Malam itu, di sebuah hall gedung dengan kapasitas lebih dari dua ratus orang itu sudah cukup ramai dipenuhi oleh para tamu undangan beserta para keluarga yang dibawa. Sejak masuk, para kolega bisnis yang berpapasan juga sudah saling bersalaman dan bertegur sapa, atau hanya sekedar menganggukkan kepala dan melempar senyum.
Chaewon, yang sebenarnya juga ikut hanya karena terpaksa itu cuma bisa memasang senyum di wajahnya, ketika papi mengenalkan dirinya pada semua kolega bisnisnya, "Ini anak kembar saya, kakaknya yang perempuan, Chaewon, adiknya yang laki-laki namanya Felix."
Sejujurnya, Chaewon ingin cepat-cepat berlalu dari obrolan antar rekan bisnis ini, yang tak Chaewon mengerti, tidak mau mengerti juga, sih.
"Ayo, duduk."
Chaewon mengangkat sebelah alisnya, menatap papi dan maminya bingung, karena meja yang ditunjuk papinya ini sudah diisi oleh tiga orang, yang sepertinya juga menyambut keluarga dengan empat orang anggota ini dengan senyum.
Lalu Chaewon menoleh menghadap Felix, tapi sepertinya lelaki itu juga tampak tak keberatan.
Dua lelaki paruh baya yang saling bersalaman, dua wanita paruh baya yang saling cipika-cipiki, juga Felix yang sepertinya sudah cukup akrab dengan lelaki dengan jas hitam tanpa dasi itu.
Tampan. Itu hal pertama yang muncul di benak Chaewon ketika menatap wajah lelaki di hadapannya.
Wajar, karena mau bagaimana pun fisik akan menjadi yang pertama menarik perhatian, dan paras lelaki asing itu, berhasil menarik perhatian Chaewon.
Beberapa lama berlalu, dari semua yang duduk di satu meja melingkar itu hanya Chaewon hanya berdiam diri. Menatap para ayah dan ibu yang entah membicarakan tentang bisnis atau perkembangan harga saham di pasar internasional, dan Felix dan lelaki yang duduk tepat di hadapan Chaewon itu pun sedang mengobrol asyik berdua.
Chaewon dicuekin.
Ya sudah, daripada Chaewon gak ada kerjaan, duduk di sana udah persis sama TV warteg di pojokan warung, ada tapi tak terlihat, lebih baik Chaewon menyibukkan diri dengan nimbrung obrolan online di group chat remaja masjidnya.
Malam-malam lagi rame banget, meributkan Junho dan Nako yang dapat tugas buat beli lampu masjid yang mati. Ke warung naik motor, tapi lupa isi bensin akhirnya mogok di jalan. Bukannya Junho yang dorong motor, malah Nako yang disuruh kerja. Gak ngerti lagi, deh, sama jalan pikiran teman-teman satu organisasinya ini.
"Heh, main HP mulu lo, dipanggilin dari tadi juga."
Felix menyenggol lengan Chaewon dan menyadarkan gadis itu dari kesibukannya sendiri.
"Iya?" Chaewon tersadar dengan bingung, dan pandangan langsung tertuju pada seseorang di depannya, yang tersenyum kecil menatap kebingungannya.
Felix mendekatkan dirinya pada Chaewon, lalu berbisik, "Ini, anaknya Om Pras yang gue ceritain tadi pagi."
"Oh.."
"Ganteng, kan?"
Chaewon melempar tatapan tajamnya pada Felix yang sekarang sudah berjalan cepat menjauh, tadi katanya, sih, mau ijin nerima telepon dari dosennya. Maminya cuma iya iya aja, padahal ya gak percaya. Ngapain dosen gangguin mahasiswa malam hari begini?
"Minumannya, Nona?"
"Oh, sparkling water."
"Tuan?"
Lelaki itu menggeleng, "Saya minta gelas kosong aja."
Pelayan itu undur diri setelahnya untuk mengambil minuman seperti yang dipesankan.
Hanya ada Chaewon bersama lelaki itu di meja ini. Felix belum kembali sejak tadi. Papi dan mami, juga pasangan yang sepertinya orang tua lelaki ini, sekarang sedang mengobrol dengan koleganya yang lain.
Diam di tengah keramaian pesta.
Tidak ada yang membuka obrolan lebih dulu. Karena, ya mau ngobrolin apa? Kenal juga tidak. Mau senyum dan menyapa pun sungkan.
"Silahkan minumannya."
Lalu satu hal yang menarik perhatian Chaewon, sebotol minuman kemasan yang dikeluarkan lelaki itu dari tas kecil di belakang punggungnya.
Mogu-mogu rasa mangga.
Ia menuangkan minuman dengan jelly itu ke dalam gelas, dan meminumnya sampai habis setengah.
"Mau?"
Sepertinya lelaki itu sadar jika Chaewon memperhatikannya tanpa henti sejak tadi. Entah memperhatikan dirinya, atau minuman yang dibawanya.
Chaewon tak merespon, dan masih menatap lelaki di hadapannya dan botol minuman kemasan itu bergantian.
It's kinda cute.
"Jungmo, Chaewon, sudah kenalan?"
Keduanya cuma tersenyum canggung, lalu menggeleng.
Untuk apa juga berkenalan? Toh, belum tentu setelah acara malam ini berakhir mereka akan bertemu lagi, atau mengharuskan keduanya untuk mengenal satu sama lain, kan?
more than ok ও
![](https://img.wattpad.com/cover/232056982-288-k541292.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
more than ok― chaewon ✔
Fanfictionkita berbagi banyak hal, tapi tak saling bicara | kpoplokal ©2020 syyouth- Parallel Universe}