[14] symbolic pendant

436 100 14
                                    

Karena hampir setiap hari Jungmo bertemu dengan teman-teman satu bandnya, Jungmo jadi harus lebih sering mencari cara untuk menyembunyikan kalung yang beberapa waktu ini terus menggantung di lehernya.

Awalnya, Jungmo selalu mencopot kalungnya begitu ia akan latihan band, dan memakainya kembali saat ia di rumah. Soalnya, kalau papa dan mamanya tau kalau kalung itu dilepas, Jungmo bisa habis diomeli seharian.

Tapi, setelah kalung yang sempat dilepas saat latihan dan Jungmo asal meletakkannya di dashboard mobil lalu hilang waktu mau dipakai lagi, Jungmo jadi tidak pernah pasang copot kalungnya lagi. Untung ketemu di bawah jok mobil, kalau benar hilang, bisa habis dia.

Jadi sekarang Jungmo cuma bisa menyembunyikan kalungnya dibalik kerah kemejanya. Berharap jika teman-temannya tak berfokus ke sana, kalau pun lihat, semoga kalung baru yang dipakai Jungmo tidak terlalu dipedulikan kehadirannya oleh yang lain. Jungmo jadi selalu mengancingkan rapat kemejanya sampai kancing paling atas, udah persis sama mahasiswa baru yang lagi ospek.

Tidak aneh juga, sih, soalnya gaya sehari-harinya Jungmo memang begitu, lebih sering memakai kemeja daripada kaos oblong atau kaos polo. Kecuali kemeja yang dikancing sampai atas itu, Jungmo selalu beralasa kalau dia lagi kedinginan, padahal tiap hari sudah berasa matahari lagi bocor, panas banget. Woobin sama Taeyoung aja ngakunya cuma tidur pakai kolor tiap malam karena terlalu kepanasan.

Sampai, hari itu Jungmo harus melepas kemejanya, karena kejahilan Wonjin yang ngagetin Seongmin yang lagi minum, sampai airnya nyembur membasahi kemeja Jungmo yang lagi nyetem gitar tak jauh darinya.

Mau dilepas nanti kalungnya kelihatan, gak mau dilepas nanti masuk angin. Tapi akhirnya dilepas juga.

"Mo, pake kalung?" Tanya Allen.

Benar, kan, ketahuan.

"Iya hehehe." Jungmo cuma nyengir aja.

"Tumben Kak Jungmo pake kalung, biasanya gak pernah," Sahut Taeyoung, "Kalung apa, nih?"

Taeyoung baru mau menarik kalung Jungmo untuk dilihat, tapi Jungmo sudah menghindar lebih dulu.

"Enggak, cuma kalung ayam-ayaman yang gue beli di depan SD." Jawab Jungmo asal.

Apalagi, sih, kalung ayam-ayaman depan SD. Jungmo sendiri tidak mengerti. Tapi memang begitu, Jungmo kalau lagi panik emang suka ngomong asal.

"Kalung pasangan ya sama pacar lo?" Tanya Serim dengan nada menggoda.

"Pacar apaan," Bukan Jungmo yang menyahut, tapi Wonjin, "Mana ada yang mau sama Kak Jungmo."

"Iya juga, sih." Yang lain ikut ngangguk-ngangguk.

Sudah biasa, Jungmo dan kejombloan abadinya selalu jadi bahan bulan-bulanan. Sebenarnya Jungmo juga bukan jomblo abadi, buktinya Jungmo juga sempat punya pacar beberapa waktu lalu. Tapi, ya itu, tidak pernah bertahan lama, karena kalau menurut testimoni, sih, Jungmo bukan tipikal pacar yang menyenangkan.

"Mo, lo mau gue kenalin sama temen gue gak?" Woobin duduk di sebelah Jungmo dan menyenggol lengannya, "Anak fakultas gue. Cakep, Mo."

Jungmo cuma senyum sambil menggeleng, "Gak, Bin, makasih."

"Mau aja kenapa, sih, Mo?" Sahut Serim, "Lo kalo mau dikenalin sama cewe nolak terus kenapa. Kalo gue, sih, langsung sikat."

"Ya udah, kenalin aja temen lo sama Bang Serim, Bin." Jawab Jungmo singkat.

"Kalo gue kenalin ke Bang Serim, kasian temen gue, nanti diduain mulu sama barbel. Yang lain kalo anniv piknik ke puncak, kalo Bang Serim malah piknik di tempat gym."

"Kenapa, sih, gak mau gak mau mulu, sok ganteng," Sahut Seongmin.

Ya, bukannya sok ganteng, tapi..

Kalau sebelumnya, sih, Jungmo memang lagi gak mau menjalin hubungan dan terikat dengan siapa pun, jadi Jungmo lebih sering menolak. Jungmo nyaman dengan kesendiriannya. Tapi, kalau sekarang, bisa dibilang kalau Jungmo sudah terikat? Tidak mungkin, kan, Jungmo masih main hati untuk orang lain?

"Oh, gue tau, nih, jangan-jangan lo beneran pacaran sama Chaewon ya?"

Jungmo mau ngebekep mulutnya Woobin rasanya. Ia kira, Woobin tak akan berkata apa-apa soal kebersamaan Chaewon dan Jungmo saat latihan band di studio hari itu. Ternyata, ember juga.

"Hah, Chaewon siapa?"

"Chaewon? Kok kayak nama kakak kelas gue dulu, sih?"

"Hah, Mo, kok lo punya pacar gak bilang-bilang?"

"Sejak kapan Jungmo punya pacar?"

Heboh, kan, jadinya.

"Gak ada gak ada, Woobin ngaco."

"Atau lo beneran belok ya, Mo?"

Kalau sudah ngumpul sama teman sendiri memang sering gini kok, omongannya gak kekontrol. Mungkin kalau diomongin sama orang lain yang entah siapa, topik ini jadi sensitif. Tapi, kalau sama sohib sendiri, ngomong sompral juga gak akan diambil serius.

"Kalo gue beneran belok, udah gue pacarin si Seongmin dari dulu."

"Ya masalahnya gue yang gak mau, Kak."

Nasib Jungmo memang. Cakep, sih, banget malah. Cuma ditolak mulu.

Ada yang mau gak? Biar gak sendirian terus. Eh, tapi sekarang udah ada yang punya deh, hehehe..




more than ok

more than ok― chaewon ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang