Mentari malu-malu untuk menampilkan sinarnya. Awan hitam yang menutupi langit pagi ini sangat membuat suasana menjadi mendung dan dingin, maklum bulan Januari.
"Aduuuh, nih hujan kapan berhentinya?" kata Naya sambil mengadahkan kepalanya ke langit.
"Kalo belum berhenti-berhenti juga bisa telat," kata Naya lagi.Naya gelisah, dia takut akan telat datang ke sekolah, sedang hujan belum berhenti juga dan waktu terus berjalan.
"Haaah, biarlah telat, daripada basah," kata Naya.
Ting..
Tiba-tiba handphone Naya berbunyi, pertanda kalau ada whatsapp yang masuk.
Naya mengambil handphonenya dari saku bajunya.
Mira: "lo di mana? Bentar lagi masuk, lo sekolah 'kan?"
Naya: "iya sekolah kok, tapi masih hujan deras, gue gak mau basah".
Mira: "lebay lo, gue aja basah. Udah cepet sini! Bentar lagi masuk,"
Naya: "iya, iya otw!"
Naya pun langsung menutup handphonennya dan kembali menaruh di saku bajunya.
"Haah.. Pakai payung percuma pasti kepercikan juga," kata Naya sebal.
Naya pun langsung membuka payungnya dan melangkahkan kakinya untuk berangkat ke sekolah.
****
"Mana lagi angkotnya?" kata Naya yang sudah sampai di depan jalan untuk menunggu angkot. Tapi sayang, angkot yang ditunggu sedari tadi tak datang-datang juga.
"Naaah.. Tuh angkot, syukurlah," Naya langsung memberhentikan angkot itu dengan melambaikan tangannya dan dengan hati-hati angkot tersebut pun berhenti.
"SMA Nusa Bangsa ya, Bang!" kata Naya.
"Iya, Neng," jawab supir angkot itu.Angkot itu pun melaju dengan kecepatan sedang.
Tak memerlukan waktu lama, akhirnya Naya sampai di depan sekolah, ia pun langsung masuk untuk menuju kelasnya.
"Akhirnya sampai juga," katanya sambil menutup payung miliknya.
Naya masuk ke dalam kelas dan, menemukan ada beberapa temannya yang sudah datang termasuk Mira.
Naya langsung menghampiri Mira.
"Kata lo udah mau masuk, lah ini belum pada datang," kata Naya.
"Hehehe, yaa maaf, gue sendirian Lili, Santi, sama Ratu belum datang. Ya udah, gue whatsapp lo," sahut Mira.Naya pun duduk di samping Mira.
"Hujannya deras banget, yang lain juga belum pada datang, kalo kaya gini pasti akan freeclass," kata Naya.
"Akbar sekolah gak, ya?" tanya Naya.
Mira pun menjawab pertanyaan sahabatnya itu.
"Mana gue tau, Nay emangnya Akbar gue kantongin,"
"Ah lo, gue serius nih," sahu Naya.
"Iya iya yang takut akan kerinduan," kata Mira meledek sahabatnya.Naya hanya menghembuskan napasnya pelan.
****
Kring...kring...kring...
Jam istirahat pun berbunyi, semua murid berhamburan keluar untuk pergi ke kantin.
Hujan sudah berhenti, hanya menyisakan rintik-rintik kecil.
"Lo mau ke kantin gak?" tanya Mira kepada Naya yang menidurkan kepalanya di meja.
"Iya," jawab Naya.
"Ayo!" kata Mira.Naya pun bangkit dari bangkunya dan berjalan menyusul Mira dan sahabatnya yang lain.
"Si Nay mikirin Akbar aja dah!" ledek Lili
"Ya elah si Akbar segala dipikirin! Palingan dia cabut sama temennya!" sahut Mira.
"Cabut?" tanya Naya.
"Iya cabut. Bolos, Nay bolos!" jawab Mira.
"Masa iya?" tanya Naya.
"Terserah lo dah!" sahut Mira.Naya terdiam mendengar pernyataan Mira, dia kaget apa iya Akbar senakal itu?
****
Naya pov's
"Hari itu aku mendengar pernyataan dari mulut Mira, percaya tak percaya sih saat mendengarnya. Karena aku pikir, mungkin Akbar tak masuk hari ini karena hujan yang lebat pagi tadi. Tapi entahlah, setiap pernyataan Mira yang terdengar itu seakan-akan benar di telingaku".
S
alam manis NayyPtr💛
KAMU SEDANG MEMBACA
Cerita Kita Berhenti di Sini? [SELESAI]
Non-Fiction[T R U E S T O R Y] Kata orang, masa-masa SMA adalah masa paling indah. Dan benar, itu memang masa paling indah. Ini adalah kisahku, kisah masa SMA-ku. Tentang dia dan sifat jahilnya, tapi berhasil membuatku bahagia, dan bisa membuat hari-hari berb...