#23: M̸̡̊ä̷͕́s̴̭̑k̷̖̈́i̸̛̥n̶̓͜g̴̱̒ ̸̅ͅm̷̜͊y̴̳͑ ̴̼̽b̴̜͊r̶̺̓à̴͉ì̸̲ǹ̵̢

285 63 5
                                    

"Minho, lihat ke sini."

"Tidak mau!"

Hari anak seharusnya menjadi hari yang paling menyenangkan serta dihiasi oleh senyuman anak-anak kecil yang polos bak malaikat. Namun berbeda dengan salah satu anak bermuka cemberut di depan kamera yang dipegang oleh ibunya. Ia menyilangkan kedua tangannya di depan dada sambil membuang muka terhadap anak lain yang seumurannya.

"Maaf, Ino."

Anak lain yang seumurannya tampak merasa bersalah sambil memegang ice cream cone yang hampir meleleh di tangannya. Sedangkan di antara kaki mereka terdapat sebuah ice cream cone lain yang sudah menyentuh tanah.

"Hng, ice cream Ino jatuh gara-gara Lixi!"

"Ya ampun Minho tidak boleh begitu, Felix kan sudah meminta maaf."

Ibu Minho tampak susah payah mengembalikan mood anaknya sedang buruk. Seharusnya beliau mengambil foto Minho dan Felix yang sedang memegang es krim dengan ceria, tetapi Felix tidak sengaja menyenggol Minho sehingga es krim yang dipegangnya jatuh.

"Maaf... ini es krim untuk Ino."

Felix menjulurkan es krim di tangannya namun hal itu belum dapat membuat hati Minho luluh. "Nanti kita main game bersama," ujar Felix.

Minho melirik sedikit ke arahnya. "Benarkah?"

Felix mengangguk menanggapi Minho. Ibu Minho kemudian tersenyum setelah melihat keduanya berbaikan. Ia bersiap mengambil foto keduanya dengan kameranya.

"Ayo, kalian berfoto dulu. Lihat sini satu... dua..."

.

🎮 C Y P H E R | O N L I N E ⚔️

.

"Ino mau main apa?"

"Hm... tidak tahu."

"Hah... sia-sia Felix ajak main."

"Main game mobil!"

Minho kecil yang baru berumur enam tahun tampak antusias ketika Felix mengajaknya bermain ke rumah. Bukan hal aneh karena rumah mereka berdua cukup dekat. Kedua orang tua mereka bahkan sering berkunjung ke rumah satu sama lain. Tidak heran jika berdua sangat dekat layaknya saudara.

"Itu apa?"

Minho menunjuk ke arah samping Felix yang sedang memegang perangkat game sambil berfokus ke layar.

"Apa?"

Saat perhatian Felix teralihkan, Minho tersenyum senang karena ia dapat memenangkan permainan kali ini.

"Ino curang!"

Felix berteriak tidak terima sambil memukul-mukul lengan Minho sedangkan yang dipukul hanya tersenyum jahil. Saat mereka berdua tengah ribut, pintu kamar Felix tiba-tiba terbuka menampakan ibunya.

"Ya ampun, anak ini pasti saja mengajak anak lain bermain game dengannya. Sudah dulu ya mainnya, Minho. Ibumu menunggu di ruang tamu."

Wajah Minho menampakan raut wajah yang sedikit sedih. Jika ibunya sudah datang ke rumah Felix, itu artinya hari sudah sore dan ia harus segera pulang. Lagipula besok juga ia masih bisa bermain dengan Felix, pikirnya.

Cypher | Stray KidsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang