[5] surprising part

549 117 9
                                    

"Felix, kamu ganti baju yang bagusan dikit sana. Masa mau ada tamu, kamu masih pake kaos oblong sama celana kolor gitu. Malu-maluin mami aja."

Felix yang sekarang lagi duduk di depan TV sambil nyeruput susu beruang langsung menatap ke arah maminya yang sudah rapi dengan dress panjang, yang lagi menyiapkan beberapa makanan di meja dengan pembantu rumahnya.

"Kok Felix, sih, Mi. Kan, yang mau ketemuan sama anaknya Om Pras, Chaewon. Felix, kan, gak ada urusannya."

Chaewon yang sudah rapi memakai dress di atas lutut berwarna hijau mint, cuma melirik sinis ke arah Felix.

Chaewon memang sudah uring-uringan sama Felix sejak tadi, bahkan sejak kemarin. Karena dari kemarin, Felix tidak berhenti membicarakan hal tentang Chaewon yang mau dijodohin lah, Chaewon yang harus melepaskan gebetannya di kampus lah, dan hal-hal lain yang tidak Chaewon mengerti.

Tak dimengerti, tapi bikin kesel aja didengernya.

Siang tadi, waktu Chaewon lagi ngumpul di markas remaja masjidnya, lagi makan-makan garlic bread bikinannya Wonyoung, Felix tiba-tiba datang dan menjemputnya, menyuruhnya untuk pulang atas suruhan mami, katanya.

Chaewon sempat panik, ia pikir ada sesuatu yang terjadi di rumah. Apa mungkin ada saudaranya yang jatuh sakit, atau kompor rumahnya meleduk, atau suatu hal buruk lainnya terjadi, Chaewon sudah berpikiran yang tidak-tidak. Tapi, ternyata waktu sampai rumah, Chaewon cuma disuruh mandi dan bersiap-siap, karena Om Pras dan keluarganya di undang makan malam di rumahnya.

Sebentar, kenapa Chaewon baru sadar kalau akhir-akhir ini nama Om Pras dan keluarganya jadi lebih sering disebut di tengah-tengah keluarganya?

Chaewon jadi kepikiran sama omongan sampahnya Felix.

Tapi, Papi dan Maminya tidak pernah bilang apa-apa, jadi omongannya Felix tidak harus mengganggu pikirannya, kan? Iya, ini cuma pertemuan antara kolega bisnis seperti biasanya, kok. Chaewon tidak harus mengkhawatirkan apa pun.

Iya, tidak akan terjadi apa-apa.

Chaewon harap begitu
















Makan malam sudah terlewat, pembicaraan membosankan antara dua kolega bisnis yang membahas hal mengenai fluktuasi harga saham sampai kabar mengenai pengusaha tambang minyak di Arab Saudi yang terjerat kasus korupsi, yang semuanya tidak Chaewon mengerti.

Seperti biasanya, pembicaraan malam itu terasa membosankan bagi Chaewon. Kalau boleh, sih, Chaewon lebih memilih undur diri dan naik ke lantai atas, masuk ke dalam kamarnya dan rebahan di kasur sambil menonton video ASMR favoritnya.

"Gimana Chaewon kuliahnya?"

"Iya?"

Chaewon kaget, soalnya ia lagi asyik-asyik membalas pesan dari Siyeon, yang lagi curhat tentang Jeno, tiba-tiba diajak bicara.

"Oh, ya gitu deh, Te, lagi banyak tugas aja hehe." Jawab Chaewon cepat.

Si wanita paruh baya yang bertanya itu cuma mengangguk sambil tersenyum manis, "Jungmo juga, nih, tiap hari pulang malem terus, katanya kerja banyak tugas, masa tiap hari ada kerja kelompok. Alesan aja ya kamu, Mo, mau nongkrong sama temen band kamu."

Dan adu mulut kecil antara ibu dan anak itu pun terjadi.

Chaewon, cuma ketawa-ketawa canggung aja. Haha haha, gitu.

Beberapa pembicaraan lagi terlewati, Chaewon tak begitu dengar atau pun mengerti, sampai satu pernyataan itu keluar, dan menyita perhatian seluruh orang yang duduk di satu meja makan yang terbentang panjang di sana.

"Jadi, kami sudah membicarakan ini sebelumnya kalau kami, papi dan mami, juga orang tua dari Keluarga Prastowo sudah memutuskan untuk menjodohkan Jungmo dan Chaewon."

"Maaf kalau tidak melibatkan kalian berdua dalam pembicaraan ini sebelumnya, tapi, ini bukan keputusan final. Bagaimana akhirnya nanti, tetap kalian berdua yang memutuskan. Kami di sini, hanya berupaya untuk mengenalkan Jungmo dan Chaewon agar lebih dekat, dan mempererat hubungan antara Keluarga Syarief dan Keluarga Prastowo."

Dan bagaimana respon dua orang yang disebut? Jangan ditanya. Cuma bisa cengo. Pikirannya kosong.

Hati sudah meronta ingin menyanggah, tapi mulut seperti tak sanggup lagi bicara.

Beda lagi sama Felix yang duduk di pojokan, cuma bisa tertawa dalam diam sambil menunjukkan wajah gue bilang juga apa-nya.




more than ok

more than ok― chaewon ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang