Kring...kring...kring...
Jam masuk istirahat pun berbunyi, semua murid dari kelas 10 sampai 12 pun masuk ke kelasnya masing-masing.
"Nay, anterin ke toilet yuk!" kata Mira.
"Bentar, taro uang dulu!" sahut Naya yang menaruh uangnya asal begitu saja di tasnya.Mereka pun pergi ke toilet.
"Tungguin, ya!" kata Mira.
"Iya, emang gue lo yang ninggalin mulu," kata Naya dengan nada candanya.Mira pun langsung masuk ke toilet sedangkan Naya menunggu di luar.
Tak lama Mira pun membuka pintu toilet tersebut.
"Udah?" tanya Naya.
"Dah," sahut Mira singkat.Mereka berdua kembali menuju kelasnya.
Pas sampai di depan pintu kelas, Naya melihat Akbar sedang berada di depan pintu kelas bersama kawannya.
"Hmm, dasar badboy ngapain coba di depan pintu?" tanya Naya di dalam hatinya.
"Permisi, ya?" kata Mira kepada Akbar dan kawannya.
Dengan mudah Mira mengatakan kata 'permisi' dan langsung saja Akbar dan kawannya menyingkir sebentar. Tapi saat Naya mengatakan kata yang sama, kawannya Akbar memberikam ruang untuk Naya masuk ke dalam kelas. Tapi Akbar, tidak.
"Gue mau lewat, Bar!" kata Naya.
"Gak boleh!" kata Akbar sambil mendekatkan tubuhnya ke Naya.Makin lama makin dekat sampai tubuhnya Naya terpentok ke tembok.
"Akbar, jangan gitu ih!" kata Naya sambil mendorong tubuh Akbar.
"Dih, jangan gr lo! Gue cuma mau pinjem pulpen," kata Akbar.Naya menghela napas lega.
"Ayo!" kata sambil berjalan memasuki kelas.
Naya membuka tasnya untuk mengambil pulpen yang ingin dipinjam oleh Akbar.
Namun saat membuka tasnya Akbar melihat banyak sekali uang jajan yang berserakan begitu saja di dalam tas Naya.
"Lo kalo naro duit tuh jangan berantakan gitu! Nanti kalo hilang gimana?" kata Akbar bertubu-tubi.
Naya tercengang, demi apa Akbar berkata seperti itu? Naya diam sambil mencerna apa yang Akbar katakan itu.
"Heh?" Naya terkejut dan tersadar.
"Apa?" tanya Naya.
"Malah bengong, mana pulpennya?" tanya Akbar.
"Oh iya, ini!" Naya memberikan pulpennya.
"Oke. Ingat tuh jangan berantakan gitu!" kata Akbar sambil menerima pulpen tersebut.
"Iya, Bar," Naya tersenyum mendengar Akbar berkata seperti itu.Naya langsung duduk di bangkunya sambil tersenyum-senyum sendiri, dia tak menyangka kalau Akbar bisa perhatian juga.
"Aku tak tahu, Bar itu perhatian atau hanya kebetulan. Tapi yang jelas, ketika seseorang sudah jatuh cinta, hal sesederhana apapun akan terlihat istimewa," kata Naya dalam hatinya dengan senyum yang merekah di bibirnya.
****
Naya pov's
"Aku tak bisa menyembunyikan bahagiaku saat itu. Senyum yang merekah di bibirku tak bisa aku tutupi dengan apapun, aku sangat senang saat Akbar berkata seperti itu kepadaku. Meski aku tak tahu itu perhatian atau hanya kebetulan. Tapi yang jelas, ketika seseorang sudah jatuh cinta, hal sesederhana apapun itu akan terlihat istimewa. Itulah yang aku katakan dulu."
S
alam manis NayyPtr💛
KAMU SEDANG MEMBACA
Cerita Kita Berhenti di Sini? [SELESAI]
Non-Fiction[T R U E S T O R Y] Kata orang, masa-masa SMA adalah masa paling indah. Dan benar, itu memang masa paling indah. Ini adalah kisahku, kisah masa SMA-ku. Tentang dia dan sifat jahilnya, tapi berhasil membuatku bahagia, dan bisa membuat hari-hari berb...