#28: S̶̝̊o̶̻͌̀ň̴̠̰̆͗ ̷̣͇́̾̕ợ̵̣̽̃̕̚f̷̹̪̎̐ ̶͓̼̊͐͋̑̐E̵̢̗̍́́g̴̲̟̯̘͌̔̈́̇̕ͅo

275 61 11
                                    

Harta dan tahta.

Dua hal memabukkan yang menjadi impian banyak orang. Beberapa orang lebih memilih untuk mengorbankan hal lain demi kedua hal tersebut. Baik itu mengorbankan posisi orang-orang yang berada di bawah mereka atau bahkan keluarga mereka sendiri. Seperti anggur di bawah tanah dengan rasa semanis gula setiap teguknya, memabukan.

Bagi sebagian orang yang telah dikaruniai berkah, kedua hal tersebut seperti sebuah tali ari-ari yang menempel sejak dalam kandungan. Mengikuti sejak lahir dan terus mengikuti hingga akhir hayat. Beberapa orang beruntung akan mempertahankan eksistensi kedua hal tersebut dan tak akan membiarkannya pergi sampai mereka mati. Beberapa lainnya binasa seperti tali ari-ari yang melilit bayi.

Chansung adalah salah satunya. Harta dan tahta merupakan berkah baginya. Terlahir dalam keluarga yang diberkahi secara berlebih membuat hidupnya lebih dari cukup. Di usianya yang menginjak kepala tiga hanya satu hal yang membuatnya kekurangan.

Cinta.

Dari cinta itulah, cintanya yang lain terlahir. Sungguh, itu merupakan sebuah kebahagiaan baginya. Ia mencium cintanya yang baru saja terlahir. Ia menatap keduanya dengan rasa bahagia yang mekar bagai bunga di dada. Kini, hidupnya serasa sempurna.

Tetapi tak ada yang abadi.

Rasa memiliki yang membuatnya bahagia perlahan membuatnya mabuk dunia. Demi mempertahankan kebahagiaan, demi terhindar dari kebinasaan. Rasa serakah itu mengorek dalam dada.

Saat itu Changbin berusia enam tahun. Memainkan robot mainan di kamarnya seperti anak-anak pada umumnya. Tangannya menggenggam mainan kesayangannya. Berputar-putar sambil mengeluarkan suara dari bibir kecilnya.

"Syuuuu..."

Ia berputar, berlari, dan melompat di atas kasur seperti hendak terbang ke angkasa. Tidak peduli kasurnya yang telah berantakan, ia tetap bermain dengan asyik sendiri. Sampai pintu kamarnya terbuka.

"Changbin, ayo makan dulu," panggil ibunya dari pintu.

Changbin yang tengah asyik melompat di kasur menengok ke arah sang ibu. Ia kemudian menaruh mainannya sembarang dan melompat turun dari kasur kemudian berlari ke arah ibunda. Mereka kemudian menuruni tangga menghampiri kepala keluarga yang telah menunggu di meja makan.

Santap malam yang biasa. Beberapa percakapan kedua orang tuanya memberi bumbu di meja makan. Sesekali mereka menanyakan keadaan sekolah Changbin yang mengundang tawa dan memberikan rasa manis di antara mereka.

"Mengenai XZ Company..."

Ini lagi. Jika sudah menyangkut pekerjaan mereka, Changbin tidak bisa berbuat apa-apa. Ia hanya mengunyah kentang di hadapan sambil mendengar percakapan kedua orang tuanya. Padahal ia sendiri tidak mengerti apa yang mereka bicarakan.

"Sepertinya akan bagus apabila melakukan kerja sama dengan mereka. Perusahaan kita butuh perhatian yang lebih besar di masyarakat. Bekerja sama sepertinya bisa menaikan citra."

Memang perusahaan ayahnya merupakan salah satu perusahaan teknologi terbesar khususnya di dunia game. Pemain game mana yang tidak tahu perusahaan yang telah berdiri selama beberapa puluh tahun tersebut. Dengan mengeluarkan konsol serta permainan yang dinikmati berbagai kalangan, bukan hal aneh jika Xero Company menjadi salah satu perusahaan terbesar di Korea Selatan.

Namun pamornya masih kalah dengan beberapa perusahaan lain. Bisa dibilang perusahaan tersebut baik tetapi bukan yang nomor satu. Oleh karena itu, inisiatif Chansung untuk menggandeng perusahaan lain yang lebih terkenal tentunya ia lakukan untuk menaikan citra perusahaannya.

Cypher | Stray KidsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang