[9] couple of rings

461 106 18
                                    

Ini yang Chaewon khawatirkan sejak kemarin. Saat Chaewon menunggu Jungmo selesai latihan band di luar studio, duduk di lobi depan gedung, Hyeongjun dan Minhee sepertinya melihat Chaewon berada di sana, walaupun hanya sekelebat.

Salah Chaewon juga, kenapa ia jadi mau-maunya menunggu Jungmo selesai latihan sampai berjam-jam lamanya.

Waktu selesai latihan juga Chaewon harus berjalan agak jauh sebelum naik ke dalam mobil yang Jungmo kendarai. Jungmo jadi berasa supir gocar.

Kalau kalian berpikir ini suatu kemajuan besar, rasa-rasanya tidak. Toh, selama perjalanan menuju rumah Chaewon, cuma lagu-lagu dari playlist Spotify Jungmo yang ada di antara keheningan. Cuma judulnya saja Chaewon menemani Jungmo latihan band, nyatanya Jungmo dan Chaewon hanya seperti dua orang asing yang tidak sengaja bertemu di jalan lalu berakhir pulang bersama.

Kembali lagi soal Minhee dan Hyeongjun, waktu lagi kumpul santai di markas remaja masjid sambil nonton drama Korea, Hyeongjun tiba-tiba nyeletuk, "Rabu kemarin, Kak Chaewon, ada di studio deket kampus, gak, sih?"

Walaupun Chaewon sudah menjawab tidak dan Hyeongjun juga cuma iya iya saja tanpa bertanya lebih lanjut, tapi, tatapan curiga yang dilemparkan Minhee padanya itu membuat Chaewon jadi panas dingin. Teman remaja masjidnya yang satu itu memang, walaupun kerjaannya cuma rebahan, tapi jangan harap gampang dibohongi. Pinter banget, bos.

Ya, walaupun Minhee juga tidak bilang apa-apa, sih, pada akhirnya.


Kembaran Setan Gak Tau Anak Siapa

heh kembaran
pulang cepetan
ada berita panas

berita panas apaan?

gak seru kalo gue ceritain di sini
pulang buru

ya udah jemput

ngesot aja lo

lo kira gue setan apa?!

read
















Baru saja Chaewon turun dari motor yang dikendarai Junho, bahkan belum sempat Junho berpamitan dan Chaewon mengucap terima kasih karena sudah ditebengin ke rumah, Felix yang daritadi sudah nangkring di depan pagar langsung menarik tangan Chaewon.

"Mampus lo."

Chaewon cuma menaikkan sebelah alisnya bingung saat Felix mendorongnya masuk ke dalam rumah.

Sebenarnya, ini ada apa, sih?

"Sayang, masuk sini." Panggil mami yang ternyata sedang duduk di sofa ruang tengah. Menepuk bagian kosong di sofa, menyuruh Chaewon untuk duduk di sebelahnya.

"Ada apa, Mi?"

Mami cuma tersenyum. Senyum yang tak cukup biasa ditunjukan sehari-hari. Mami hanya tersenyum seperti ini, jika terlampau senang atau pun memiliki maksud tersembunyi.

"Ini, baru mami ambil tadi." Mami meletakkan sebuah paper bag berwarna putih di hadapan Chaewon. Mengarahkan matanya menghadap sang anak, dan menyuruhnya untuk membukanya sendiri.

"Ini apa?"

"Buka dulu coba."

Chaewon tak berpikir apa pun, sih. Mungkin mami barusan jalan-jalan ke mall dan membelikan baju, sepatu atau tas baru untuk Chaewon, seperti biasanya.

Tapi, saat mata Chaewon tak sengaja menangkap Felix yang berdiri tak jauh dari sana, Chaewon jadi merasa aneh. Felix dengan senyum menyeringainya.

"Mi-"

Sebuah kotak beludru putih seukuran setengah telapak tangan.

Feeling Chaewon cukup jelek kali ini.

Dan..

"Hah..?"

Benar saja, feeling buruk Chaewon tak bisa dibantah lagi. Ini benar-benar buruk.

Dua buah cincin berwarna silver dengan ulir berwarna rose gold di tengah, dan titik-titik permata di tengah.

Dan ketika Chaewon lihat lagi, ini bagian paling buruknya. Terukir nama Jungmo dan Chaewon di sana.

"Tanggalnya sudah ditentukan, sayang."




more than ok

more than ok― chaewon ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang