"MOOOOOO! JUNGMO! MO, SINI, MO, SERIUS INI!"
"Kak! Sumpah, Kak Jungmo harus tau!"
Minhee sama Hyeongjun yang baru datang, masuk lewat pintu depan rumah bahkan gak pakai salam gak pakai permisi langsung nyelonong masuk, menyusul teman-temannya yang lagi nongkrong santai di taman belakang rumah Wonjin.
"Jungmo mana!"
"Kenap.. uhuk uhuk.. Kenapa, sih?"
Jungmo yang lagi enak nyemilin pisang goreng keju sampai keselek gara-gara teriakan Minhee sama Hyeongjun yang padahal masih buka sepatu di depan pintu, tapi suaranya terdengar kencang sampai belakang. Mungkin habis nelen speaker masjid.
"Kak, jangan ngamuk ya tapi!"
"Gue tau lo lagi panas, Mo, tapi tenang ya tenang."
Ini Jungmo padahal diam-diam saja, tapi Hyeongjun sama Minhee yang heboh sendiri, kayak Jungmo lagi kerasukan setan.
Dan enam temannya yang lain cuma mengangkat sebelah alisnya sambil menatap mereka heran.
"Iya bilang dulu kenapa, jangan bikin gue panik dong." Lama-lama paniknya nular ke Jungmo.
"Lo tau gak, sih, Kak, tadi tuh Kak Yunseong jemput Kak Chaewon di markas, mau diajakin berangkat bareng ke kampus!"
"Untung Kak Chaewon gak mau. Udah sadar kali ya Kak Chaewon, kalo statusnya sekarang tunangan lo, jadi gak berani macem-macem sama cowok lain."
Jungmo diam. Minhee dan Hyeongjun juga mendadak diam. Begitu juga enam orang lain yang daritadi cuma memperhatikan tanpa ikut campur.
Sepertinya suasana jadi mendadak tegang.
"Wah, gak bisa dibiarin ini, Kak. Itu orang kayaknya emang berniat nikung lo." Wonjin jadi kompor.
"Parah, sih, padahal dia udah tau, kan, kalo Kak Chaewon itu udah resmi sama lo?" Taeyoung ikut manas-manasin.
"Resiko punya cewek cantik, Mo. Lo harus sabar. Tapi, kalo gak bisa diselesaikan baik-baik, lebih afdol kalo langsung baku hantam saja." Woobin ikut bikin suasana makin panas.
"Oh.."
Tapi, Jungmo lempeng aja. Cuma bilang gitu, terus balik lagi nyemilin pisang goreng keju.
"Oh? Kok Oh doang, sih, Mo?"
Jungmo melirik, "Ya terus gue harus gimana?"
Kali ini yang heran dengan respon Jungmo bukan cuma Minhee dan Hyeongjun, tapi semua orang yang ada di ruangan juga menatap Jungmo dengan tatapan yang sama.
Bagaimana bisa Jungmo menunjukkan respon dan ekspresi yang datar juga santai seperti itu, disaat sang tunangan masih dekat dengan lelaki lain? Hm tidak, maksudnya, bagaimana Jungmo tidak panas kalau sang tunangan masih dipepet sama orang lain? Padahal jelas-jelas semua sudah mengetahui kalau Chaewon dan Jungmo sudah terikat dengan cincin pasangan yang sama.
Bahkan orang lain tampak lebih panik dan khawatir dibanding Jungmo.
Ya, memang tidak perlu seheboh itu. Tapi, hanya oh itu rasanya keterlaluan.
Kalau orang lain lihat pacarnya papasan secara tidak sengaja sama mantan saja rasanya sudah mau bangun tembok China atas dipasangin kacamata kuda biar gak bisa lirik-lirik lagi, kok, bisa-bisanya Jungmo dengan santainya malah makan pisang keju.
"Aneh.."
Sahutan Allen langsung menghentikan Jungmo yang masih ngunyah pisang sambil genjreng-genjreng gitar.
"Ada ya orang kayak lo, Mo."
Serim menggelengkan kepala, "Jadi lo itu sebenernya gimana, sih, Mo, sama Chaewon?"
"Gimana, maksudnya apa, sih?"
Entah pura-pura tak mengerti atau memang Jungmo benar-benar tidak mengerti dengan keheranan teman-temannya.
"Lo itu kayak gak serius sama Chaewon. Mana ada cowok yang tau tunangannya deket sama cowok lain malah biasa aja?"
Jungmo menghela nafasnya panjang, "Gue cuma gak mau terlalu mengekang dia, Bang. Gue gak mau ngelarang dia ini itu, yang akhirnya bikin dia gak nyaman."
"Tapi bukan berarti lo ngelepas dia sebebas-bebasnya, Mo. Lo itu tunangannya, tunangan loh, bukan sekedar pacar yang bisa putus cuma gara-gara rebutan kulit ayam."
Jungmo diam.
"Sebenernya gue gak kau ikut campur sama urusan hubungan orang lain, tapi kayaknya ini perlu gue tanyain sekarang."
Jungmo mengangkat kepalanya menghadap Serim yang menatap lurus ke arahnya.
"Sebenernya, apa, sih, arti Chaewon buat lo? Apa lo bener-benar sayang sama dia?"
"Gue sayang-"
"Sebagai apa? Apakah lo sayang sama Chaewon as a woman that you love? Atau lo cuma sekedar sayang sama dia sebagai adik, keluarga, temen? Atau bahkan lo cuma sayang sama dia karena lo tau, dia akan jadi tanggung jawab lo nanti?"
Jungmo kembali diam.
"Gue ngerti lo gak mau mengekang dia yang kata lo itu akan membuat dia gak nyaman. Tapi, yang namanya pasangan gak gini, Mo. Yang namanya cemburu itu perlu, untuk menunjukkan kalo lo beneran sayang sama dia. Itu salah satu bentuk perhatian lo buat dia."
Bukannya Jungmo tidak menyadari itu. Selama ini Jungmo hanya berusaha untuk menghindar. Terlalu memikirkan orang lain tanpa memikirkan dirinya sendiri adalah sifat buruknya. Sampai pada akhirnya, Jungmo tak menyadari, jika terlalu menekan egonya juga tak akan berakhir baik.
Jungmo hanya memikirkan bagaimana membuat orang tuanya bahagia. Jungmo hanya memikirkan bagaimana agar Chaewon merasa nyaman saat bersamanya, walau entah sampai kapan waktunya. Jungmo tak ingin menyakiti siapa pun. Jungmo tak memikirkan bagaiman hatinya. Dan akhirnya, Jungmo tak memakai hatinya.
Jungmo hanya bersikap baik, tanpa pernah berpikir, apa sebenarnya arti Chaewon untuknya.
"Buat dia merasa dimiliki sama lo."
more than ok ও
![](https://img.wattpad.com/cover/232056982-288-k541292.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
more than ok― chaewon ✔
Fanfictionkita berbagi banyak hal, tapi tak saling bicara | kpoplokal ©2020 syyouth- Parallel Universe}