14. Permen Kiss

57 36 6
                                    

Jam istirahat berbunyi, semua murid berhamburan keluar untuk mengisi perutnya masing-masing.

"Lo kantin gak?" tanya Mira.
"Kantinlah, ayo!" sahut Naya.

Mira dan Naya pun pergi ke kantin.

"Lah, si Lili gak ikut?" tanya Naya.
"Nggak, lagi pw katanya," sahut Mira.

Naya hanya menggagukkan kepalanya.

Mereka pun langsung memasan makanan sesampainya di kantin.

"Nih es lo!" kata Mira sambil menyodorkan es teh manis kepada Naya.
"Makasih. Lah siomay gua?" tanya Naya.
"Iya bentar," sahut Mira.

Naya hanya menganggukan kepalanya.

"Nih siomay lo!" kata Mira.

Mereka pun langsung menyantap makanannya dengan lahap.

****


Kring...kring...kring...

Jam masuk istirahat pun berbunyi, semua murid pun masing-masing masuk ke dalam kelasnya. Begitu pun dengan kelas 12

Naya sudah berada di kelasnya, dia langsung duduk di barisan belakangan, atau lebih tepatnya di tempat duduk Mira dan Lili.

"Si Nay, tatapin terus dah ah!" goda Lili.
"Iya, ntar aja kalo orangnya ke sini langsung grogi wkwk!" sambung Mira.

Naya langsung tersadar saat dua sahabatnya berkata seperti itu.

"Kok tau siiih?" tanya Naya dengan nada bercanda.
"Kebaca bangat mata lo!" sahut Mira, Lili hanya tertawa mendengarnya.
"Nanti juga ke sini, kalo liat lo mah!" sambung Mira lagi.
"Iya, Nay," sambung Lili.

Dan benar sekali perkataan dua sahabatnya, saat melihat Naya sedang duduk di tempat Mira, Akbar langsung menghampirinya.

"Iya udah paham, paham!" kata Lili menggoda Naya sambil bangkit dari duduknya.

Akbar duduk di samping Naya, atau lebih tepatnya di bangku Lili.

Saat Akbar sudah mulai duduk di samping Naya, Naya sedikit grogi, dia tak bisa mengontrol dirinya, wajahnya mulai mengeluarkan cairan bening, tangannya sudah berubah suhu menjadi dingin, bibirnya seakan tak bergerak sedikit pun. Sadar akan hal itu, Naya mencoba untuk santai drngan mengambil permen kiss yang ada di sakunya. Dia membuka bungkus permen itu dan langsung memakannya.

Sedangkan Akbar sudah melihat aktivitas Naya sedari tadi.

"Kenapa sih liat-liat?" tanya Naya yang mulai mencairkan suasana.
"Emangnya gue gak boleh ya liatin lo?" tanya Akbar balik

Deg!

Naya bagai tersambar petir yang begitu kuat.

"Malah diam!" sambung Akbar lagi.

Naya masih nyaman dengan sifat diam seribu bahasanya.

"Lagi makan permen, ya?" tanya Akbar.

Naya hanya menganggukkan kepalanya.

"Masih ada?" tanya Akbar lagi.
"Ada, mau?" tanpa menunggu jawaban dari Akbar Naya pun langsung memberikan permen kiss berwana ungu itu ke Akbar, Akbar pun dengan senang hati menerimanya.

"Gue buka, ya!" kata Akbar.
"Iya," sahut Naya.

Akbar pun langsung membuka bungkusan permen itu dan langsung memakannya. Naya yang melihat hal itu hanya tersenyum penuh dengan kehangatan.

****

Naya pov's

"Saat itu menurutku, permen kiss menjadi saksi atas kebahagian aku. Mungkin Akbar memang melihat hal itu biasa saja. Tapi di mataku, itu sangat luar biasa. Hal seperti itulah yang nanti akan menjadi suatu kenangan sederhana, Bar. Haah... Filosofi permen kiss."





Salam manis NayyPtr💛

Cerita Kita Berhenti di Sini? [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang