20. Bimbel Pertama

31 11 0
                                    

Pertengahan Januari pun datang, semua murid kelas 12 pun bersiap untuk mengikuti bimbingan belajar atau lebih sering disebut dengan 'bimbel'.

Bimbingan belajar itu jatuh di hari Minggu. Ya, hari yang seharusnya dipergunakan untuk menghabiskan waktu bersantai dan berlibur tapi kini selama kurang lebih 3 bulan lamanya dihabiskan untuk bimbel.

"Hari ini bimbel mapel apa sih?" tanya Naya.
"Matematika sama bahasa inggris," jawab Mira.
"Aahh.. Mapelnya bikin badmood aja!" sahut Naya dengan wajah yang tidak senang.

Naya pun mengambil handphonenya untuk sekedar mengecek sosial medianya.

"Kok yang datang sedikit banget, ya?" tanya Mira.
"Paling juga yang lain masih otw," jawab Naya dengan tidak mengalihkan pandangannya dari handphone.

Tak lama berselang, satu persatu mereka pun datang memenuhi kelas, dari mulai laki-laki dan perempuan.

"Nah tuh si Lili, Santi, sama Ratu!" kata Mira dengan kepala mengarah ke pintu kelas.

Ketiga sahabatnya pun duduk berdekatan dengan Naya dan Mira.

****

Bimbingan belajar pun berjalan dengan lancar di mata pelajaran pertama. Tapi Naya tak bersemangat untuk bimbel pertamanya, ya, penyemangatnya tak ada--Akbar. Begitu pun dengan kawannya.

"Dari tadi lo gue liatin melamun aja! Kenapa sih?" tanya Mira yang duduk bersebelahan dengan Naya.

Naya menarik napasnya pelan.

"Akbar kok datang ya, Mir?" tanya Mira.
"Anak kaya dia ikut bimbel, bisa-bisa hancur nih sekolahan!" sahut Mira.
"Kok lo gitu sih?"
"Nay, Nay anak nakal kaya dia tuh mana mau ikut-ikut kaya gini, sekolah aja main-main," jawab Mira

Naya terdiam dengan wajah cemasnya.

****

"Baik anak-anak sudah dulu untuk hari ini, kita lanjut lagi di minggu depan," kata Pak Guru itu sambil merapihkan bukunya.

"Baik, Pak!" seru semua murid yang ada di dalam kelas.

Pak Guru pun menganggukkan kepalanya.

"Baik anak-anak, selamat siang!" kata Pak Guru.
"Siang, Pak!" Pak Guru pun melangkahkan kakinya 'tuk keluar kelas, sedangkan murid pun berberes bukunya.

"Main gak?" tanya Lili.
"Free gue mah," sahut Mira.
"Gue balik aja deh bareng Santi," sahut Naya.
"Ya udah oke," sahut Mira.

Naya langsung menyangkil tasnya dan bergegas pulang ke rumah karena hari Minggu ini mood-nya sedang tidak bagus. Wajar saja, di umur Naya yang masih belasan tahun, jiawa remajanya pun seakan keluar dengan liar——kalian pasti pahamlah.

"San, gue bareng lo ya?" kata Naya.
"Oke!" sahut Santi.

Naya dan Santi pun pulang ke rumah bersama menggunakan angkutan umum.

Selama perjalanan Naya hanya diam dan termenung.

"Aku tak bisa memikul rindu ini, Bar ini terlalu berat untukku, aku tak bisa. Jika ada alat pengukur kerinduan maka hari inilah aku orang yang paling merindu," kata Naya dalam hatinya sambil melihat ke arah keluar melalui kaca jendela yang sengaja Naya buka agar angin masuk ke dalam angkot tersebut.

****


Salam manis NayyPtr💛

Cerita Kita Berhenti di Sini? [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang