Chapter 21

2.8K 254 73
                                    

Seneng banget nih chapter kemarin banyak yang kasih respon, jadi aku semangat buat lanjut.. Sebagai hadiah karena readers yang udah kasih respon chapter kemarin, jadi aku up chapter ini lebih cepet dari jatah up nya.. Semoga chapter ini dapet respon n antusias seperti chapter sebelumnya.. 🥰🥰

Bocoran dikit nih, chapter ini aku kasih sedikit moment Taynew.. 🤭 Semoga dapet ya feelnya.. 😊

Happy Reading.. 😁

********

NEW POV

Tak terasa sudah satu minggu berlalu sejak aku mengunjungi Tay di rumah sakit. Dan selama itu pula aku tidak bertemu dengannya karena aku belum sanggup jika harus bertemu dengannya, tapi dia masih tidak mengingatku. Bahkan melihat tatapan matanya saat melihatku kemarin, aku tidak akan sanggup.

Selama ini, Tay selalu melihatku dengan tatapan mata yang hangat dan wajahnya pun tampak senang saat melihatku. Tapi sekarang sudah berubah. Tatapan matanya tampak dingin dan wajahnya pun terlihat seperti tidak senang saat melihatku. Entah katena pengaruh Off dan Gun yang sedang marah padaku atau karena dia memang sudah tidak mengingatku lagi.

Aku tidak pernah menyangka jika Tay bisa melupakanku. Tidak mengingatku sama sekali. Tapi mungkin dengan dia melupakanku itu akan membuat semuanya menjadi lebih mudah. Dia tidak akan merasakan perasaan terluka karena harus berpisah denganku seperti yang dikatakan Off waktu itu. setidaknya aku tidak perlu melihatnya sedih ataupun marah.

Saat ini aku sedang duduk di kantin sambil meminum minuman yang kupesan sebelumnya. Aku disini untuk menunggu Earth yang kelasnya baru selesai setengah jam lagi. Sedangkan Kay hari ini ada tugas kelompok yang harus segera diselesaikan, jadi dia tidak ikut kumpul bersamaku dan Earth.

"Sayang, kamu mau minum apa?"

Suara itu, aku sangat mengenalnya. Tubuhku pun bereaksi dengan cepat menengok ke asal suara itu. dadaku terasa sesak saat melihat laki-laki yang kucintai sedang memanjakan gadis lain.

"Aku mau minum ice americano saja, Phi.." Jawab Jane dengan nada bciara yang manja dan manis.

Kedua mataku terasa sangat panas sampai kini sudah ada genangan air di mataku

Tak ingin semakin merasa sakit dengan melihat mereka, aku beranjak dari tempat dudukku. Aku menghela nafas panjang seraya menenangkan hatiku sebelum melangkah pergi dari tempat itu.

BRUKKKK... Karena terlalu panik saat berjalan keluar aku bertabrakan dengan orang yang sedang membawa dua minuman di tangannya. Air dalam gelas itu langsung menyiprat ke bajuku dan ke baju orang yang tanpa sengaja kutabrak. Ini salahku karena tidak memperhatikan depan saat berjalan.

"Kau ini kenapa? Kalau berjalan itu pakai mata!! Jangan asal jalan seperti ini! Sekarang bajuku basah dan kotor, aku masih ada kelas. Bagaimana kau akan bertanggungjawab?!" Tanya orang itu dengan emosi yang membuncah.

Suaranya yang keras terdengar ke hampir seluruh penjuru tempat itu. kini semua orang yang ada di dalam ruangan itu melihat ke arah kami dengan tatapan yang beragam. Ada yang tertawa dan ada pula yang memberikan tatapan bingung.

"Maaf, aku tidak sengaja. Maaf.." Ucapku merasa bersalah. Aku mengambil sapu tangan dari saku celanaku dan mengusapkannya ke bajunya yang basah.

"Sapu tangan seperti ini tidak akan bisa membersihkan bajuku. Apa kau ini bodoh?!" Katanya sambil menepis sapu tanganku hingga jatuh.

BUKKK.. Aku tidak tahu kenapa dia begitu marah sampai dia dengan tega mendorongku. Aku yang memiliki tubuh lebih pendek darinya didorong sampai mengenai sudut meja yang berada tidak jauh dari tempatku berdiri. Sakit, itulah yang kurasakan. Dan aku yakin saat ini pinggangku yang menghantam sudut meja akan segera menjadi lebam.

My Last Love (COMPLETE) 💙Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang