"Nay, Nay, Naya?"
"Napa sih, Mir?" tanya Naya.
"Lo pr bahasa indo udah belum?"
"Udah sih, tapi baru setengah," sahut Naya.
"Mana, gue liat!"
"Tuh ada di tas, ambil aja!"Mira langsung mengambil buku tugasnya Naya.
Sedangkan Naya pw-pw 'an di kursinya.
"Enak banget lo santai-santai!" kata seseorang yang ada di belakang Naya, sontak Naya pun terkejut.
"Laah lo kok tiba-tiba ada di sini sih, kapan datangnya?" tanya Naya kepada Akbar, ya seseorang itu adalah Akbar."Dari tadi," jawab Akbar sambil mengubah posisinya menjadi di hadapan Naya. Sedangkan Mira yang melihat hal itu terlihat cuek, karena Mira sudah tak kaget lagi dengan 'dua insan ini'.
"Mir, emang ada pr?" tanya Akbar.
"Ada, bahasa indo, di lks," jawab Mira.
"Ah, bodo ah Pak Bambang juga paling gak datang, udah jam segini, bentar lagi juga ganti jam pelajaran," kata Akbar sambil melihat jam yang ada di dindin atas ruangan kelasTiba-tiba si Ozi, teman satu gengnya Akbar datang ke tempat duduk Naya.
"Eehh, Naya?" sapa Ozi basa-basi.
"Berduan bae dah ah," sambung Ozi menggoda Akbar dan Naya.Ozi pun duduk di samping Akbar.
"Lo masih sama pacar lo, Zi?" tanya Akbar, Ozi pun menganggukkan kepalanya.
"Lo pacaran udah berapa lama, Zi?" tanya Naya.
"Hampir 2 tahun kayanya sih," jawab Ozi.
"Heemm..."
"Eh eh eh, gue mau tanya deh sama lo berdua. Menurut lo semua cewek itu cantik gak sih? 'Kan banyak tuh cowok yang waktu pacaran ceweknya canti-cantik. Menurut lo itu gimana?" tanya Naya.
"Heh, semua cewek mah cantik, Nay kalo ganteng mah cowok. Kalo yang pas pacaran ceweknya cantik-cantik, tapi belum tentu pas si cowok udah mau menutuskan untuk menikah kebanyakan nyarinya yang biasa-biasa aja. Kaya gue, menurut gue mah kalo pas pacaran ya gapapa cari aja cewek yang cantik banget, namanya juga pacaran. Tapi, pas mau nikah, ya gue carinya yang sayang sama gue, sama ibu bapak gue, sama keluarga gue. Gitu, Nay," jelas Akbar.Naya langsung diam, serasa hatinya hangat saat Akbar berkata seperti itu.
"Kaya gitu?" tanya Naya.
"Iyalah, iyakan, Zi?" Ozi hanya menganggukkan kepalanya.Sedangkan Mira yang melihat dan mendengar omongan akbar hanya tersenyum-senyum.
Dan Naya, mencoba mencerna apa yang dikatakan oleh Akbar barusan. Naya tak menyangkan, seorang cowok, mostwantednya sekolah berkata seperti itu, sontak Naya hatinya menjadi hangat atau bahkan luluh? Entahlah, Naya merasa kalau Akbar tuh sebenarnya orang baik.
****
Naya pov's
"Hari itu aku begitu terkesan akan pernyataan Akbar, dia terlihat dewasa. Aku tersenyum lega, dalam benakku terlintas "bisa ya, seorang bandit sekolah berkata seperti itu". Hahahah... Lucu, kaget, terpukau itulah yang aku rasakan. Sungguh, bandit sok dewasa."
Salam manis NayyPtr💛
KAMU SEDANG MEMBACA
Cerita Kita Berhenti di Sini? [SELESAI]
Non-Fiction[T R U E S T O R Y] Kata orang, masa-masa SMA adalah masa paling indah. Dan benar, itu memang masa paling indah. Ini adalah kisahku, kisah masa SMA-ku. Tentang dia dan sifat jahilnya, tapi berhasil membuatku bahagia, dan bisa membuat hari-hari berb...