11||•Hilang 2•

4.8K 329 24
                                    

"Apapun yang kamu perbuat, entah hari ini, esok atau yang telah lalu pasti ada konsekuensinya. Sebelum bertindak, biasakan gunakan otak, jangan jadikan otak sebagai pelengkap organ saja."
-Cinta Sepihak.
🌻

Airin merasa jengkel menunggu supir pribadinya yang sangat lelet, padahal ia sangat semangat untuk pergi ke sekolah, banyak hal yang bisa ia lakukan selagi Clara menghilang.

"Iseng ah." Airin membuka gadgetnya dan menelfon Pandu.

"Halo, Du."

"Iya, kenapa?"

"Du, gue keknya bakal telat masuk sekolah, gatau ini supir gue lelet banget," cerita Airin.

"Kebetulan gue juga belum berangkat, gue jemput aja, mau?"

Avv. Rasanya Airin ingin teriak saat ini juga, Pandu ingin menjemput dirinya? Jalan untuk merebut semakin didepan!

"Rin... gimana, mau?"

"Eh iya, boleh."

"Yaudah, gue otw sekarang ya."

"Iya, Du."

Sebuah senyum simpul tercetak di pipi Airin, ia sangat merasa menang saat ini. Rasanya, merebut milik orang lain sangatlah mudah, buktinya tak ada sebulan, ia sudah sering berdekatan dengan Pandu.

"Liat aja lo, gue bakal bikin lo sujud di kaki gue, Ham." Airin memainkan jemarinya bergantian, sangat mencirikan seperti seorang psikopat.

Airin tak sadar bahwa ada dua orang preman yang sedang mengawasi nya. Tidak, preman itu tidak berniat menyakiti atau merampas harta milik Airin, ia hanya ditugaskan Tuannya untuk mengawasi saja.

"Semoga aja lo lama ngilangnya ya, Cla."

Tak lama, Pandu datang menggunakan moge-nya. Motor yang biasa ia naiki bersama Clara kini akan ia naiki berdua bersama Pandu.

"Non, mobil udah siap," lontar Mamat, supir pribadi Airin.

Airin menoleh pada Mamat sinis,"gajadi, gue mau bareng temen."

"Lo ga kasian sama supir lo yang udah nyiapin mobil tapi mobilnya ngga lo pake?" tanya Pandu.

"Gue lebih kasian sama lo yang udah jauh-jauh jemput gue, tapi gue nya malah naik mobil," jawab Airin.

"Rin, gue masih muda, tenaga gue masih kuat. Mending sana lo sama supir aja," saran Pandu.

"Tap- tapi..."

"Tenang, gue bakal ikutin mobil lo dari belakang," ujar Pandu.

Pasrah, terpaksa ia menuruti Pandu dengan menaiki mobil. Padahal ekspetasi nya hari ini bisa berboncengan dengan Pandu berdua. Berbicara berdua, memeluk tubuh Pandu, bergembira berdua, namun hayalan itu seakan sirna seketika saat Pandu menyuruhnya naik mobil.

Airin menutup pintu mobil keras sehingga terdengar suara yang lumayan kencang, "hufft."

"Kenapa, Non?" tanya Mamat yang heran melihat tingkah Airin yang mudah sekali marah.

CINTA SEPIHAK [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang