I'm back guys!
Selamat datang dan selamat membaca
Enjoy it!
|one only-Pamungkas|
"Seperti angin, seperti debu. Aku tak bisa menangkapmu, aku tak bisa melihatmu"
-Alisha Nadhira .M.
***
"Gue bareng lo ya" pinta Alisha.
"Iye, udah sana ke parkiran"
"Gue sama lo aja"
Maudy menghentikan aktivitasnya. "Lo gak nyusul Barra dulu?"
"Enggak"
"Lah tumben"
"Perut gue sakit, ayo" bohong Alisha
Sebenarnya bukan karena perutnya yang sakit tetapi sejak melihat Tania yang memberi air mineral itu moodnya memburuk. Apalagi Alisha termasuk orang yang moody, jika moodnya tidak bagus ya jadi gitu deh.
Maudy menyusul Alisha yang sudah berjalan. Kalau Maudy tipikal orang yang tidak memaksa seseorang untuk bercerita.
Mata Alisha melihat Barra dan Tania yang sedang mengobrol. Alisha tebak Tania pasti akan latihan cheers karena perempuan itu telah berganti baju latihan cheers serta sweater biru tebal.
Disana Tania tidak sendiri, ada dua teman Barra. Sialnya lagi, motor Maudy terparkir tepat di samping mereka berempat. Alisha melangkahkan kakinya.Matanya menatap Barra yang sama sekali tidak menatap balik setelah itu Alisha menunduk. Baru pertama kalinya ia tidak menyapa Barra. Moodnya hari ini memang benar-benar tidak baik.
Darren yang melihat Alisha langsung pulang tanpa menyapa temannya itu terheran-heran. Bagaimana bisa? gadis yang sangat mengejar Barra itu mendiamkan Barra.
Tania pun merasakan hal yang sama, apakah kehadirannya mengganggu Barra?
Sementara Barra, ia merasa biasa saja. Ia tidak perduli mau Alisha menyapa atau tidak yang jelas itu sama sekali gak ngaruh buat dirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
About Barra [TAMAT]
Ficção Adolescente"Ya emangnya salah kalo cewek ngejar cowok duluan?" Pertanyaan yang selalu Alisha jawab saat ia ditanya mengapa mengejar pria itu. Bukan, bukan tentang pria yang menemukan gadis cantik lalu merangkai kisah bersama. Bukan juga tentang perempuan yang...