THIRTY ONE

488 141 114
                                    

Jungkook menyingkir dengan perasaan syok. Tak pernah ia pikirkan bahwa di saat seperti ini, Jieun akan muncul.

Sang roh berdiri dan merenggangkan tubuhnya dengan santai, seolah luka-luka yang ada di tubuh Taeyeon tidak pernah ada.

"Kurasa aku sudah mengatakannya secara jelas padamu, Jungkook. Aku butuh dua kepala." Jieun berkata dengan nada kecewa. Ia mendekat ke arah Meili yang sedang memberontak dari Hoseok dan membeberkan muka penuh amarahnya pada Jieun.

"Tapi kau membawakan mereka dalam keadaan utuh. Ini lebih baik, sebetulnya. Terima kasih, Burung Kecil." Jieun berbalik dan memberikan senyuman manis.

Jungkook tercengang di tempatnya duduk. Napasnya melambat. Ia tidak mengerti apa yang Jieun katakan sampai di kepalanya terlintas,

Dewi pegunungan dan ksatria yang tertidur.

Lantas Jungkook memerhatikan Meili dan Hoseok bergantian.

Dewi pegunungan dan ksatria yang tertidur.

Itu... itu mereka...?

Hoseok tidak bisa menahan Meili lagi karena gadis itu terlalu kuat, termakan oleh rasa marah. Meili pun maju ke depan untuk melayangkan tinju pada wanita yang ia anggap Ratu itu.

Namun, pergerakannya terhenti begitu tangan Jieun menangkap leher Meili.

Semula, Meili akan memberontak. Ia berusaha lepaskan cengkeraman Jieun dan menendang wanita di hadapannya sekuat tenaga.

Tapi Jieun tidak bergeming sama sekali. Ia eratkan genggamannya pada leher malang Meili, membuat sang gadis tersedak. Pelan-pelan, kaki Meili tidak menyentuh tanah lagi.

"Aw, lihat dirimu." Jieun berbisik. Senyum congkak di wajahnya. "Cantik, muda, kuat, penuh ambisi. Persis seperti ibumu."

Meili sudah tidak bisa bernapas. Ia meronta bukan hanya semata-mata ingin menghajar wanita di hadapannya. Namun juga supaya terlepas dari cekikan tak kenal ampun.

"H-hei, berhenti." mata Hoseok berlarian di antara Jieun dan Meili. Hoseok sanggup mendengar bagaimana Meili tersedak, tak sanggup bernapas.

"Berhenti! Jangan sakiti dia!" Hoseok menyentak. Ia hampir mendekat hingga wanita yang mencekik Meili melirik ke arahnya.

Sontak, bulu kuduk Hoseok berdiri seluruhnya. Dari sana lah ia menyadari bahwa ada yang tidak beres.

Akar-akar, ranting, dan dedaunan di sekitarnya bergerak cepat ke arahnya. Hoseok sama sekali tidak sempat untuk menghindar sebelum anggota geraknya dililit oleh alam yang bergerak dengan sendirinya.

Atau... sebetulnya dikendalikan oleh Jieun.

Hoseok memberontak sebisanya. Namun, akar-akar itu lebih kuat dan menarik Hoseok mundur. Tarikannya begitu kuat hingga Hoseok dibanting ke satu batang pohon di belakangnya.

"Ho... Seok..." Meili berbisik. Suaranya nyaris tak terdengar.

Hoseok berteriak di belakang, berusaha lepas dari jeratan akar-akar itu. "Lepaskan aku! Meili!" begitu serunya terus menerus. Tubuhnya diikat menyatu dengan batang pohon. Kaki dan tangannya sudah tak bisa digerakkan. Perut dan lehernya dililit. Hoseok langsung tersedak.

Jungkook yang menonton semua hanya bisa membelalak. Lidahnya kelu, kakinya tertanam di tanah. Ia tidak bisa meneriakkan protes pada Jieun, entah mengapa.

Oh, astaga. Meili dan Hoseok adalah temannya. Jika Jieun membunuh mereka malam ini...

"Dia pengganggu. Bukankah begitu?" Jieun berbisik pada Meili yang sudah membiru.

[jhs] Apprentice of Evil ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang