Chapter 23

2.8K 244 40
                                    

Maaf ya lama updatenya, kemarin sibuk sama tugas kuliah sama banyak acara.. *nggak ada yang nanya 😅

Langsung aja ya daripada banyak cingcong..

Happy Reading.. 😊😊

********

AUTHOR POV

Di ruangan bernuansa serba putih, seorang pemuda terbaring lemah dengan jarum infus menancap di lengan kanannya. Wajahnya pucat dan peluh membasahi keningnya. Kedua matanya tertutup rapat.

Seorang pemuda yang bertubuh tak terlalu besar duduk di sampingnya sambil memegang tangannya dengan erat. Tampak jelas dari raut wajahnya jika pemuda itu tengah mengkhawatirkan kondisinya. Pandangan mata pemuda itu tak sedetikpun beralih dari wajahnya.

"Maafkan aku... Maaf.. Aku tidak ingin menyakitimu.."

Suara New mengubah suasana yang sunyi sontak menjadi ramai. Pasalnya dalam keadaan tidak sadarkan diri, dia mengigau sambil meminta maaf. Gun yang menemani di sisinya pun terkejut saat mendengar suara New.

"Aku pergi karena aku tidak ingin kau terluka.. maafkan aku.. Aku mohon, maafkan aku.."

New kembali mengigau. Kali ini dia membalas genggaman Gun. Namun genggamannya sangat erat sampai tangan Gun memerah dan rasa sakit mulai terasa di tangan yang digenggam New.

Tay dan Off yang sedari tadi menunggu di sofa pun beranjak dari tempat mereka duduk dan menghampiri New. Raut wajah keduanya segera berubah sendu saat melihat wajah New yang menunjukkan ekspresi sakit dan sedih. Dapat mereka lihat jika dari sudut mata New airmata sudah mengalir keluar.

Tanpa diperintahkan, tangan Tay bergerak menyeka airmata itu. Lalu, tangannya beralih mengusap lembut rambut New yang basah karena keringat.

Baik Off maupun Gun dibuat tertegun dengan perlakuan Tay pada New. Melihat sikap Tay saat ini membuat mereka teringat pada sikap Tay dulu saat masih bersama New. Raut wajah khawatir Tay sama persis seperti saat New sakit ataupun terluka.

Dengan lembut, Tay menggenggam tangan New. New pun membalas genggaman tangan Tay. Setelah Tay menggenggam tangannya, New menjadi lebih tenang. Pemuda itu tidak lagi menangis ataupun mengigau lagi.

"Tay, aku dan Gun akan membeli makanan sebentar. Kau bisa menjaga New kan?" Tanya Off sambil menepuk bahu Tay.

"Tentu saja. Aku akan menjaganya." Jawab Tay tanpa melihat ke arah lawan bicaranya. Pandangan matanya fokus menatap wajah pucat New yang terlihat jauh lebih tenang.

"Kalau ada apa-apa segera hubungi kami." Pinta Gun sebelum meninggalkan ruangan bernuansa putih itu.

"Emmmm.." Sahut Tay.

Sepeninggal Off dan Gun, kini hanya tersisa Tay dan New. Di ruangan yang sunyi itu, Tay hanya memandangi wajah pucat New yang masih belum sadarkan diri. Pandangan matanya memperhatikan setiap lekuk wajah pemuda yang sudah lama mengusik hatinya.

"New..."

Tay perlahan memegang tangan New dengan lembut.

"Aku tidak tahu ada dengan hubunganmu dan aku, tapi kenapa aku merasa hatiku sangat sakit saat melihatmu terluka? Kenapa aku merasa hatiku hancur saat melihatmu seperti ini?" Tangan Tay yang bebas mengusap lembut rambut New yang sedikit basah karena keringat.

"Aku bingung. Setelah kecelakaan yang membuatku hilang ingatan waktu itu, aku selalu merasa ada yang hilang dari hidupku. Tapi sejak kau hadir, aku merasa seperti diriku yang hilang kembali terisi." Ungkap Tay dengan tatapan yang begitu sendu.

My Last Love (COMPLETE) 💙Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang