[24] dessert box

423 101 32
                                    

Chaewon kira, karena kemarin sudah cukup malam, Jungmo tak lagi membalas pesan terakhirnya karena mungkin lelaki itu sidah tertidur, atau mungkin Jungmo hanya tak ingin mengganggu Chaewon dengan acaranya. Tapi ternyata, sampai pagi pun pesan terakhir berisikan permintaan maaf dari Chaewon tak kunjung dibalas juga.

Iya, sejak semalam Chaewon memang menunggu, dengan rasa bersalahnya.

Dan Jungmo yang benar-benar hanya membaca pesannya, membuat Chaewon jadi overthinking.

Jangan-jangan Jungmo menunggu Chaewon sampai semalam itu? Jangan-jangan Jungmo jadi marah? Ah, kenapa Chaewon jadi melupakan janjinya dengan Jungmo yang mengatakan akan mengantarnya pulang?

Dan yang terpenting, kenapa Chaewon jadi memikirkan Jungmo sampai sebegininya?

Beberapa kotak dessert box sudah berjejer di kulkas dapur rumahnya. Kemarin malam, sepulangnya Chaewon bersama Yunseong, Chaewon langsung bergegas ke dapur dan membuat beberapa dessert box yang rencananya akan ia berikan untuk Jungmo hari ini.

Katakan lah ini untuk permintaan maafnya, karena membuat Jungmo menunggu tanpa kepastian kemarin.

Karena Chaewon tak mengetahui apa selera Jungmo, jadi gadis itu membuat beberapa resep dengan berbagai rasa, mulai dari Strawberry Cheese Biscoff, Chocolate Gateau sampai Red Velvet Nougatine. Dan disisa kelelahannya setelah banyak beraktivitas hari itu, Chaewon mengingat mogu-mogu rasa mangga yang selalu dibawa lelaki itu. Jadi lah satu lagi Mango Regal yang ia selesaikan beberapa menit sebelum Chaewon benar-benar tertidur di meja dapur dengan tangan yang lengket dengan gula cair.

Terlalu banyak? Tidak juga. Makanan penutup ini bisa Jungmo simpan sampai beberapa hari kedepan. Lagipula, menurut Chaewon, Jungmo perlu menaikkan beberapa kilo bobot tubuhnya agar terlihat lebih bugar. Jadi untuk Jungmo, selamat menikmati dessert box dari Chaewon!

"Chaewon? Pagi-pagi banget sudah di sini?" Sapa Mama Jungmo begitu sang asistem rumah tangga membukakan pintu untuk Chaewon, "Sekalian berangkat kuliah ya?"

Chaewon hanya tersenyum dan menggeleng kemudian, "Enggak, Tante, emang sengaja mau ke sini."

"Oh, ayo masuk, Jungmonya masih di belakang itu gak tau ngapain dari tadi," Lanjut Mama Jungmo mempersilahkan Chaewon untuk masuk, "Sudah sarapan?"

Chaewon hanya mengangguk, lalu mengikuti Mama Jungmo yang berjalan ke dapur. Iya, Chaewon memang sudah cukup akrab dengan rumah Keluarga Prastowo, masuk sampai ke dalam dan mengelilinginya. Chaewon memang bukan tamu biasa yang cuma dipersilahkan duduk sampai ruang tamu.

"Mo, sudah jam segini kamu gak mandi? Malah mainan air di kebun."

Pandangan Chaewon langsung mengarah ke pintu belakang yang menyambung langsung dengan bagian belakang rumah, taman dan kolam renang yang ada di sana. Dan bisa Chaewon lihat, Jungmo dengan rambut berantakan khas bangun tidur, memakai kaos dan celana pendek hitam sebatas lutut.

Satu kata, tampan.

Pandangan mata Chaewon terus mengikuti ke mana Jungmo melangkah. Lelaki itu mencuci tangannya dengan sabun di wastafel, lalu mencomot asal roti tawa dengan selai kacang yang telah dipotong kecil-kecil dan memakannya, dan sepertinya Jungmo belum menyadari jika ada Chaewon di sana.

Chaewon harap Jungmo tak terlalu menolak kehadirannya, karena jujur saja, kalau Chaewon jadi Jungmo yang menunggunya semalaman di kampus tanpa kepastian dan nyatanya meninggalkan untuk acara lain, mungkin Chaewon akan menyuruh Jungmo untuk pergi daripada ia memuntahkan kekesalannya di pagi hari yang cerah ini.

"Chaewon?"

"Ya?"

"Pagi-pagi banget udah di sini?"

Sebenarnya saat ini juga tak sepagi itu, jam sudah menunjukkan pukul sembilan, bahkan matahari sudah bersinar cukup terik di luar sana.

Dan Jungmo dengan tatapan bingungnya itu, respon yang diberikan tak begitu sesuai dengan apa yang dibayangkan Chaewon. Tak ada kekesalan sama sekali.

"Em.. maaf-"

"Eh, gue- aku minta maaf ya, gak ngabarin kamu dulu kalo aku gak bisa jemput lo semalem, dan baru ngabarin kamu pas udah malem. Untung aja kamu ada acara sama temen kamu itu."

Kini gantian Chaewon yang melempar tatapan bingung pada Jungmo. Sebentar, gimana maksudnya?

"Ceritanya panjang banget deh, Bang Serim lagi patah hati parah soalnya gebetannya jadian sama orang lain, daripada itu orang sambat di studio sambil ngangkat speaker, jadi kita seret aja buat makan jagung bakar di puncak. Siapa tau dapet ciway cakep kalo kata Youngtae."

Jungmo cerita sambil cengengesan tanpa rasa bersalah, tidak sadar jika tatapan tajam dari Chaewon itu sudah diarahkan padanya sejak tadi.

Chaewon yang entah mengapa jadi seketika kesal. Bukan ia yang melupakan Jungmo semalam, ternyata lelaki itu juga sama melupakannya. Bahkan Jungmo meminta maaf dan bercerita tanpa beban, seakan Chaewon tak akan mempermasalahkan itu. Sedangkan Chaewon dengan empat dessert box yang ia buat dengan sepenuh hati untuk permintaan maafnya.

Aneh, kan, Chaewon yang merasa tak diistimewakan oleh Jungmo, tanpa sadar jika gadis itu juga melupakan Jungmo ketika Yunseong ada.

"Itu dessert box, punya kamu?"

"Hm." Chaewon menjawab seadanya.

Jungmo yang menyadari perubahan air wajah Chaewon cuma diam. Bingung juga, kenapa Chaewon tampak.. kesal?

"Oh." Akhirnya Jungmo cuma ngangguk-ngangguk sambil menggaruk kepalanya yang tak gatal.

"Makan aja." Chaewon mendorong paper bag bawaannya ke arah Jungmo.

"Eh, gak usah. Ini buat bekal kamu bawa ke kampus, kan?"

"Gak, duh, emang gue bikin buat lo kok!"

Chaewon yang tiba-tiba meninggikan nada suaranya, tatapan tajamnya yang tampak kesal, dan panggilan lo-gue yang kembali muncul. Jungmo baru menyadari, jika kekesalan itu memang ditujukan padanya sejak tadi.

Tapi, apa salahnya?




more than ok

more than ok― chaewon ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang