Ilham duduk sendiri di resto bandara, menunggu kedatangan Mama nya dari luar kota. Menghilangkan perasaan bosan, ia memainkan game online yang ada di gadgetnya.
Satu jam sudah ia bermain, namun tetap saja perasaan bosan tidak hilang-hilang rasanya. Ia menoleh pada lelaki di samping mejanya, "ko gue kek kenal?"
Merasa mengenali, ia segera bangkit dari mejanya, "misi."
Lelaki itu menoleh pada Ilham, "i... Ilham? Ilham kan?"
Ilham berseru senang seraya memeluk nya singkat, "Gibran? Dari mana aja lo?"
"Gue kan kuliah di Harvard University, trus pulang ke Indo juga jarang banget," jawab Gibran.
"Oh iya ya gue lupa," ucap Ilham seraya menggaruk tengkuknya yang tak gatal.
"Haha. Gila lo makin ganteng aja," puji Gibran.
"Lo makin cool anjir, jadi kek orang Amrik sumpah." Ilham balik memuji Gibran yang memang benar-benar bukan seperti orang Indonesia asli.
"Bisa aja lo. Btw lo masih sama Airin?" tanya Gibran.
Gibran adalah teman lama Ilham saat tinggal di Palangkaraya, jadi wajar saja jika ia mengetahui hubungan yang terjalin antara Ilham dan Airin dahulu.
"Lo kan tau waktu gue pindah ke Jakarta gue uda..,"
Gibran menyela ucapan Ilham, "bukannya lo belum mutusin dia, ya?"
Ilham segera menceritakan kejadian saat ia pergi ke rumah Airin dan ia memutuskan Airin disana.
Gibran terlonjak kaget, "wehh ... kejam amat omongan lo. Tapi lo beneran udah punya cewek lagi?"
Ilham tertawa sinis, "bukan kejam tapi to the point. Iya, cewe gue masih SMA tapi, seumuran sama ade gue."
"Ohhiya lo kan ga suka basa basi orangnya," ujar Gibran, "btw Clara apa kabar?"
Ilham mengehela napas panjang, "buruk."
"Kenapa? Ada apa Ham?" tanya Gibran penasaran.
"Dia ditipu sahabat dari kecilnya. Pandu, lo kenal kan?"
"Pandu?" Gibran tampak mengingat ngingat, namun ia tetap tak ingat Pandu yang mana. Seperti ingat seseorang bernama Pandu namun lupa wajahnya yang mana.
"Iya, lo lupa mungkin," ucap Ilham.
"Astagfirullah, gue baru inget Mama gue baru turun pesawat tadi, gue pergi dulu, Gib." Ilham yang baru ingat bahwa pesawat Mama nya baru saja turun.
"Gue boleh ikut? Gue kangen juga sama Tante Ranti," pinta Gibran yang langsung diangguki oleh Ilham.
Tak perlu waktu lama, Ilham sudah berhasil menemukan Ranti. "Ma, gimana perjalanannya?" sapa Ilham seraya mendekap Mamanya.
"Heh! Mama kaget, dikira siapa maen peluk-peluk aja," tegur Ranti namun tetap balik mendekap Ilham.
"Hehe," kekeh Ilham seraya melepas dekapan Ranti.
"Hai Tante," sapa Gibran seraya menyalimi tangan Ranti.
"Siapa, Ham? Mama kok kek kenal ya," ujar Ranti seraya mengingat-ingat.
KAMU SEDANG MEMBACA
CINTA SEPIHAK [TERBIT]
Roman pour Adolescents"Hal terbodoh yang pernah lo lakuin apa, Cla?" tanya Pandu. "Harus jujur?" "Iyalah." "Suka bertahun-tahun sama sahabat sendiri dan gaberani bilang gue suka sama dia hingga akhirnya dia jadian sama temen deket gue." "Lo... lo suka sama gue?" "Udah te...