Chapter 17

3.6K 216 37
                                    

Mumpung lagi agak lega, aku up chapter 17.. Semoga nggak mengecewakan ya.. 😁

*******

NEW POV

Beberapa hari terakhir aku merasa Tay berubah. Sejak dia pulang malam itu, sikapnya berubah. Dia terlihat seperti orang yang berusaha terlihat baik-baik saja, tapi aku mengenalnya, aku tahu dia sedang dalam keadaan yang tidak baik-baik saja. Meski dia tersenyum dan tertawa bersamaku, aku merasa tidak ada rasa bahagian dalam senyum dan tawanya.

Setiap kali kutanya apa yang terjadi padanya, dia hanya menjawab kalau dia baik-baik saja. Tapi, aku sudah sangat mengenalnya, aku tahu saat dia jujur ataupun saat dia berbohong. Dan jawaban yang dia berikan saat aku menanyakan keadaannya adalah satu kebohongan.

Aku yakin dia sedang tidak baik-baik saja. Dia hanga ingin membuatku tenang dan tidak banyak pikiran. Tapi, melihatnya seperti ini jauh lebih membuatku merasa tidak nyaman.

Kini Tay sedang duduk di taman rumahku sendirian sambil menatap lurus ke depan dengan tatapan kosong. Hatiku sakit melihatnya seperti itu.

"Sayang...." Panggilku.

Tak ada jawaban. Tampaknya dia sedang larut dalam pemikirannya sampai tidak sadar jika aku memanggilnya.

"Sayang..." Panggilku sekali lagi.

Sama. Dia tidak bergeming sama sekali. Dia seperti orang yang hanya raganya yang berada disini sedangkan pikirannya melayang entah kemana.

Aku memutuskan untuk menghampirinya dan duduk di sampingnya. Aku hanya duduk menggenggam tangannya. Aku menarik kepalanya dan menyadarkannya di bahuku.

"New...." Dia terlihat terkejut melihatku disini. "Maaf, aku...."

Kuangkat tanganku dan meletakkan jari telunjukku di bibir merahnya.

"Kau tidak perlu mengatakan apa-apa kalau kau tidak mau. Aku hanya ingin berada disini menemanimu." Ungkapku sambil menggenggam tangannya. "Aku hanya ingin mengatakan kalau kau memiliki aku, kau bisa menceritakan apapun padaku."

Ucapanku membuat Tay sedikit tenang. Dia melingkarkan tangan kanannya di pinggangku sementara tangan kirinya ku genggam. Kami hanya menikmati pemandangan di taman rumahku yang penuh dengan bunga dalam diam. Taman ini adalah tempat yang tepat untuk menenangkan perasaan yang sedang gundah.

Aku tidak tahu apa yang sedang Tay pikirkan, tapi aku berharap kehadiranku disini dapat membuatnya merasa sedikit tenang. Setidaknya dia bisa berpikir kalau dia tidak sendirian, ada aku disini yang akan selalu ada untuknya.

Hubungan kasih kami memang masih sangat baru, tapi kami sudah saling mengenal sejak tiga tahun yang lalu. Entah kenapa sejak hubungan kamu berubah dari hubungan sahabat menjadi hubungan kekasih, aku merasa seperti banyak masalah yang datang. Seperti saat ini.

Tay terbiasa menceritakan segala masalah yang menimpanya padaku sampai hal terkecil sekalipun. Hanya satu hal yang jarang sekali dia ceritakan padaku, yaitu masalah mengenai hubungan kami. Jika masalah itu berhubungan dengan hubungan kami, dia lebih suka menyimpannya sendiri tanpa bercerita padaku.

Aku tidak menyalahkannya jika dia belum mau bercerita karena itu juga berlaku bagiku. Saat ada masalah terjadi padaku dan berhubungan dengan hubungan kami, akupun lebih suka menyimpannya sendiri. Jika aku merasa mampu untuk menyelesaikannya sendiri aku lebih suka menghadapinya sendiri. Aku tidak ingin menambah beban bagi Tay. Dan aku yakin, Tay pun juga berpikir begitu.

Cukup lama kami berdiam disini sampai tanpa kita sadari hari sudah terasa hampir malam. Tay masih diam.

"Tay.."

My Last Love (COMPLETE) 💙Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang