"Gue sadar, gue bukan siapa-siapa lo. Tapi, bisa ga sih lo hargain perasaan gue sedikit aja?" -Clara Anggelista.
*
*
*Clara sudah berada di dalam mobil bersama Pandu, mereka berencana untuk pergi ke Kebun binatang. Namun arah mobil Pandu tak mengarah menuju kebun binatang.
"Ndu, ko kita lewat sini?" tanya Clara yang sudah merasa bingung sedari tadi.
"Kita ke rumah Airin dulu," jawab Pandu.
Clara terlonjak kaget, "hah?"
Pandu yang sedang menyetir itu hanya membalas dengan anggukan kepalanya. Dan tak lama, mobil Pandu sudah sampai di depan rumah Airin dan ternyata Airin pun sudah menunggu di sana.
"Ayo masuk," suruh Pandu pada Airin.
Airin segera memasuki mobil dan duduk di belakang sendiri.
"Cla, lo duduk di belakang aja nemenin Irin, gue di depan sendiri aja," ujar Pandu.
Clara tak menjawab ucapan Pandu, namun segera pindah tempat duduk. Setelah dirasa semua sudah siap, Pandu segera melanjutkan perjalanan nya.
Clara hanya diam dalam mobil. Menahan sesak yang memenuhi rongga dadanya, mood-nya pun sama sudah hancur. Mengapa akhir-akhir ini seorang yang biasanya membuat ia tersenyum, justru sekarang selalu membuatnya menangis?
"Liburan pertama sama kali sama kalian," ujar Airin membuka percakapan.
"Itu bagi lo. Tapi bagi gue, baru kali ini gue liburan bertiga, biasanya berdua sama Pandu," ucap Clara. "Bang Ilham aja suka pengen ikut tapi sama Pandu ga boleh."
"Ah, maafin gue ya. Harusnya gue emang ga ikut," ujar Airin sedikit merasa bersalah, agar Pandu membela dirinya.
"Cla? Lo kenapa? Lo ga suka Irin ikut liburan kita? Asal lo tau ya, ini tadinya liburan gue berdua sama Irin, tapi Irin pengen ngajak lo ikut. Bukannya makasih malah nyinyir sama Irin," bela Pandu.
Clara terdiam, tak menjawab ucapan Pandu. Sakit. Sesak. Ia kira Pandu memang mengajaknya liburan berdua, namun nyatanya? Sudahlah.
Otak Clara membuka memori minggu lalu saat ia pergi liburan berdua bersama Pandu yang menggunakan motor. Sangat membuatnya bahagia, saat ia memeluk tubuh Pandu, menempelkan dagunya pada bahu Pandu, menyubit pipi Pandu yang sedang menyetir.
Menutupi wajahnya dengan topi, Clara mulai menangis, "kenapa gue harus nangis? Gue bukan siapa-siapa Pandu, gue ga boleh marah sama dia."
"Ap-- apa Pandu suka sama Airin?" batin Clara yang mulai membekap mulutnya sendiri, agar suara tangisnya tak terdengar.
"Gu-- gue padahal mau ngungkapin perasaan gue sama dia, tap... tapi kenapa Airin hancurin semua rencana gue?"
"Ap-- apa gue juga harus ngejauh dari Pandu? Gue harus jauh dari dia?" Semakin keras ia menangis, semakin keras pula ia membekap mulutnya.
"Gue ga bisa, gu---"
"Cla? Lo diem aja sih tumben, tidur ya?" tanya Pandu.
Clara segera mengusap kedua matanya, dan menetralkan suara sehabis menangisnya, "i... iya gue ngantuk. "
"Gue tau lo nangis, nyesek kan lo," batin Airin.
KAMU SEDANG MEMBACA
CINTA SEPIHAK [TERBIT]
Genç Kurgu"Hal terbodoh yang pernah lo lakuin apa, Cla?" tanya Pandu. "Harus jujur?" "Iyalah." "Suka bertahun-tahun sama sahabat sendiri dan gaberani bilang gue suka sama dia hingga akhirnya dia jadian sama temen deket gue." "Lo... lo suka sama gue?" "Udah te...