Chapter 3

6K 465 28
                                    

NEW POV

"Kau masih tidak mau mengatakannya?!!"

"Aku benar-benar tidak tahu. Sungguh..." Jawabku dengan susah payah. Nafasku sesak karena dia menarik kerahku.

"Baiklah, kalau kau masih tetap pada pendirianmu."

Si Boss itu mulai menarik paksa bajuku hingga kini kancing bajuku terlepas dan memperlihatkan bagian dada dan perutku yang dipenuhi dengan luka pukul dari anak buahnya.

"Tubuhmu bagus juga."

Si Boss mendekatkan wajahnya pada dadaku. Aku berusaha memundurkan diri, tapi anak buahnya memegangiku sehingga aku tidak bisa bergerak. Dia menjilat dadaku. Aku merasa jijik dengan apa yang dia lakukan padaku. Tangisanku semakin menjadi karenanya.

Tak sampai disitu, tangannya bergerak melepas sabuk di pinggangku. Tangannya terus bergerak meraba tubuhku. Aku berusaha keras untuk menjauhkan diri darinya, tapi sangat sulit. Terlebih dengan tangan dan kaki yang diikat.

"Kalian lepaskan pegangan kalian. Biarkan aku nikmati dia." Si Boss mulai mendekatkan dirinya padaku.

Aku hanya bisa memejamkan mataku sembari berdoa agar ada orang yang datang untuk menyelamatkanku. Aku tidak peduli lagi siapa pun orang itu, aku hanya berharap ada orang yang datang sesegera mungkin.

Dapat kurasakan tangan kekar si Boss itu mulai meraba-raba tubuhku. Tak sampai disitu, orang itu mulai menciumi tubuhku. Aku benar-benar merasa jijik dengan semua ini.

Aku berusaha keras untuk terus bergerak agar orang itu kesal dan tak mau lagi menyentuhku. Tapi aku salah, karena aku terus bergerak, dia menamparku dan memukulku dengan keras. Dengan tenagaku yang mulai habis, aku hanya bisa diam. Aku menangis.

"Tolong lepaskan aku.. Aku mohon.." Pintaku dengan sisa tenaga yang kumiliki.

"Jangan!! Aku mohon, jangan lakukan!!"

Tangisanku semakin keras saat si Boss itu membuat tubuhku tengkurap. Dia melepas ikatan di kakiku dan mulai meraba selangkanganku.

"Aku mohon... Tolong lepaskan aku.. Jangan lakukan itu padaku.. Aku mohon.."

"Diamlah!!!!"

Setelah mendengar teriakan pria itu, aku merasakan sebuah benda dipukul ke kepalaku. Lalu, aku mulai merasa cairan mengalir dari kepalaku dan membasahi keningku. Perlahan kesadaranku mulai menurun.

"New..."

Samar-samar aku mendengar suara yang sangat familiar di telingaku. Suara yang sangat aku rindukan. Suara yang aku tunggu kedatangannya sejak tadi. Suara orang yang aku pikir tidak akan datang menyelamatkanku, kini berada disini memanggil namaku. Dan dapat ku dengar dari suaranya kalau dia sedang khawatir.

Ingin rasanya aku untuk berteriak memanggil Tay, tapi aku tak bisa mengeluarkan suaraku. Tubuhku terasa sangat lemas hingga sulit untuk digerakkan. Hanya airmataku yang terus mengalir.

"NEW!!!!" Suara Tay semakin keras dan terasa dekat.

Meski samar-samar aku masih mampu melihat Tay berjalan ke arahku dengan tergesa-gesa. Dia memangkuku di pangkuannya. Dia menatap wajahku dengan wajah yang memerah karena menahan amarah.

"New, sadarlah.." Tay menepuk pipiku dengan lembut.

Tay melepas jaketnya dan memakaikannya padaku. Aku bisa merasakan jika dia tengah sangat khawatir dengan keadaanku.

"New, apa yang terjadi disini? Siapa yang melakukan ini padamu?"

"Tay, tolong aku.. Selamatkan aku.." Ucapku dengan suara yang sangat lemah.

My Last Love (COMPLETE) 💙Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang