16. Bogor dan Surko Atom

55 24 3
                                    

Bulan pun berganti, tak terasa enam bulan sudah berlalu. Ujian semester ganjil sudah berlalu. Kini semua murid sedang menikmati liburan akhir semester di kota Bogor.

Naya dan keempat sahabatnya sedang asyik duduk di bangku bus sambil melihat pemandangan kota Bogor dari balik kaca bus.

"Nah, anak-anak kita sebentar lagi sampai di Kebun Raya Bogor, maka dari itu Bapak harap semuanya untuk bersiap!" kata salah satu guru yang ada di bus mereka.
"Baik, Pak," sahut murid yang ada di dalam bus.

Mereka bersiap-siap dengan barang yang akan mereka bawa.

"Lo bawa apa aja dah?" tanya Naya ke Mira.
"Paling tas kecil buat taro hp sama duit," jawab Mira.
"Makanan gak lo bawa? Di dalam 'kan gak ada makanan, sekalinya ada juga mahal, Say" kata  Naya.
"Oh iya ya," kata Mira sambil menepuk jidadnya.

Mira pun langsung membawa makanannya.

"Nah anak-anak kita sudah sampai di depan Kebun Raya Bogor, ayo semuanya turun!" kata Pak Guru mereka.

Semua murid pun langsung turun dari bus dengan tertib.

"Sampai juga," kata Naya.

"Lah, kok baru bus kita doang sih, yang lain mana?" tanya Mira.

Naya, Santi, Ratu, dan Lili pun baru tersadar.

"Iya ya, kok mereka belum sampai? Bukannya tadi bus mereka duluannya.

Saat sedang dalam keadaan bingung tiba-tiba kepala sekolah datang dengan membawa karcis masuk. Tapi sebelum memberikan dan masuk ke dalam, kepala sekolah memberikan pengumanan untuk para murid perempuan.

"Jadi anak-anak, ini karcis akan Bapak berikan kepada kalian nanti. Karena, bus yang ditunggangi murid laki-laki sedang mengalami kerusakan. Jadi. Bapak harap kalian semua bisa memakluminya," kata kepala sekolah mereka.
"Haah? Maksudnya mogok, Pak?" tanya Mita teman duduk Naya.
"Iya, mogok. Jadi, kita tunggu dulu di sini!" sahut kepala sekolah.

"Nahh, mumpung lagi nunggu mending kita foto dulu!" kata Mita lagi, memang dari semua murid kelas 12 Mita adalah anak yang paling ekstrovert.

"Ayo dah!" sahut salah anak murid cewek.
"Tapi anak kelas 12 dulu, ya?" kata Mita.
"Laah iya lah," sahut Tasya teman kelas Naya juga.

Mereka pun langsung mengambil posisi untuk foto bersama kepala sekokah dan wali kelas mereka untuk dokumentasi.

Lama sudah mereka menunggu kedatangan murid laki-laki.

"Baiklah anak-anak, karena kita juga diburu oleh waktu. Jadi sebaiknya, semua murid perempuan dari kelas 10 sampai 12 masuk lebih dulu bersama wali kelasnya masing-masing, biar bapak dan Pak Chairil saja yang menunggu di sini!" kata Pak kepala sekolah.
"Baik, Pak!" kata semua murid perempuan itu.

Semua murid perempuan pun masuk ke Kebun Raya Bogor meninggalkan rombongan laki-laki yang bus-nya mogok di jalan.

"Kira-kira rombongan anak cowok bakal ke sini gak, ya?" tanya Naya dengan wajah cemasnya.
"Ke sini kok, Nay tenang aja!" jawab Lili.
"Nanti juga ke sini," sahut Mira.

Naya pun diam, dia cemas, dalam kepalanya selalu bertanya, apakah Akbar baik-baik saja?

"Baik anak-anak, untuk anak kelas 12 kumpul dulu yuk!" kata wali kelas mereka.

Murid perempuan kelas 12 pun langsung kumpul.

"Baik untuk anak-anak kelas 12, kalian boleh keliling melihat-lihat tapi, nanti kita kumpul lagi di sini untuk makan siang! Oke?" perintah wali kelas mereka.
"Iya, Pak!" kata semua anak murid perempuan.

Mereka pun langsung berhamburan untuk berkeliling melihat-lihat Kebun Raya Bogor.

"Kita ke mana dulu nih?" kata Mira.
"Yaa ke mana aja, kita nikmatin udara sejuk di sini, kapan lagi 'kan?" sahut Naya.
"Liat-liat museum dulu deh!" kata Santi.
"Ayo!" mereka langsung pergi ke museum artefak yang ada di Kebun Raya Bogor.

Waktu semakin siang, Naya dan sahabatnya pun berniat untuk makan siang lebih dulu.

"Di sana aja, ya? Banyak anak kelas kita juga," kata Mira.
"Oke," mereka pun berjalan untuk menghampiri teman kelas mereka yang sudah duduk lesehan di atas rumput yang hijau.

Mereka pun membuka makanan yang mereka bawa,  Naya makan berdua bersama Mira dengan bekal yang Mira bawa.

"Mir, kok Akbar belum datang-datang juga, ya?" tanya Naya.
"Ntar juga datang kok," sahut Mira.

Perlahan-lahan makanan mereka pun habis. Naya membuka makanan kecilnya untuk mencuci mulut.

"Lo mau gak?" tawar Naya sambil menyodorkan snack yang ada di tangannya.

Mira pun langsung mengambil snack yang ada di tangan Naya.

"Udah ambil!" kata Naya.

Mira langsung mengambil snack Naya.

"Nay?" panggil Lili.
"Iya?" Naya menengok ke arah Lili.

Lili seakan memberikan kode melalui mata seperti menunjuk ke satu arah.

Naya mengerti dengan kode yang  diberikan oleh Lili. Naya menengok ke arah belakang.

Dan...

Naya langsung tersenyum penuh melihat seseorang yang sedari tadi memenuhi pikirannya.

Akbar dan anak murid laki-laki yang lain pun langsung istirahat di tempat yang sama dengan anak murid perempuan.

Seperti biasa, Akbar mengambil posisi duduk di samping Naya.

"Ada makanan gak, Nay?" tanya Akbar.
"Ada, bentar!" Naya membuka tasnya dan mengambil snack yang tinggal beberapa.
"Ada sukro atom, mau?" tanya Naya.
"Ya udah," jawab Akbar.
"Bentar dibuka dulu!" kata Naya sambil membuka snack tersebut.

"Nih," Naya sambil menyodorkan snacknya ke Akbar.

Akbar pun langsung mengambil sukro atom itu, tapi hanya isinya. Naya memegangkan sukro atom itu di tangannya sedangkan Akbar sedikit demi sedikit mengambil sukro atom itu, dan sesekali Naya pun mengambil sukro atom itu.

"Emangnya gak bawa makanan?" tanya Naya.
"Bawa, tapi ketinggalan di bus. Mogok busnya," jawab Akbar.
"Kok bisa sih?" tanya Naya lagi.
"Ada kerusakan katanya," jawab Akbar sambil mengambil sukro atom lagi.

Akbar dan Naya pun menghabiskan makanannya dan langsung pergi mengelilingi Kebun Raya Bogor.

****

"Satu lagi, Bogor menjadi saksi atas kebahagianku. Akbar dengan sikap sederhananya mampu buat aku terpana olehnya. Rumput hijau yang kita duduki menjadi satu atas kebahagian aku, Bar. Mungkin kau lupa, tapi aku tidak, Bar."


Salam manis NayyPtr💛

Cerita Kita Berhenti di Sini? [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang