dengan wajah yang sulit untuk dijelaskan.
"Masa lalu? Ceritain kali," sahut Akbar.
"Yaa, gue pernah suka, bukan suka sih, bisa dibilang sayang, mungkin cinta. Tapi, dia gak balas rasa yang gue punya buat dia. Akhirnya gue mencintai dia sendiri," jelas Naya.
"Terus, dia tau kalo lo suka dia?" tanya Akbar.
"Tau, dan semenjak dia tau, dia menjauh, sejauh jauhnya," jelas Naya lagi.
"Kasihaaann...," sahut Akbar dengan nada meledek.
"Nyebelin tau," sahut Naya.

Dan pada akhirnya Naya mengingat kembali masa lalu yang sudah ia lupakan, sungguh kejam memang, atau bodoh? Entahlah, pernah bodoh karena cinta itulah Naya. Bahkan, lukanya pun masih sangat perih dan basah.
                 

****

Naya pov's

"Masalalu itu pahit, Bar. Aku sudah merasakannya. Dan saat ini aku ingin melupakannya, kuharap kau bisa bantu itu."




Salam manis NayyPtr💛

Cerita Kita Berhenti di Sini? [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang