Ruangan gelap dengan bau alkohol memenuhi ruangan saat Clara mulai membuka kedua matanya. Rasa pusing mendera kepalanya, dan rasa sakit akibat ikatan tali yang mengikat tubuhnya pada bangku sebuah tiang bangunan.
Dengan mata yang setengah terbuka, ia berusaha melihat seisi ruangan. Ada dua orang lelaki dengan tubuh besar-besar, namun sepertinya ia mengenal siapa orang itu.
"Kalau nanti Ilham tau gimana?" ujar seseorang berbaju hitam polos dengan gusar.
"Ya ngga gimana-gimana, dia ga bisa lawan kita juga, kan?" ujar orang disampingnya dengan memakai kaus berwarna putih polos dengan santai.
Temannya mengangguk setuju dengan jawaban yang dikeluarkan lelaki berbaju putih.
Tak lama, ada seseorang yang memasuki ruangan dengan kasar. Ia menendang barang apa saja yang menghalangi langkahnya untuk jalan.
"Gue bayar lo mahal-mahal bukan buat asik-asikan aja! Kalau lo terus asik-asikan minum alkohol, trus Clara pergi gimana?!" bentaknya.
"Gue... gue kek kenal siapa dia," batin Clara saat mendengar suara bentakan itu. Saat berusaha membuka seluruh matanya, rasa pusing malah semakin menjadi hingga membuat ia tak sadarkan diri kembali.
Orang itu mendekati Clara, ia sangat puas melihat Clara tersiksa seperti itu. Memutari tubuh Clara yang penuh lebam, ia tertawa sangat kencang.
"Berani lo main-main sama gue, Ham. Kalau lo jahat, gue bisa lebih jahat dari lo. Coba aja lo mutusin gue dengan cara yang baik, gue ga bakal lakuin ini ke ade lo. Hahaha."
***
Pandu, Ilham dan Dina mampir ke sebuah cafe setelah tadi dari kantor polisi meminta bantuan polisi untuk mencari keberadaan Clara yang sudah hilang tiga hari.
"By, makan dulu, kamu belum makan loh dari kemarin," ujar Dina yang khawatir melihat kondisi Ilham yang memprihatinkan. Mata yang hitam, wajah yang acak-acakan menggambarkan jika ia sangat mengkhawatirkan kondisi Clara.
"Kalau Clara balik trus liat lo dalam keadaan kek gini, dia malah bakal lebih sedih, Ham," ucap Pandu.
Baru saja Ilham ingin memesan makanan, dering telponnya berbunyi. Ia melihat nama di layar gadgetnya, "Mamaa"
"Gue... gue harus bilang apa sama Mama?" gumamnya, bimbang harus jujur atau bagaimana.
"Angkat dulu," saran Pandu.
Ilham mengangkat telpon Ranti-- ibunya.
"Halo, Ma."
"Hai sayang. Apa kabar?"
Ilham menatap Pandu dan Dina bergantian meminta jawaban.
"Bilang aja kalian baik-baik aja, biar tante Ranti ngga khawatir," saran Dina yang dibalas anggukan oleh Ilham.
"Alhamdulilah baik, Mama gimana? Kapan pulang?"
"Alhamdulilah Mama juga baik. Tiga hari kedepan Mama pulang."
Ilham terdiam, bagaimana jika dalam tiga hari ia tak bisa menemukan Clara? Apa yang akan ia katakan saat Mamanya bertanya dimana Clara?
![](https://img.wattpad.com/cover/229624204-288-k991755.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
CINTA SEPIHAK [TERBIT]
Teen Fiction"Hal terbodoh yang pernah lo lakuin apa, Cla?" tanya Pandu. "Harus jujur?" "Iyalah." "Suka bertahun-tahun sama sahabat sendiri dan gaberani bilang gue suka sama dia hingga akhirnya dia jadian sama temen deket gue." "Lo... lo suka sama gue?" "Udah te...