"Jadi, apa yang peramal itu katakan tentang ibuku?"
Jungkook membulatkan mata. "B-bagaimana Anda tahu tentang itu?"
Taehyung tersenyum. Lalu senyumnya beralih pada Seokjin di samping yang membalas senyumnya.
"Aku punya caraku. Aku tahu semuanya yang terjadi kerajaan ini," ucap Taehyung penuh bangga. Tangannya dilipat di atas meja bacanya.
"Sekarang, ceritakan padaku."
Jungkook meneguk ludah. Ini sama sekali tidak mudah.
Sekuat tenaga Jungkook membungkam seluruh wilayah komplek kediaman Ibu Suri, tetapi sang Raja entah bagaimana bisa mendengar kabar tentang kedatangan seorang peramal untuk ibunya.
Jungkook berhasil mendatangkan peramal yang sama seperti dua puluh lima tahun yang lalu ke hadapan Ratu Taeyeon. Hal ini diharapkan bisa menyelesaikan masalah tentang Jieun.
Namun, hasil kunjungan itu berakhir naas. Peramal tersebut berkata pada mereka untuk mengikuti apapun yang roh itu mau. Setelah dia puas, Jieun mungkin akan pergi.
Kemudian soal ramalan. Sang peramal mungkin bisa beritahu tentang ramalan, tetapi ia enggan memberitahu apa maksud dari isi ramalan tersebut.
Pria tua tersebut meminta mereka untuk mencari tahu sendiri. Katanya, cara terbaik untuk mengetahui masa depan adalah dengan melaluinya.
Sama sekali tidak membantu. Jungkook hampir menebas habis kepalanya jika Taeyeon tak sempat mencegah.
Dan sekarang ia dipanggil, Jungkook ceritakan semuanya pada Raja Timur sedetail mungkin tanpa kecuali.
Taehyung adalah pendengar yang baik. Ia tidak memotong atau berkomentar. Mata tajamnya lurus memandang Jungkook dan sebelah tangan memangku dagu.
"Aku harap Anda paham tentang kondisinya. Yang Mulia Ratu sedang sangat kesulitan dan stres akhir-akhir ini. Aku berusaha sekuat tenaga untuk membantu."
Dagu Taehyung terangkat. Ia menjilat bibirnya sendiri, pertanda ketika ia sedang serius berpikir.
"Menarik." Adalah komentarnya setelah diam beberapa saat.
"Aku selalu tahu ibuku adalah tipe yang senang sekali menyembunyikan banyak hal di balik kata-kata manisnya," kata Taehyung.
Lantas Jungkook mengerutkan kening. Ia tidak suka bagaimana Taehyung berbicara tentang sang Ratu.
Belum sempat Jungkook melempar sanggahan, Taehyung bicara lagi.
"Bolehkah aku bertemu dengan Jieun?"
***
Tak ada hal lain bagi Meili untuk menyebut dirinya sendiri selain bodoh.
Ia merasa bodoh dan malu. Perasaan ini pun berlangsung selama berhari-hari.
Masuk ke kamar seorang pria yang sedang sakit, menggambarnya, lalu tidur di kamarnya, itu sangat tidak sopan. Meili sendiri sangat sadar tentang perbuatannya yang mengacau itu.
Setelah terbangun dengan sangat tidak anggun di kamar Hoseok, Meili tak pernah mau berhadapan dengan Hoseok lagi.
"Tapi kau adalah gurunya sekarang. Kau tak bisa menghindari Hoseok selamanya."
Begitu kata Anna saat Meili lari ke dapur setelah memberi Hoseok instruksi untuk pelajaran hari ini: sedikit demonstrasi gerakan-gerakan bela diri dasar.
Sudah beberapa hari terakhir Meili berlaku demikian. Basa-basi sedikit, memberinya sedikit demonstrasi di halaman, dan membiarkan Hoseok menguasai gerakan-gerakan itu dengan caranya sendiri sebelum Meili datang lagi untuk memeriksa di malam hari.
KAMU SEDANG MEMBACA
[jhs] Apprentice of Evil ✔
Historical FictionHoseok merelakan mimpinya untuk memenuhi wasiat sang Ayah. Namun, siapa sangka? Hoseok betul-betul dibuat bertekuk lutut oleh seorang gadis. Gadis kecil yang tampak tak berdaya itu tampak seperti monster. Namun, Hoseok tidak tahu dibalik semua itu...