27

458 43 0
                                    

Hi readers
Perfect bad boy update
Jangan lupa vote & comment

Happy reading..

~~•~~

"Kamu yakin tidak mau mencalonkan diri jadi ketua OSIS?" Tanya Ari, dirinya terus membujuk agar orang yang dihadapannya itu mau mencalonkan diri menjadi ketua OSIS menggantikan dirinya.

"Saya yakin kak." Tegas seorang wanita yang baru saja Ari bujuk.

"Tapi kenapa? Kinerja kamu itu sangat bagus di OSIS (namakamu)!" Ya, yang Ari bujuk untuk menjadi ketua OSIS itu adalah (namakamu).

"Saya tetap gak bisa kak, saya gaenak sama pengurus OSIS yang lain." Jelas (namakamu).

"Tidak enak bagaimana (namakamu)?" Bingung Ari dengan penjelasan (namakamu).

"Jelas saya tidak enak dengan pengurus OSIS yang lain , karena saya kan murid baru di SMANSA ini dan saya juga baru masuk OSIS beberapa bulan yang lalu, masa tiba-tiba saya mencalonkan jadi ketua OSIS? Takutnya nanti murid yang lain gak setuju karena mereka gak tau kinerja saya, yang ada kalau saya jadi mencalonkan diri sebagai ketua OSIS pasti gaakan ada yang milih saya deh hehe." Jelas (namakamu)  panjang lebar diakhiri dengan candaan.

"Yaampun, kamu terlalu merendah (namakamu)! Yang saya tau meskipun kamu baru beberapa bulan sekolah disini, tapi kamu itu mudah sekali akrab dengan murid - murid disini. Bahkan hampir semua murid disini mengenal kamu, apalagi murid laki-laki nya. Dan saya rasa banyak juga siswa yang nge fans sama kamu, karena kamu itu ramah ,mudah akrab,pintar, berpartisipasi, dan.. Cantik." Puji Ari terang-terangan pada (namakamu).

"Hah?.. Ehhh.. Ah kakak yang terlalu berlebihan sama saya hehe. Saya masih belajar kak dan masih punya banyak kekurangan. Saya rasa, saya belum pantas menjadi pemimpin yang baik." Ucap (namakamu) terbatas.

"Tapi yang saya ucapkan itu kenyataan (namakamu). Bukannya kamu juga pernah bilang bahwa kamu pernah dan berpengalaman menjadi wakil ketua OSIS waktu di SMP?" Tanya Ari.

"Itukan waktu saya SMP kak, dan saya bukan ketuanya melainkan hanya wakil ketua. Lagi pula waktu di SMP saya kan sudah mempelajari dan mengetahui karakter siswa siswi selama satu tahun, jadi saya berani mencalonkan diri.  Beda dengan sekarang, saya hanya murid baru di SMA ini jadi belum tau persis bagaimana karakter para siswa." Jelas (namakamu)

"(Namakamu), dengar! Karakter siswa siswi itu berbeda beda tidak ada yang sama. Menjadi seorang ketua itu bukan dilihat dari kamu sudah ataupun belum mempelajari karakter para siswa, melainkan kamu yang harus membentuk karakter para siswa itu untuk menjadi karakter yang lebih baik,taat aturan,rajin, disiplin, berprestasi. Itu semua bisa kamu bentuk dengan dengan kekuasaan yang kamu miliki jika menjadi seorang ketua OSIS. Tapi ingat , bukan kekuasaan yang semena - mena menyuruh ini itu, memaksa semua siswa menuruti aturan kamu.  Dasari dengan sikap diri sendiri terlebih dahulu, jadilah panutan dan contoh yang baik bagi siswa lain lalu bimbing mereka untuk menuruti aturan." Tegas Ari.

"Ehhh.. Apa yang kakak katakan memang benar.  Tapi saya takut mereka tidak bisa menerima saya menjadi ketua." Keluh (namakamu)

"Jangan berfikiran negatif. Kamu harus percaya diri, semua murid tau kamu itu orang yang ramah dan mudah akrab, kamu juga bisa bertanggung jawab. Jadi pasti mereka akan setuju jika kamu menjadi ketua OSIS." Jelas Ari. (Namakamu)  masih saja berpikir, dia masih bingung harus bagaimana. Dirinya tidak percaya diri, serasa dirinya orang asing yang baru masuk ke SMA.
"

Kuncinya percaya diri (namakamu). Buktikan bahwa kamu juga bisa bertanggung jawab. Saya masih berharap kamu menerima tawaran saya untuk mencalonkan diri karena saya percaya kamu bisa menggantikan saya dan bisa membuat murid di sekolah ini lebih baik dan berprestasi." Lanjut Ari.

(Namakamu)  berfikir sejenak lalu menghembuskan napasnya perlahan. Dirinya dipercaya untuk menjadi ketua, sungguh beban tanggung jawab yang sangat besar.

(Namakamu) menghela napasnya kembali, dia meyakinkan hatinya.

"Oke kak, saya akan mencalonkan diri. Tapi saya tidak yakin akan terpilih menjadi ketua OSIS. Semua pilihan ada di tangan para murid. Tapi saya mencoba berani dan percaya diri. Siapapun pilihan para murid pasti itu yang terbaik untuk mereka." Putus (namakamu) yakin.

"Alhamdulillah, saya senang kamu menerima penawaran saya.  Saya akan mencari kandidat yang lain untuk bersaing dengan kamu. Pokonya pesan saya, jaga kepercayaan saya.Mau kamu terpilih atau tidak, kamu tetap harus membuat SMANSA semakin maju." Ucap Ari senang dengan keputusan (namakamu).

"Iya kak saya akan jaga kepercayaan kakak. Makasih karena udah mendukung dan mempercayai saya."

"Sama-sama (namakamu)."

"Kalau gitu, saya pamit ya kak mau ke kantin."

"Mau saya temani?" Tawar Ari.

"Eh? Gausah kak makasih, disana udah ada zidny sama yang lain pada nunggu." Jelas (namakamu)

"Oh yaudah, saya juga mau ke ruang OSIS ada yang harus diurus."

"Iya kak, saya duluan." Pamit (namakamu) dan segera berlalu pergi ke kantin.

"(Namakamu)!"

Baru beberapa langkah, tiba-tiba Ari memanggil (namakamu). (Namakamu)  pun segera menoleh ke belakang.

"Heh? Iya kak?"

"Semangat! Saya pasti akan memilih kamu." Ucap Ari.

(Namakamu)  yang mendengar itu tercengang.

"Loh kok gitu kak? Saya kan belum melakukan apapun,belum ada kampanye atau yang lainnya. Lagipula kandidat yang lain juga belum ada, bisa saya kinerja mereka lebih baik daripada saya." Ucap (namakamu).

"Hehe... Maaf.  Pokoknya semangat ya!" Ucap Ari.

"Iya kak makasih."

"Sama-sama."

Perfect Badboy ❌ IDRTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang